Petinggi Air Asia Menangis di Pemakaman Pramugara

Jakarta - Pemakaman pramugara Air Asia, Wismoyo Ari Pambudi, diwarnai suasana haru. Lelaki yang dipanggil Yoyok ini dimakamkan di Tempat Pemakamam Umum Jetak Lor, Klaten, Jawa Tengah, Senin siang, 5 Januari 2015. Pemakaman tersebut berada tidak jauh dari rumah orang tua pramugara berusia 24 tahun tersebut.
Jenazah Yoyok, demikian panggilan akrab Ismoyo, tiba di rumah duka sejak semalam. Jenazah diantar oleh Presiden Direktur Air Asia Indonesia Sunu Widyatmoko dan langsung diserahkan kepada perwakilan keluarga.
Sebelum pemakaman, para pelayat datang silih berganti untuk memberi penghormatan terakhir untuk jenazah. Karangan bunga dari sejumlah instansi dan relasi berjajar di jalan menuju rumah duka. Beberapa di antaranya berasal dari Pemerintah Kabupaten Klaten dan manajemen Air Asia.

Jakarta - Pemakaman pramugara Air Asia, Wismoyo Ari Pambudi, diwarnai suasana haru. Lelaki yang dipanggil Yoyok ini dimakamkan di Tempat Pemakamam Umum Jetak Lor, Klaten, Jawa Tengah, Senin siang, 5 Januari 2015. Pemakaman tersebut berada tidak jauh dari rumah orang tua pramugara berusia 24 tahun tersebut.
Jenazah Yoyok, demikian panggilan akrab Ismoyo, tiba di rumah duka sejak semalam. Jenazah diantar oleh Presiden Direktur Air Asia Indonesia Sunu Widyatmoko dan langsung diserahkan kepada perwakilan keluarga.
Sebelum pemakaman, para pelayat datang silih berganti untuk memberi penghormatan terakhir untuk jenazah. Karangan bunga dari sejumlah instansi dan relasi berjajar di jalan menuju rumah duka. Beberapa di antaranya berasal dari Pemerintah Kabupaten Klaten dan manajemen Air Asia.
Perwakilan dari Air Asia, Dato Kamarudin bin Meranun, juga mendapat kesempatan untuk memberikan sambutan dalam upacara pemakaman tersebut. "Kami sangat berduka untuk seluruh korban," kata dia dalam sambutannya. Menurutnya, saat ini sekitar 15 ribu karyawan Air Asia dari seluruh dunia sedang berkabung lantaran musibah yang menimpa QZ8501.
Mereka juga berharap agar lima awak QZ8501 yang lain juga segera diketemukan. "Kami mohon doanya," katanya. Sambutan itu disampaikan oleh Kamarudin tanpa sanggup menahan tangis.
Salah satu pilot Air Asia yang ikut melayat, Dwi Harso Syah, mengaku sangat mengenal Yoyok. "Kami sering terbang bersama," katanya. Menurutnya, Yoyok merupakan tipe pemuda yang cepat akrab dalam bergaul. Apalagi, mereka berdua berasal dari daerah yang sama.
Jenazah Yoyok dimakamkan di pemakaman dusun setempat yang berada tidak jauh dari rumah duka. Selain kerabat dan tetangga, sejumlah rekan kerja Yoyok juga ikut mengantar jenazah. Mereka terlihat menggunakan pita putih yang disematkan di dada bagian kiri.
SUMBER.........
Semua orang pasti bakalan ikut sedih, siapa sih yang mau terjadi kecelakaan????? Tapi sekali lagi, kita harus ingat kejadian ini terjadi karena takdir, takdir yang mengatur Tuhan dan manusia hanya bisa berpasrah diri!!!!
Dikutip dari: http://adf.ly/vsqCo


