KEFAMENANU, KOMPAS.com - Jalan negara yang menghubungkan Niki-Niki, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Noemuti Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), rusak parah padahal pekerjaan tersebut baru seminggu selesai.
Proyek jalan negara itu berupa peningkatan struktur jalan, sejauh 935 meter di Desa Oeparigi, Kecamatan Noemuti, TTU. Dari pantauan Kompas.com, Minggu (4/1/2014) terlihat, kerusakan jalan aspal hotmix tersebut di tujuh titik di sepanjang jalan yang hampir mencapai satu kilometer.
Kondisi ini tentunya sangat mengganggu arus lalu lintas, karena jalan itu berada persis di jalur ramai Trans-Timor yang menghubungkan Kupang, Soe, Kefamenanu, Atambua dan negara Timor Leste.
Proyek jalan negara itu berupa peningkatan struktur jalan, sejauh 935 meter di Desa Oeparigi, Kecamatan Noemuti, TTU. Dari pantauan Kompas.com, Minggu (4/1/2014) terlihat, kerusakan jalan aspal hotmix tersebut di tujuh titik di sepanjang jalan yang hampir mencapai satu kilometer.
Kondisi ini tentunya sangat mengganggu arus lalu lintas, karena jalan itu berada persis di jalur ramai Trans-Timor yang menghubungkan Kupang, Soe, Kefamenanu, Atambua dan negara Timor Leste.
Pada papan pekerjaan proyek, tertulis jelas proyeknya dikerjakan oleh Kontraktor pelaksana PT Usaha Karya Buana dengan nomor kontrak HK.02.03/165/05/SNVT.PJNW.I.NTT/2014. Sumber dana dari APBN murni dengan nilai kontrak Rp 18.989.255.000. Adapun konsultan supervisi yakni PT Buana Archicon, CV Bayu Pratama, PT Cipta Wahana Nusantara dan PT Gagas Bagaskara.
Dua orang warga Desa Oeparigi, Marten Falo dan Anis yang ditemui Kompas.com di lokasi jalan rusak mengaku kecewa dengan cara kerja kontraktor yang terkesan asal jadi.
"Ini dananya sangat besar tetapi hasilnya sangat mengecewakan. Kondisi jalan sendiri yang kita lihat berlubang cukup besar dan dalam, serta retak di sejumlah titik. Proyek jalan ini baru satu minggu selesai dan belum sempat dinikmati oleh masyarakat tetapi malah rusak duluan,"kata Marten yang diamini Anis.
"Jangan anggap sepele jalan ini karena yang melintasinya bukan hanya kendaraan Indonesia tetapi juga kendaraan dari luar negeri yakni Timor Leste. Lalu lalang kendaraan dari luar negeri itu juga setiap hari,"tandas Marten.
Sementara itu pihak Kontraktor PT Usaha Karya Buana belum berhasil dihubungi Kompas.com lantaran saat ini tidak berada di NTT.
http://regional.kompas.com/read/2015/01/04/1927021/Seminggu.Rampung.Jalan.Negara.Senilai.Rp.18.9.miliar.Kembali.Rusak
nah lo....efek sunatan masal kah?
Dikutip dari: http://adf.ly/vr0Cd


