Please disable ad-blocker to view this page



SITUS BERITA TERBARU

7 Media Ini Berpihak dan Tendensius

Wednesday, March 26, 2014



Ketua Dewan Pers Bagir Manan meminta sejumlah pemilik media untuk menghormati etika jurnalistik. Alasannya, kata dia, para pemilik yang terjun ke dunia politik menggunakan medianya sebagai sarana mengampanyekan diri.

"Dengan menghormati etika jurnalistik berarti mereka ikut menjaga pers yang sehat," kata Bagir usai acara Menakar Independensi Dan Netralitas Jurnalisme Dan Media Indonesia di gedung Dewan Pers, Jakarta, Rabu 26 Maret 2014. (Baca: Dewan Pers Kritik Pemberitaan Pemilu)

Masalahnya, sejumlah media yang dimiliki elit partai menunjukkan ada indikasi tak independen dan tak netral terkait dengan berita politik menjelang pemilihan umum 9 April nanti. Hasil penelitian Masyarakat Peduli Media menunjukkan adanya keberpihakan media terhadap pemiliknya. Peneliti dari Masyarakat Peduli Media, Muzayin Nazaruddin, memberikan dua contoh media televisi yang berpihak ke pemiliknya, TV One milik Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie dan Metro TV milik Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.

TV One, kata Muzayin, lebih banyak menyiarkan Partai Golkar dan Aburizal Bakrie dibanding partai dan calon presiden lainnya. "Demikian pula Metro TV lebih banyak menampilkan Surya Paloh dan narasumber dari Partai NasDem," ujarnya.

Keberpihakan tak hanya terjadi di televisi tapi juga media cetak. Muzayin memaparkan Rakyat Merdeka memberi porsi pemberitaan dominan bagi Dahlan Iskan, pemilik Jawa Pos Group. "Dalam pemberitaan di Rakyat Merdeka, figur Dahlan Iskan selalu digambarkan secara positif," ucapnya. (Baca: Soal Berita Pemilu, Dewan Pers Soroti Empat Stasiun TV)

Media Indonesia pun begitu. Media Indonesia, Muzayin menyatakan cenderung memberitakan Partai NasDem secara positif. "Jadi, Media Indonesia dan Rakyat Merdeka cenderung berpihak kepada pemiliknya," tutur Muzayin.

Peneliti dari Pemantau Regulasi dan Regulator Media, Amir Efendi Siregar, menyatakan hal yang senada dengan Muzayin. Dalam hasil penelitian PR2M, media massa baik cetak maupun elektronik yang dimiliki politikus sering digunakan untuk kepentingan pribadinya.

Amir mencontohkan RCTI dan Okezone.com, dan koran Seputar Indonesia. "Observasi yang dilakukan peneliti menemukan bahwa liputan-liputan di media dalam kelompok MNC tidak hanya bias pemilik. Tapi juga ada tendensi untuk menyembunyikan kebenaran," kata Amir.

Karena itu, Muzayin dan Amir merekomendasikan kepada Dewan Pers membuat regulasi demi menjamin independensi media. Dewan Pers selayaknya juga memberikan teguran kepada media yang melanggar prinsip-prinsip independensi dan netralitas.


SUMBER

Gue doain aja ....; semoga selesai Pemilu .. saham-saham Bakrie dan MNC terjun bebas, hancur-hancuran ... gak ada harganya ..
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive