![[imagetag]](http://statik.tempo.co/data/2013/12/07/id_244412/244412_620.jpg)
Seperti dikutip dari CNN, lagu tersebut diperkenalkan kepada publik saat mereka merilisnya sebagai single tahun 1984, tepat saat Mandela berulang tahun ke-65. Masyarakat pun saat itu bertanya-tanya, siapakah Mandela? Soalnya, nama pemimpin anti-aphartheid di Afrika Selatan itu memang belum terlalu dikenal di dunia.
Ketidaktahuan publik mungkin bisa dibilang wajar. Sang penulis lagu, Jerry Dammers, yang juga salah satu pendiri The Special AKA, juga mengaku hanya tahu sedikit soal Mandela. �Saya tidak tahu soal Nelson Mandela meskipun saya tahu soal anti-aphartheid, dan dia adalah ikon seluruh perjuangan itu,� kata dia kepada CNN.
Tapi setelah lagu itu muncul, masyarakat dunia pun seolah disadarkan bahwa ada seorang pejuang anti-politik warna kulit sudah dipenjara selama puluhan tahun. Lagu Free Nelson Mandela pun langsung masuk ke-10 besar tangga lagu di Inggris Raya. Lagu itu juga terbukti efektif memberikan pembelajaran soal perjuangan Mandela.
Sebenarnya, Free Nelson Mandela bukan aksi dukungan secara terbuka pertama bagi kelompok anti-aphartheid. Tercatat tahun 1960 The Beatles, The Rolling Stones, dan The Walkers Brothers menyerukan aksi boikot terhadap Afrika Selatan saat terjadi pembantaian oleh pemerintah Afsel terhadap aktivis anti pembedaan warna kulit yang dikenal sebagai Sherpeville Massacre (Pembantaian di Sherpeville).
SUMBER


