VIVAnews - Devi Suhartoni (43), orangtua pengemudi mobil Honda Jazz yang mengaku anak seorang Jenderal, mendatangi Polda Metro Jaya, Rabu 31 Juli 2013.
Kedatangannya untuk mengklarifikasi pernyataan anaknya yang telah meresahkan publik. Devi sendiri mengaku bukan seorang jenderal dari institusi Polri.
"Saya ke sini (Polda) untuk klarifikasi ke polisi. Pernyataan anak jenderal itu tidak ada sama sekali. Itu anak saya namanya Febry Suhartoni (18)," ujar Devi kepada wartawan.
Devi mengaku kecewa dengan perbuatan anaknya yang telah mengaku-ngaku anak seorang jenderal dan membawa nama institusi Polri untuk menakuti petugas Transjakarta.
"Saya tegaskan, ini bukan anak Jenderal dan tak ada hubungan dengan jenderal. Saya bekerja sebagai petani karet di Balikpapan," jelas dia.
Dia menjelaskan, informasi mengenai persitiwa ini diketahui dari saudara yang tinggal di Jakarta. Pasalnya pelat mobil anaknya disebut-sebut dalam pemberitaan media.
Mobil itu, lanjut Devi dibelinya dari seorang warga bernama Herman Gunawan yang tinggal di kawasan Sunter, Jakarta Utara pada awal Januari 2013 lalu, untuk operasional anaknya yang sedang kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta.
Sementara itu, terkait dengan kartu nama salah satu jenderal yang dimiliki anaknya, dia tidak mengetahui asal usulnya, sebab hingga saat ini dia belum bertemu dengan Febry.
"Saya malu karena ini insitusi Polri. Saya nggak bisa marah karena belum ketemu langsung percuma kalau marah lewat telepon," katanya.
Seperti diketahui, sebuah mobil Honda Jazz berwarna silver dengan nomor polisi B 1011 UKF memaksa masuk jalur Transjakarta di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Selasa, 30 Juli 2013, sekitar pukul 09.30 WIB.
Pengemudi mobil tersebut bahkan sempat mengancam petugas dengan mengaku anak jenderal aktif di Mabes Polri. Pengendara yang mengaku anak jenderal itu memaksa petugas TransJakarta untuk membuka portal di jalur koridor II Pulogadung - Harmony. Kejadian itu sempat mengakibatkan kemacetan. (um
sumber gan
MINTA dong masi abu abu nih
Kedatangannya untuk mengklarifikasi pernyataan anaknya yang telah meresahkan publik. Devi sendiri mengaku bukan seorang jenderal dari institusi Polri.
"Saya ke sini (Polda) untuk klarifikasi ke polisi. Pernyataan anak jenderal itu tidak ada sama sekali. Itu anak saya namanya Febry Suhartoni (18)," ujar Devi kepada wartawan.
Devi mengaku kecewa dengan perbuatan anaknya yang telah mengaku-ngaku anak seorang jenderal dan membawa nama institusi Polri untuk menakuti petugas Transjakarta.
"Saya tegaskan, ini bukan anak Jenderal dan tak ada hubungan dengan jenderal. Saya bekerja sebagai petani karet di Balikpapan," jelas dia.
Dia menjelaskan, informasi mengenai persitiwa ini diketahui dari saudara yang tinggal di Jakarta. Pasalnya pelat mobil anaknya disebut-sebut dalam pemberitaan media.
Mobil itu, lanjut Devi dibelinya dari seorang warga bernama Herman Gunawan yang tinggal di kawasan Sunter, Jakarta Utara pada awal Januari 2013 lalu, untuk operasional anaknya yang sedang kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta.
Sementara itu, terkait dengan kartu nama salah satu jenderal yang dimiliki anaknya, dia tidak mengetahui asal usulnya, sebab hingga saat ini dia belum bertemu dengan Febry.
"Saya malu karena ini insitusi Polri. Saya nggak bisa marah karena belum ketemu langsung percuma kalau marah lewat telepon," katanya.
Seperti diketahui, sebuah mobil Honda Jazz berwarna silver dengan nomor polisi B 1011 UKF memaksa masuk jalur Transjakarta di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Selasa, 30 Juli 2013, sekitar pukul 09.30 WIB.
Pengemudi mobil tersebut bahkan sempat mengancam petugas dengan mengaku anak jenderal aktif di Mabes Polri. Pengendara yang mengaku anak jenderal itu memaksa petugas TransJakarta untuk membuka portal di jalur koridor II Pulogadung - Harmony. Kejadian itu sempat mengakibatkan kemacetan. (um
sumber gan
MINTA dong masi abu abu nih