Quote:Disebut `Boneka` Megawati, Ini Komentar Jokowi
Ngawi - Capres PDIP Jokowi dikenal sangat patuh terhadap Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Bahkan, beberapa kalangan menyebutnya sebagai 'boneka' Megawati.
Namun, pria bernama lengkap Joko Widodo itu mengku tak jarang berselisih paham dengan Megawati. Pemikiran yang berbeda terhadap beberapa hal menjadi akar perselisihan itu. Salah satunya terkait lokasi deklarasi capres.
"Misalnya itu soal tempat deklarasi capres waktu itu," ujar Jokowi di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Senin (31/3/2014).
Pada 14 Maret 2014 lalu, Jokowi mendeklarasikan diri sebagai capres setelah mendapatkan mandat sebagai capres PDIP di rumah si Pitung, Marunda, Jakarta Utara. Sementara Ketua DPP PDIP Puan Maharani di kantor DPP PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, membacakan mandat berupa tulisan tangan Megawati untuk Jokowi sebagai capres.
"Bu Mega matang secara pengalaman politik. Dia salah satu mentor saya. Beliau memiliki pengaruh besar dalam karir politik saya," tegas Jokowi.
Pakar komunikasi politik Tjipta Lesmana menilai, persepsi yang menyebutkan capres adalah sebuah boneka, karena akan 'diatur-atur' jika tidak mengemban jabatan ketua umum ataupun posisi strategis dalam partai. Ia mencontohkan ketika PDIP mengusung Jokowi sebagai capres.
"Kan banyak persepsi yang mengatakan bahwa Jokowi sebagai capres boneka," kata Tjipta dalam diskusi 'Siapa Dalang dan Wayang Capres 2014' di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 29 Maret.
Tjipta menuturkan, selain PDIP ada satu partai lagi yang jika mengusung capres akan disebut sebagai capres boneka. Partai yang dimaksud Tjipta adalah Demokrat.
"Partai Demokrat kan capresnya berasal dari konvensi. Tentu nanti jika hasil survei tidak sesuai dengan majelis tinggi, majelis tinggi yang akan menentukan capresnya," tuturnya.
Politisi Partai Gerindra Yudi Syamhudi Suyuti juga mengaku, partainya tidak khawatir terhadap pencapresan Joko Widodo yang dijagokan PDIP. Meski gerakan Jokowi dan PDIP secara fatamorgana terlihat besar, namun Gerindra melihat hal itu sebenarnya sangat kecil.
"Karena PDIP dan Jokowi bukan lagi partai dan sosok nasionalis sejati. Mereka hanya 'boneka' dan antek asing yang difasilitasi para konglomerat," kata Yudi dalam keterangan tertulis, Sabtu 22 Maret.
Menurut dia, meski di belakang kekuatan politiknya diduga ada pemodal besar, namun semua itu tidak ada artinya dengan komitmen dan konsiten perjuangan untuk rakyat dan kebangsaan.
"Kami yakin Jokowi kalah oleh Prabowo. Dan Partai Gerindra pasti menguat dan membesar, meskipun PDIP lebih besar suaranya dari Gerindra," ujar calon anggota legislatif itu.
SUMBER..........
Sekarang udah enggak jaman lagi yang namanya 'capres boneka' yang ada sekarang capres yang mau peduli dengan keadaan bangsa dan selalu ingin membuat Indonesia lebih maju di mana Internasional!!!!!
Ngawi - Capres PDIP Jokowi dikenal sangat patuh terhadap Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Bahkan, beberapa kalangan menyebutnya sebagai 'boneka' Megawati.
Namun, pria bernama lengkap Joko Widodo itu mengku tak jarang berselisih paham dengan Megawati. Pemikiran yang berbeda terhadap beberapa hal menjadi akar perselisihan itu. Salah satunya terkait lokasi deklarasi capres.
"Misalnya itu soal tempat deklarasi capres waktu itu," ujar Jokowi di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Senin (31/3/2014).
Pada 14 Maret 2014 lalu, Jokowi mendeklarasikan diri sebagai capres setelah mendapatkan mandat sebagai capres PDIP di rumah si Pitung, Marunda, Jakarta Utara. Sementara Ketua DPP PDIP Puan Maharani di kantor DPP PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, membacakan mandat berupa tulisan tangan Megawati untuk Jokowi sebagai capres.
"Bu Mega matang secara pengalaman politik. Dia salah satu mentor saya. Beliau memiliki pengaruh besar dalam karir politik saya," tegas Jokowi.
Pakar komunikasi politik Tjipta Lesmana menilai, persepsi yang menyebutkan capres adalah sebuah boneka, karena akan 'diatur-atur' jika tidak mengemban jabatan ketua umum ataupun posisi strategis dalam partai. Ia mencontohkan ketika PDIP mengusung Jokowi sebagai capres.
"Kan banyak persepsi yang mengatakan bahwa Jokowi sebagai capres boneka," kata Tjipta dalam diskusi 'Siapa Dalang dan Wayang Capres 2014' di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 29 Maret.
Tjipta menuturkan, selain PDIP ada satu partai lagi yang jika mengusung capres akan disebut sebagai capres boneka. Partai yang dimaksud Tjipta adalah Demokrat.
"Partai Demokrat kan capresnya berasal dari konvensi. Tentu nanti jika hasil survei tidak sesuai dengan majelis tinggi, majelis tinggi yang akan menentukan capresnya," tuturnya.
Politisi Partai Gerindra Yudi Syamhudi Suyuti juga mengaku, partainya tidak khawatir terhadap pencapresan Joko Widodo yang dijagokan PDIP. Meski gerakan Jokowi dan PDIP secara fatamorgana terlihat besar, namun Gerindra melihat hal itu sebenarnya sangat kecil.
"Karena PDIP dan Jokowi bukan lagi partai dan sosok nasionalis sejati. Mereka hanya 'boneka' dan antek asing yang difasilitasi para konglomerat," kata Yudi dalam keterangan tertulis, Sabtu 22 Maret.
Menurut dia, meski di belakang kekuatan politiknya diduga ada pemodal besar, namun semua itu tidak ada artinya dengan komitmen dan konsiten perjuangan untuk rakyat dan kebangsaan.
"Kami yakin Jokowi kalah oleh Prabowo. Dan Partai Gerindra pasti menguat dan membesar, meskipun PDIP lebih besar suaranya dari Gerindra," ujar calon anggota legislatif itu.
SUMBER..........
Sekarang udah enggak jaman lagi yang namanya 'capres boneka' yang ada sekarang capres yang mau peduli dengan keadaan bangsa dan selalu ingin membuat Indonesia lebih maju di mana Internasional!!!!!