Saya Ketakutan tetapi Polisi Nyuruh Saya Naik Taksi
PortalKBR, Jakarta � Markus Manurung (27 tahun) ketakutan karena dikejar kelompok penjambret yagn menggunakan sepeda motor. Penjambret itu berhasil melukai tangan kanan atasnya dengan pisau. Menurut Markus, penjambret itu mungkin kesal karena dia berhasil menggagalkan upaya pencopetan terhadap seorang perempuan di depan Gedung Bea dan Cukai, Jakarta Timur.
Dengan tangan yang berdarah, Markus meninggalkan motornya dan berlari ke tengah jalanan untuk meminta bantuan. Dia bertemu dengan jurnalis KBR68H Abu Pane yang menawarkan tumpangan. Para penjambret itu tetap mengejar Markus dan Abu yang memacu motornya dengan kecepatan tinggi sambil mencari pos polisi.
�Kami berdua akhirnya sampai di pos polisi Kebun Nanas. Saya lapor ke polisi yang jaga tentang kejadian perampokan serta kelompok penjambret yang mengejar saya. Tetapi dia bilang itu bukan area tanggung jawabnya. Saya diminta untuk melapor ke Polsek Pulo Gadung. Saya tidak berani karena saya takut kelompok penjambret itu masih mengincar saya. Saya minta polisi itu untuk menemani saya ke Polsek Pulo Gadung, tetapi dia menolak,�kata Markus ketika dihubungi KBR68H, Jumat (27/9).
Menurut Markus, polisi yang berjaga di pos tersebut tidak mau meninggalkan posnya karena hanya berjaga sendirian. Kata Markus, dia sudah meminta polisi itu untuk menghubungi temannya melalui Handie Talkie dan juga telepon genggam.
�Dia bilang tidak punya HT, pas saya minta telpon aja pakai HP, dia tidak merespon. Lalu polisi itu bilang, saya carikan taksi saja, biar anda bisa kesana sendirian,�kata Markus menirukan ucapan polisi tersebut.
Meski masih dilanda ketakutan, Markus akhirnya memberanikan diri untuk memberhentikan taksi dan melapor ke Polsek Pulo Gadung. Kasus kejar-kejaraan antara Markus dengan kompolotan penjambret bermula ketika terjadi aksi pencopetan di depan Geedung Bea dan Cukai pada Kamis malam sekitar pukul 22.30 WIB.
Seorang perempuan yang tengah berdiri di pinggir jalan dijambret tasnya. Pelaku langsung lari setelah korban teriak. Penjambret itu sempat terjatuh di trotoar setelah menabrak Markus. Karena panik, pelaku kemudian langsung naik motor bersama seorang temannya yang sudah menunggu.
Setelah kejadian itu, Markus meneruskan perjalanannya. Ternyata, kelompok penjambret itu mengikutinya hingga jembatan Prumpung. Tiba-tiba, mereka bertanya kepada Markus dengan baik. Karena tidak tahu yang bertanya itu adalah penjambret, Markus juga menjawab pertanyaan mereka dengan sopan.
Penjambret: Bang, cewek yang dirampok tadi abang kenal?
Markus: Saya tidak tahu
Penjambret: Abang Satpam di Bea Cukai
Markus: Oh bukan
Ketika itulah, salah satu penjambret mengeluarkan pisau dan langsung menyabetkan ke arah Markus. Dia berhasil mengelak dan sabetan pisau mengenai tangan kanan bagian atas.
Sumber :: PortalKBR.com
PortalKBR, Jakarta � Markus Manurung (27 tahun) ketakutan karena dikejar kelompok penjambret yagn menggunakan sepeda motor. Penjambret itu berhasil melukai tangan kanan atasnya dengan pisau. Menurut Markus, penjambret itu mungkin kesal karena dia berhasil menggagalkan upaya pencopetan terhadap seorang perempuan di depan Gedung Bea dan Cukai, Jakarta Timur.
Dengan tangan yang berdarah, Markus meninggalkan motornya dan berlari ke tengah jalanan untuk meminta bantuan. Dia bertemu dengan jurnalis KBR68H Abu Pane yang menawarkan tumpangan. Para penjambret itu tetap mengejar Markus dan Abu yang memacu motornya dengan kecepatan tinggi sambil mencari pos polisi.
�Kami berdua akhirnya sampai di pos polisi Kebun Nanas. Saya lapor ke polisi yang jaga tentang kejadian perampokan serta kelompok penjambret yang mengejar saya. Tetapi dia bilang itu bukan area tanggung jawabnya. Saya diminta untuk melapor ke Polsek Pulo Gadung. Saya tidak berani karena saya takut kelompok penjambret itu masih mengincar saya. Saya minta polisi itu untuk menemani saya ke Polsek Pulo Gadung, tetapi dia menolak,�kata Markus ketika dihubungi KBR68H, Jumat (27/9).
Menurut Markus, polisi yang berjaga di pos tersebut tidak mau meninggalkan posnya karena hanya berjaga sendirian. Kata Markus, dia sudah meminta polisi itu untuk menghubungi temannya melalui Handie Talkie dan juga telepon genggam.
�Dia bilang tidak punya HT, pas saya minta telpon aja pakai HP, dia tidak merespon. Lalu polisi itu bilang, saya carikan taksi saja, biar anda bisa kesana sendirian,�kata Markus menirukan ucapan polisi tersebut.
Meski masih dilanda ketakutan, Markus akhirnya memberanikan diri untuk memberhentikan taksi dan melapor ke Polsek Pulo Gadung. Kasus kejar-kejaraan antara Markus dengan kompolotan penjambret bermula ketika terjadi aksi pencopetan di depan Geedung Bea dan Cukai pada Kamis malam sekitar pukul 22.30 WIB.
Seorang perempuan yang tengah berdiri di pinggir jalan dijambret tasnya. Pelaku langsung lari setelah korban teriak. Penjambret itu sempat terjatuh di trotoar setelah menabrak Markus. Karena panik, pelaku kemudian langsung naik motor bersama seorang temannya yang sudah menunggu.
Setelah kejadian itu, Markus meneruskan perjalanannya. Ternyata, kelompok penjambret itu mengikutinya hingga jembatan Prumpung. Tiba-tiba, mereka bertanya kepada Markus dengan baik. Karena tidak tahu yang bertanya itu adalah penjambret, Markus juga menjawab pertanyaan mereka dengan sopan.
Penjambret: Bang, cewek yang dirampok tadi abang kenal?
Markus: Saya tidak tahu
Penjambret: Abang Satpam di Bea Cukai
Markus: Oh bukan
Ketika itulah, salah satu penjambret mengeluarkan pisau dan langsung menyabetkan ke arah Markus. Dia berhasil mengelak dan sabetan pisau mengenai tangan kanan bagian atas.
Sumber :: PortalKBR.com