JAKARTA, KOMPAS.com � Politisi PDI Perjuangan Ganjar Pranowo membantah kabar yang menyebutkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah berpamitan kepada Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama untuk maju dalam pemilihan presiden pada tahun 2014 mendatang. Menurut Ganjar, hingga saat ini Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri belum memberikan restu kepada Jokowi.
�Belum ada restu secara formal. Penentuan (capres) itu pasti pakai Rakernas. Tapi sampai sekarang belum diketahui,� ujar Ganjar di Kompleks Parlemen, Rabu (10/7/2013).
Ganjar mengatakan, partainya akan rasional dan tidak gegabah dalam menentukan calon presiden yang diusung pada Pilpres 2014. Saat ini, kata dia, PDI Perjuangan masih melihat perkembangan pembahasan RUU Pilpres yang mentok di parlemen.
�Kalau RUU ini belum selesai dibahas, maka kami juga belum bisa berbicara banyak soal Pilpres. Kan patokannya RUU Pilpres,� ujar Gubernur terpilih Jawa Tengah ini.
Saat ditanyakan tentang seringnya Jokowi diajak keliling oleh Megawati, menurut Ganjar, bukan pertanda Jokowi akan maju sebagai capres. Ia mengaku juga kerap diajak Megawati keliling daerah. Jokowi dan dirinya, kata Ganjar, dianggap sebagai contoh sukses strategi Pilkada yang diterapkan PDI Perjuangan di DKI Jakarta dan Jawa Tengah.
�Apa pun namanya, kemenangan Jokowi dan saya membangkitkan semangat yang lain. Ini untuk menggerakkan mesin partai,� kata Ganjar.
Ganjar menambahkan, untuk mengusung Jokowi sebagai capres, Megawati pasti akan mempertimbangkan posisinya yang belum lama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
�Pastilah itu jadi pertimbangan. Apalagi saat kampanye, sudah janji akan fokus menjadi gubernur,� kata Ganjar.
Sebelumnya, ada informasi bahwa Joko Widodo berpamitan meminta izin maju menjadi calon presiden. Bahkan, Jokowi pun dikabarkan akan menyerahkan kursi DKI 1 kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Namun, hal ini dibantah oleh Basuki. Basuki mengakui memang keduanya sempat mengobrol berdua. Namun, pembahasannya bukan membicarakan soal pencapresan Jokowi.
"Aku ngomong berdua saja, mau tahu saja aku ngomongin apa. Mana ada ngomongin itu, kan? Enggak ada ngomong gituan, ngurusin ini aja udah pusing," ujar Basuki di Balaikota DKI Jakarta, Senin (8/7/2013).
Dengan nada berkelakar, Basuki mengatakan, ia dan Jokowi tidak pernah berpikir atau berbicara mengenai masalah pencapresan. Saat ini, urusan mengenai lelang seleksi promosi jabatan terbuka kepala sekolah hingga puskesmas dikatakannya sudah membuat pusing.
sumber: kompas.com
------------------------
akirnya megantil sadar juga
�Belum ada restu secara formal. Penentuan (capres) itu pasti pakai Rakernas. Tapi sampai sekarang belum diketahui,� ujar Ganjar di Kompleks Parlemen, Rabu (10/7/2013).
Ganjar mengatakan, partainya akan rasional dan tidak gegabah dalam menentukan calon presiden yang diusung pada Pilpres 2014. Saat ini, kata dia, PDI Perjuangan masih melihat perkembangan pembahasan RUU Pilpres yang mentok di parlemen.
�Kalau RUU ini belum selesai dibahas, maka kami juga belum bisa berbicara banyak soal Pilpres. Kan patokannya RUU Pilpres,� ujar Gubernur terpilih Jawa Tengah ini.
Saat ditanyakan tentang seringnya Jokowi diajak keliling oleh Megawati, menurut Ganjar, bukan pertanda Jokowi akan maju sebagai capres. Ia mengaku juga kerap diajak Megawati keliling daerah. Jokowi dan dirinya, kata Ganjar, dianggap sebagai contoh sukses strategi Pilkada yang diterapkan PDI Perjuangan di DKI Jakarta dan Jawa Tengah.
�Apa pun namanya, kemenangan Jokowi dan saya membangkitkan semangat yang lain. Ini untuk menggerakkan mesin partai,� kata Ganjar.
Ganjar menambahkan, untuk mengusung Jokowi sebagai capres, Megawati pasti akan mempertimbangkan posisinya yang belum lama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
�Pastilah itu jadi pertimbangan. Apalagi saat kampanye, sudah janji akan fokus menjadi gubernur,� kata Ganjar.
Sebelumnya, ada informasi bahwa Joko Widodo berpamitan meminta izin maju menjadi calon presiden. Bahkan, Jokowi pun dikabarkan akan menyerahkan kursi DKI 1 kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Namun, hal ini dibantah oleh Basuki. Basuki mengakui memang keduanya sempat mengobrol berdua. Namun, pembahasannya bukan membicarakan soal pencapresan Jokowi.
"Aku ngomong berdua saja, mau tahu saja aku ngomongin apa. Mana ada ngomongin itu, kan? Enggak ada ngomong gituan, ngurusin ini aja udah pusing," ujar Basuki di Balaikota DKI Jakarta, Senin (8/7/2013).
Dengan nada berkelakar, Basuki mengatakan, ia dan Jokowi tidak pernah berpikir atau berbicara mengenai masalah pencapresan. Saat ini, urusan mengenai lelang seleksi promosi jabatan terbuka kepala sekolah hingga puskesmas dikatakannya sudah membuat pusing.
sumber: kompas.com
------------------------
akirnya megantil sadar juga