Quote:
PEKANBARU - Kabut asap yang berasal dari kebakaran hutan di Riau dan Sumatera benar-benar memperihatinkan. Banyak kegiatan masyarakat yang terganggu akibat asap yang begitu pekat dan menyebabkan jarak pandang begitu dekat.
Saking gemasnya dengan kabut asap itu, seorang bocah kelas 5 SD di Pekanbaru Riau mengirim sepucuk surat yang ditujukan untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dalam surat yang ditulisnya sendiri, Ikhsan Wafdullah mempertanyakan apa yang dilakukan presiden untuk menyelesaikan masalah asap di Riau.
"Orangtua dan kakak saya sudah terkena ISPA di rumah. Ada yang dirawat, ada yang tidak. Sering terkena penyakit ini saat asap melanda Riau. Saya meminta Pak Presiden langsung melakukan aksi, karena sudah beberapa hari juga tidak sekolah," kata Ikhsan di kantor pos sebelum mengirim suratnya itu.
Bocah yang tinggal di Jalan Yos Sudarso, Gang Jaya, Nomor 580, Pekanbaru, Riau juga mengeluhkan selama tempat tinggalnya dipenuhi asap, dirinya sudah tak bisa lagi bermain. (eka/mas)
Berikut isi surat yang ditulis Ikhsan:
Kepada Yang Terhormat, Presiden RI di Istana Negara. Assalamualaikum Pak Presiden.
Nama saya Ikhsan Wafdullah, pelajar kelas V SDN 025 Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru. Saya sering mengikuti kegiatan pramuka di sekolah, tapi sejak kabut asap, saya dilarang orangtua untuk main di luar rumah. Terkait hal itu, boleh kan saya bertanya-tanya.
Boleh kan Pak? Pak, mengapa kabut asap terus terjadi setiap tahun? Dan mengapa bapak tidak melarang para petani dan para pengusaha supaya tidak membakar hutan? Kalau mereka terus-menerus membakar hutan, apa jadinya kota-kota kami yang ada di Pulau Sumatera?
Bapak, kalau kabut terus terjadi, maka anak-anak sekolah yang ada di Provinsi Riau akan diliburkan? Kalau anak sekolah seperti saya diliburkan, pasti kami tidak mendapat ilmu.
Bagaimana bapak menanggapinya? Sampai kapan Pak asap ini dapat berhenti? Bapak Presiden yang saya banggakan, apakah aksi dan reaksi Bapak terhadap bencana ini?
Terima kasih Pak telah menyempatkan waktunya untuk membaca surat ini. Saya menunggu surat balasannya dari Bapak langsung.
Hormat saya, Ikhsan Wafdullah.
sumber
sampai anak sd pun turun tangan menyampaikan aspirasi ke presiden
PEKANBARU - Kabut asap yang berasal dari kebakaran hutan di Riau dan Sumatera benar-benar memperihatinkan. Banyak kegiatan masyarakat yang terganggu akibat asap yang begitu pekat dan menyebabkan jarak pandang begitu dekat.
Saking gemasnya dengan kabut asap itu, seorang bocah kelas 5 SD di Pekanbaru Riau mengirim sepucuk surat yang ditujukan untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dalam surat yang ditulisnya sendiri, Ikhsan Wafdullah mempertanyakan apa yang dilakukan presiden untuk menyelesaikan masalah asap di Riau.
"Orangtua dan kakak saya sudah terkena ISPA di rumah. Ada yang dirawat, ada yang tidak. Sering terkena penyakit ini saat asap melanda Riau. Saya meminta Pak Presiden langsung melakukan aksi, karena sudah beberapa hari juga tidak sekolah," kata Ikhsan di kantor pos sebelum mengirim suratnya itu.
Bocah yang tinggal di Jalan Yos Sudarso, Gang Jaya, Nomor 580, Pekanbaru, Riau juga mengeluhkan selama tempat tinggalnya dipenuhi asap, dirinya sudah tak bisa lagi bermain. (eka/mas)
Berikut isi surat yang ditulis Ikhsan:
Kepada Yang Terhormat, Presiden RI di Istana Negara. Assalamualaikum Pak Presiden.
Nama saya Ikhsan Wafdullah, pelajar kelas V SDN 025 Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru. Saya sering mengikuti kegiatan pramuka di sekolah, tapi sejak kabut asap, saya dilarang orangtua untuk main di luar rumah. Terkait hal itu, boleh kan saya bertanya-tanya.
Boleh kan Pak? Pak, mengapa kabut asap terus terjadi setiap tahun? Dan mengapa bapak tidak melarang para petani dan para pengusaha supaya tidak membakar hutan? Kalau mereka terus-menerus membakar hutan, apa jadinya kota-kota kami yang ada di Pulau Sumatera?
Bapak, kalau kabut terus terjadi, maka anak-anak sekolah yang ada di Provinsi Riau akan diliburkan? Kalau anak sekolah seperti saya diliburkan, pasti kami tidak mendapat ilmu.
Bagaimana bapak menanggapinya? Sampai kapan Pak asap ini dapat berhenti? Bapak Presiden yang saya banggakan, apakah aksi dan reaksi Bapak terhadap bencana ini?
Terima kasih Pak telah menyempatkan waktunya untuk membaca surat ini. Saya menunggu surat balasannya dari Bapak langsung.
Hormat saya, Ikhsan Wafdullah.
sumber
sampai anak sd pun turun tangan menyampaikan aspirasi ke presiden