SITUS BERITA TERBARU

93% Warga Menolaknya Jadi Gubernur? Ahok: Terlalu Halus Mainnya

Wednesday, March 26, 2014
Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menilai survei Kader Muda PKS yang menyebutkan 93% warga DKI menolaknya menjadi gubernur hanya bentuk tekanan.

"Dia lupa Ahok ini udah 10 tahun di-press (tekan) seperti itu. Jadi itu terlalu kecil tuh diteken kayak gitu. Terlalu halus mainnya," ujarnya di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (26/3/2014).

Namun ia tak ingin menuding survei tersebut merupakan pesanan oleh pihak lain untuk menjatuhkannya. Yang pasti meskipun hanya survei pesanan, Ahok tak ingin memikirkannya. Pasalnya ia mengaku telah berpengalaman dengan isu-isu di dunia politik.

"Aku sudah biasa mau pesanan atau apa. Dia lupa Ahok itu nggak hanya lahir hari ini. Ahok sudah ngalamin dari 2003, saat di Belitung Timur diserang PBB," tegasnya.

Kader muda Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tergabung dalam Gerakan Pemuda (Gema) Keadilan, Garda Keadilan dan Benteng Muda PKS menyatakan, 93% warga Jakarta menolak Ahok menjadi Gubernur DKI jika Jokowi terpilih menjadi presiden.

Hal itu diperoleh dari hasil survei tatap muka dan online yang diadakan pada 20-24 Maret 2014 dengan jumlah responden 1.589 orang. Berdasarkan survei itu hanya 7% yang setuju.

Sumber

Survei Gema PKS: 23% Responden Nilai Ahok Tak Santun

Liputan6.com, Jakarta - Gerakan Pemuda (Gema) Keadilan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jakarta dan Benteng Muda PKS mendukung ide penolakan Ahok menjadi Gubernur DKI jika Jokowi sukses melenggang ke Istana pada Pilpres 2014 mendatang.

Ketua Gema Keadilan, Reynold Darmansyah, mengatakan bentuk penolakan ini bukan hanya datang dari pihaknya semata, melainkan kehendak warga masyarakat DKI, berdasarkan hasil survei Gema Keadilan.

"Setelah dilakukan survei dari 20 Maret hingga 24 Maret dengan total 1.589 responden, kami memakai 2 cara survei yakni online dan tatap muka. Dari 1.589 responden, 300 tatap muka dan 1.289 sampel online, ternyata menghasilkan pada kesimpulan, sosok Ahok yang memang tidak disukai warga DKI Jakarta," kata Reynold di Galeri Cafe, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (25/3/2014).

Berdasarkan hasil survei itu, kata Reynold, masyarakat DKI tidak menyukai gaya kepemimpinan Ahok lantaran dikenal sebagai sosok pribadi yang cukup sombong dan tidak simpatik.

"Berdasarkan hasil survei kami, sosok Ahok dikenal sebagai pribadi yang belagu, sombong, dan tidak simpatik. Itu total pemilih sampai 24 persen. Lalu gaya kepemimpinannya yang kasar dan tidak santun sebesar 23 persen," ujar Reynold.

Adanya penolakan Ahok untuk menduduki jabatan sebagai Gubernur, lanjut Reynold, semata-mata terkait dengan gaya kepemimpinan Ahok, dan bukan terkait etnis apalagi ideologi. Hal itu karena melihat hasil kinerja Ahok selama bersama Jokowi sebagai wagub.

"Kita khawatir nantinya akan semakin banyak perjudian terhadap lelang jabatan. Lelang itu justru akan menciptakan perjudian dalam jabatan," ujarnya.

Alasan Warga

Survei Gerakan Pemuda (Gema) Keadilan PKS ini juga menyebut 93 persen warga menolak Ahok menjadi gubernur DKI Jakarta. Survei yang dilakukan di Jakarta itu berlangsung mulai 20-24 Maret 2014.

Peneliti Gema Keadilan, Mustofa, menyatakan pihaknya memakai 2 cara survei yakni online dan tatap muka. Dari 1.589 responden, 300 tatap muka dan 1.289 sampel online.

"Yang pakai online memakai google drive, dengan memberi link survei. Dalam survei ini tidak memakai tingkat kepercayaan dan margin of error," kata Mustofa di Galeri Cafe, Cikini, Jakarta, Pusat, Selasa (25/3).

Mustofa berujar, banyak alasan warga Jakarta tidak menyukai Ahok. Sebanyak 17 persen, orang menilai mantan Bupati Belitung Timur itu dinilai tidak berbudaya dan beretika sebagai orang beragama. Sedangkan 17 persen menyatakan Ahok kerap menyalahkan anak buah.

"Ahok tidak menghormati pendapat orang lain 15 persen, dan lainnya 4 persen," imbuh Mustafa.

Selain itu, 23 responden menilai Ahok bakal melakukan serangkaian kebijakan program yang ekslusif dan sektarian.

"Hubungan kerja birokrasi dengan Pemda tidak harmonis, 18 persen. Akan marak dekandensi moral di Jakarta, seperti legalisasi prostitusi, nepotisme, dan menyampingkan aktivitas keagamaan, 16 persen," ungkap dia.

Selanjutnya, Mustofa menyebut, Ahok dikhawatirkan bakal menghilangkan budaya Betawi dan menjadi budaya hedonis (15%). Selain itu, menjalankan agenda antikorupsi dengan arogan dan otoriter (12%).

"Terakhir, Ahok bakal mementingkan kelompok untuk bangun Jakarta dan alasan lain dengan persentase 5 persen," tandas Mustofa. (Yus Ariyanto)

Baca juga:

Ahok Buka Peluang PNS Daerah Pindah ke Jakarta

Digugat Kepsek ke PTUN, Ahok: Nggak Apa-apa Nanti, Gue Lapor KPK

Tak Akan Umbar Amarah, Ahok Punya Jurus Atasi Pegawai `Nakal`



(Muhammad Ali)
Sumber2
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive