SITUS BERITA TERBARU

Jalan Panjang Satinah Jadi TKI dan Cita-cita yang Tak Kunjung Kesampaian

Friday, March 28, 2014
Semarang - Nur Afriana (20) adalah alasan Satinah mengadu nasib menjadi TKW ke Arab Saudi sebanyak tiga kali. Ia membanting tulang demi anak semata wayangnya itu agar bisa kuliah dan bekerja.

Sejak umur empat tahun, Nur dan ibunya pindah dari Tegal ke rumah kakaknya, Paeri Al Feri di Ungaran, Kabupaten Semarang karena ayahnya meninggalkan mereka. Dua keluarga itu kemudian tinggal di rumah sederhana di Dusun Mrunten, Desa Kalisidi.

Satinah bekerja keras mengerjakan apapun yang halal demi memperoleh rupiah. Sedangkan sang kakak bekerja dengan membeli televisi bekas kemudian menjualnya, sementara istri Paeri, Sulastri menjual makanan ringan. Satinah akhirnya memutuskan untuk mengadu nasib di Arab Saudi.

Satinah sudah tiga kali berangkat ke Arab menjadi TKW, dua kali di sana ia merasa nyaman dan terbiasa hingga akhirnya ia terjerat kasus di rumah majikannya yang ketiga.

"Majikannya yang kedua itu polisi atau tentara, baik. Tapi karena majikannya pindah tugas, tempat kerjanya (Satinah) juga pindah," kata Sulastri saat ditemui di kediamannya Dusun Mrunten, Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Kamis (27/3/2014).

Satinah bercita-cita membeli tanah tidak jauh dari rumah kakaknya untuk tempat tinggal bersama putrinya ketika kembali ke Indonesia. Namun belum kesampaian cita-citanya, Satinah terjerat kasus pembunuhan di Arab Saudi.

"Dia kumpulkan uang buat beli tanah di dekat sini, tapi malah dapat masalah. Tanah itu kemudian dibeli oleh kerabat, jadi ketika Satinah pulang bisa dibeli. Tanahnya kecil, seukuran rumah biasa," tutur Sulastri.

Satinah divonis hukuman mati, sudah lima kali hukuman tersebut mundur hingga akhirnya pihak keluarga korban meminta diyat. Tanggal 3 April mendatang, menjadi batas akhir pembayaran diyat yang mencapai Rp 21 miliar yang hingga kini belum terpenuhi.

sumber : DETIK.COM
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive