Ambon (ANTARA News) - Investor asal Polandia akan membangun industri pengolah nikel atau smelter di kawasan Gunung Kobar, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Maluku Martha Nanlohy ketika dikonfirmasi, Sabtu, mengatakan kawasan Gunung Kobar merupakan lokasi penambangan nikel yang sudah saatnya dibangun smelter sesuai undang-undang maupun peraturan pemerintah.
"Investor asal Polandia tersebut sedang mengurus izin pembangunan smelter yang berkapasitas 20 ribu ton," ujar Martha.
Dia mengemukakan izin tersebut diproses di Badan Penanaman Modal(BPM) Maluku.
"Saya dinformasikan investasi untuk pembangunan smelter dan fasilitas pendukung lainnya diprakiraan menyerap anggaran Rp2,8 triliun," kata Martha.
Bupati Seram Bagian Barat Jakobus Puttileihalat mengatakan, nikel yang dihasilkan akan langsung dibersihkan menjadi sponge iron untuk dilanjutkan pada fase ekspor.
"Smelter tersebut bila rampung, merupakan pertama di Maluku dengan rencana pembangunanya dua tahun," ujarnya.
Fasilitas lainnya yang segera dibangun adalah listrik dengan kapasitas 200 mega watt (MW) sebagai fasilitas hilirisasi tambang.
Cadangan nikel di kabupaten itu berdasarkan hasil eksplorasi diprakiraan sebanyak 100 juta ton.
Seram Bagian Barat telah melakukan ekspor perdana nikel dalam bentuk bahan mentah pada 11 Januari 2014 tujuan China sebanyak 20.000 ton dari rencana 50.000 ton.
http://www.antaranews.com/berita/426...bangun-smelter
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Maluku Martha Nanlohy ketika dikonfirmasi, Sabtu, mengatakan kawasan Gunung Kobar merupakan lokasi penambangan nikel yang sudah saatnya dibangun smelter sesuai undang-undang maupun peraturan pemerintah.
"Investor asal Polandia tersebut sedang mengurus izin pembangunan smelter yang berkapasitas 20 ribu ton," ujar Martha.
Dia mengemukakan izin tersebut diproses di Badan Penanaman Modal(BPM) Maluku.
"Saya dinformasikan investasi untuk pembangunan smelter dan fasilitas pendukung lainnya diprakiraan menyerap anggaran Rp2,8 triliun," kata Martha.
Bupati Seram Bagian Barat Jakobus Puttileihalat mengatakan, nikel yang dihasilkan akan langsung dibersihkan menjadi sponge iron untuk dilanjutkan pada fase ekspor.
"Smelter tersebut bila rampung, merupakan pertama di Maluku dengan rencana pembangunanya dua tahun," ujarnya.
Fasilitas lainnya yang segera dibangun adalah listrik dengan kapasitas 200 mega watt (MW) sebagai fasilitas hilirisasi tambang.
Cadangan nikel di kabupaten itu berdasarkan hasil eksplorasi diprakiraan sebanyak 100 juta ton.
Seram Bagian Barat telah melakukan ekspor perdana nikel dalam bentuk bahan mentah pada 11 Januari 2014 tujuan China sebanyak 20.000 ton dari rencana 50.000 ton.
http://www.antaranews.com/berita/426...bangun-smelter