Menurut sumber Tempo, akibat pengeroyokan itu Arief mengalami luka pendarahan di bagian kepala serta luka dalam di liver dan ginjal. �Ia sekarang dirawat di Rumah Sakit AU Hardjolukito, Yogyakarta,� kata sumber tersebut kepada Tempo, Selasa, 25 Maret 2014.
Kasus ini awalnya dipicu oleh hasil diagnosis dokter Arief yang menunjukkan ada masalah di jantung Letnan D. Untuk memastikan masalah, dokter merekomendasikan Letnan D diperiksa di Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto Jakarta karena alat di rumah sakit ini lebih canggih. �Letnan D disarankan datang ke RSPAD bersama dokter Arief,� kata sumber itu.
Namun keduanya datang pada hari yang berbeda. Letnan D datang pada pada hari Senin, 10 Maret 2014. Sedangkan Arief datang esok harinya karena dalam surat perintahnya tertera tanggal 11 Maret 2014. Sampai di Jakarta, Arief tidak bertemu dengan D.
Selang sehari, sumber itu melanjutkan, Arief datang ke kantornya di Yogyakarta seperti biasanya. Namun, ketika di kantin sekitar pukul 12.00, ia tiba-tiba dipukul dan dikeroyok oleh sembilan perwira. Mereka memukul Arief di bagian tengkuk, perut, dan anggota badan lainya menggunakan botol teh.
Menurut sumber tersebut, motif Letnan D mengeroyok Arief karena kecewa dengan diagnosis yang menyatakan jantungnya bermasalah. "Kalau jantung bermasalah, pelaku tidak bisa terbang dan itu pemicu dia memukul korban," ujar sumber tersebut.
Kepala Dinas Penerangan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto membenarkan adanya kasus penganiayaan terhadap Kapten Arief oleh sembilan perwira. "Kami sudah dengar dan dokter Arief memang jadi korban," kata Hadi saat dihubungi, Selasa, 25 Maret 2014.
SUMBER


