Sindir DPR, warga Sleman bikin pemilihan ketua RT langsung
Reporter : Kresna | Minggu, 28 September 2014 12:21
Merdeka.com - Pilkada tidak langsung yang baru saja diputuskan oleg DPR RI, tidak menyurutkan warga untuk tetap menyelenggarakan pemilihan langsung. Itulah yang dilakukan oleh warga RT 1 Dayu, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman. Mereka hari ini, Minggu (29/09) menggelar pemilihan ketua RT setempat secara langsung sebagaimana dalam pemilihan kepada daerah.
Sekitar pukul 09.00 WIB sejumlah warga sudah antre di TPS yang dibuat menyerupai TPS layaknya pemilihan kepala daerah dan juga pada pilpres. Petugas TPS, mulai dari panitia hingga saksi pun juga sudah siap di TPS.
Layaknya proses pencoblosan biasa, warga yang mendapat undangan mendaftarkan diri terlebih dahulu untuk mendapatkan kartu suara. Setelah itu mereka menuju bilik suara dan mencoblos tiga kandidat ketua RT yang ada. Kemudian kartu suara tersebut dimasukan ke dalam kotak suara yang dijaga oleh petugas.
Menurut mantan ketua RT 1 Dayu, Nandito Setyono pemilihan ketua RT secara langsung ini sudah dua kali dilaksanakan. Pertama kali dilakukan pada tahun 2011 dan digelar kembali pada tahun ini.
"Ini sudah kedua kali kami gelar, tujuannya sendiri untuk memberikan pendidikan politik kepada warga khusus kepada yang muda, bagaimana melaksanakan demokrasi dalam lingkungan terkecil," kata Nandito yang juga kembali dicalonkan sebagai ketua RT, Minggu (29/09).
Dalam pemilihan ketua RT ini yang boleh menggunakan hak suaranya yaitu mereka yang berusia di atas 15 tahun. Hal tersebut disepakati warga supaya anak-anak muda di RT tersebut tidak apatis dan memiliki pengalaman sebelum mengikuti pemilihan kepada daerah, legislatif atau pun presiden.
"Karena tujuan memberikan pendidikan politik, warga yang berusia 15 tahun juga kami libatkan, sehingga mereka punya pengalaman, minimal tahu prosesnya," lanjut Nandito.
Selain memberikan pendidikan politik kepada warga, pelaksanaan pemilihan ketua RT secara langsung yang hanya berselang beberapa hari dari keputusan DPR tentang pilkada tidak langsung ini ingin memberikan contoh kepada DPR yang merampas hak politik rakyat.
"Kebetulan ini hampir bersamaan dengan penentuan pilkada tidak langsung, jadi anggap saja ini sindiran, kami di tingkat bawah melakukan pemilihan secara langsung, kok mereka malah sebaliknya, itu sakit namanya," sindirnya.
Sementara itu ketua panitia pemilihan ketua RT langsung, Okky Sety Nugroho mengatakan ada 141 warga yang terdaftar sebagai pemilih. Untuk meningkatkan partisipasi pemilih, panitia pun menyiapkan door prize untuk pemilih yang akan di undi seusai penghitungan suara.
"Yang kami daftar ada 141 pemilih di RT ini, sejauh ini tingkat partisipasinya tinggi," kata Okky.
Diakui Okky bagian tersulit dari proses menyiapkan pemilihan langsung ini yaitu mengumpulkan data pemilih berdasarkan KK dan juga mendata pemilih usia 15 tahun.
"Kalau dana memang sudah ada kas RT, yang sulit justru mengumpulkan data pemilih karena harus mendata yang usianya 15 tahun juga," ujar Okky.
Okky berharap pemilihan ketua RT ini bisa menjadi contoh baik di RT lain mau pun di tingkat yang lebih luas.
"Kami ingin memberikan contoh dan semoga ini bisa menginspirasi yang lain, termasuk DPR," harapnya.
Sumber : Merdeka
Walapun Gubenur tetap Sri Sultan , Tapi tetap bupati harus di pilih langsung,,,
Link: http://adf.ly/sQGQt
Reporter : Kresna | Minggu, 28 September 2014 12:21
Merdeka.com - Pilkada tidak langsung yang baru saja diputuskan oleg DPR RI, tidak menyurutkan warga untuk tetap menyelenggarakan pemilihan langsung. Itulah yang dilakukan oleh warga RT 1 Dayu, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman. Mereka hari ini, Minggu (29/09) menggelar pemilihan ketua RT setempat secara langsung sebagaimana dalam pemilihan kepada daerah.
Sekitar pukul 09.00 WIB sejumlah warga sudah antre di TPS yang dibuat menyerupai TPS layaknya pemilihan kepala daerah dan juga pada pilpres. Petugas TPS, mulai dari panitia hingga saksi pun juga sudah siap di TPS.
Layaknya proses pencoblosan biasa, warga yang mendapat undangan mendaftarkan diri terlebih dahulu untuk mendapatkan kartu suara. Setelah itu mereka menuju bilik suara dan mencoblos tiga kandidat ketua RT yang ada. Kemudian kartu suara tersebut dimasukan ke dalam kotak suara yang dijaga oleh petugas.
Menurut mantan ketua RT 1 Dayu, Nandito Setyono pemilihan ketua RT secara langsung ini sudah dua kali dilaksanakan. Pertama kali dilakukan pada tahun 2011 dan digelar kembali pada tahun ini.
"Ini sudah kedua kali kami gelar, tujuannya sendiri untuk memberikan pendidikan politik kepada warga khusus kepada yang muda, bagaimana melaksanakan demokrasi dalam lingkungan terkecil," kata Nandito yang juga kembali dicalonkan sebagai ketua RT, Minggu (29/09).
Dalam pemilihan ketua RT ini yang boleh menggunakan hak suaranya yaitu mereka yang berusia di atas 15 tahun. Hal tersebut disepakati warga supaya anak-anak muda di RT tersebut tidak apatis dan memiliki pengalaman sebelum mengikuti pemilihan kepada daerah, legislatif atau pun presiden.
"Karena tujuan memberikan pendidikan politik, warga yang berusia 15 tahun juga kami libatkan, sehingga mereka punya pengalaman, minimal tahu prosesnya," lanjut Nandito.
Selain memberikan pendidikan politik kepada warga, pelaksanaan pemilihan ketua RT secara langsung yang hanya berselang beberapa hari dari keputusan DPR tentang pilkada tidak langsung ini ingin memberikan contoh kepada DPR yang merampas hak politik rakyat.
"Kebetulan ini hampir bersamaan dengan penentuan pilkada tidak langsung, jadi anggap saja ini sindiran, kami di tingkat bawah melakukan pemilihan secara langsung, kok mereka malah sebaliknya, itu sakit namanya," sindirnya.
Sementara itu ketua panitia pemilihan ketua RT langsung, Okky Sety Nugroho mengatakan ada 141 warga yang terdaftar sebagai pemilih. Untuk meningkatkan partisipasi pemilih, panitia pun menyiapkan door prize untuk pemilih yang akan di undi seusai penghitungan suara.
"Yang kami daftar ada 141 pemilih di RT ini, sejauh ini tingkat partisipasinya tinggi," kata Okky.
Diakui Okky bagian tersulit dari proses menyiapkan pemilihan langsung ini yaitu mengumpulkan data pemilih berdasarkan KK dan juga mendata pemilih usia 15 tahun.
"Kalau dana memang sudah ada kas RT, yang sulit justru mengumpulkan data pemilih karena harus mendata yang usianya 15 tahun juga," ujar Okky.
Okky berharap pemilihan ketua RT ini bisa menjadi contoh baik di RT lain mau pun di tingkat yang lebih luas.
"Kami ingin memberikan contoh dan semoga ini bisa menginspirasi yang lain, termasuk DPR," harapnya.
Sumber : Merdeka
Walapun Gubenur tetap Sri Sultan , Tapi tetap bupati harus di pilih langsung,,,
Link: http://adf.ly/sQGQt