SITUS BERITA TERBARU

Ini Jurus Baru Dahlan Atasi Krisis Listrik Sumatera

Friday, March 7, 2014
Ini Jurus Baru Dahlan Atasi Krisis Listrik Sumatera

Feby Dwi Sutianto - detikfinance
Kamis, 06/03/2014 16:51 WIB

Jakarta -BUMN bidang konstruksi akan membantu PT PLN (Persero) mengatasi persoalan krisis listrik di daerah Sumatera. BUMN karya akan membangun transmisi kelistrikan antara provinsi yang mengalami krisis dan surplus listrik di Sumatera.

Lewat skema seperti investasi jalan tol, BUMN karya akan menggelontorkan investasi untuk menghubungkan daerah yang memiliki surplus pasokan listrik ke daerah yang defisit listrik. Saat transmisi terbangun, PLN cukup membayar biaya persewaan layaknya sistem jalan tol kepada investor BUMN karya.

"Saya akan kumpulkan direksi PLN dan BUMN karya. Dia punya kemampuan, sehingga orientasi jaringan PLN jangan tunggu bantuan luar negeri. Karena proses investasi asing lambat. Kelihatan, lebih murah tapi karena lambat bukan main. Nilai kelambatan jauh lebih mahal dari selisih bunga. Karena kelambatan itu listrik langka, ekonomi nggak maju," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan usai rapim Kementerian BUMN di Kantor Pusat Angkasa Pura II, Cengkareng, Kamis (6/3/2014).

Rencananya besok, Dahlan akan mengumpulkan direksi PLN dan BUMN karya membangun terkait pembangunan transmisi lintas Sumatera di Kantor Pusat Pertani, Kalibata, Jakarta Selatan.

"Besok dipanggi 07.30 WIB di kantor Pertani," jelasnya.

Pertemuan tersebut akan menentukan perhitungan bisnis dari keikutsertaan BUMN karya dalam membangun sistem transmisi kelistrikan untuk PLN.

Dahlan juga mengatakan, harga dan pasokan listrik bisa dijamin dengan adanya pembangunan transmisi kelistrikan melalui skema sinergi BUMN ini.

"Misalnya harga listrik di Pekanbaru untuk produksi listrik Rp 1.500, harga listrik di Sumatera Selatan Rp 1.000, Sumatera Selatan Rp 1.000, dan Pekanbaru Rp 1.500. Kenapa listrik Sumatera Selatan tidak dikirim ke Pekanbaru? Biaya toll paling Rp 200. Di Medan, produksi listrik Rp 4.000. Kalau dikirim dari Sumatera Selatan, mungkin ongkos kirimnya Rp 200. Jadi, harganya mungkin Rp 1.200," sebutnya.
(feb/dnl)


Atasi Krisis Listrik Sumatera, BUMN Bangun Infrastruktur Rp 60 Triliun
Feby Dwi Sutianto - detikfinance
Jumat, 07/03/2014 10:36 WIB

Jakarta -BUMN melakukan sinergi membangun sistem transmisi kelistrikan trans Sumatera untuk mengatasi persoalan listrik. Sinergi ini dimediasi langsung oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan.

Dahlan hari ini mengumpulkan direksi dari PT PLN (Persero) dan direksi BUMN karya seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Waskita Karya Tbk, PT Hutama Karya (Persero), PT PP Tbk, dam PT Adhi Karya Tbk.

BUMN karya dan BUMN listrik ini berencana melakukan sinergi membangun sistem jaringan transmisi kelistrikan dari selatan hingga utara pulau Sumatera.

"Tadi saya undang Direksi PLN dan BUMN Karya, bagaimana percepatan infrastruktur listrik di Sumatera. Sumatera bagian selatan harga listrik cukup murah. Sedangkan Sumatera bagian tengah dan utara harga listrik mahal dan kurang," kata Dahlan usai bertemu direksi BUMN karya dan PLN di Kantor Pusat Pertani, Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (7/3/2014).

Pertemuan ini merupakan langkah awal sebelum BUMN membangun sistem transmisi. Saat pertemuan juga dibahas kendala izin dan pembebasan lahan untuk pembangunan transmisi.

Sistem transmisi akan dibangun dari daerah Sumatera Selatan yang memiliki pasokan listrik berlebih, dan menjadi lumbung energi terbanyak di Sumatera. Dari Sumatera bagian Selatan ini, sistem jaringan listrik dibangun menuju daerah Sumatera bagian Tengah dan Utara yang mengalami defisit listrik dan harga listrik mahal. Setelah selesai, jaringan listrik di Sumatera bagian selatan dan utara bisa terhubung.

Untuk membangun sistem transmisi ini, BUMN akan menggelotorkan investasi Rp 60 triliun. "Pendanaan dari bank BUMN. Proyek bisa memakan investasi Rp 60 Triliun. Ini kan bukan proyek 1 tahun, tapi dibagi 2,5 tahun," jelas Dahlan.

Untuk pembiayaan, proyek sinergi ini akan didukung dari perbankan BUMN. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk membangun sistem transmisi ini mencapai 2,5 tahun. BUMN karya akan membagi pengerjaan ini ke dalam paket-paket layaknya proyek jalan tol.

"Masing-masing BUMN kerjakan 2 paket," jelasnya.

Meski pembangunan transmisi ini terbilang mahal, namun secara investasi pembangunan transmisi cukup menjanjikan. "IRR masing-masing ketentuan 17%-18%," katanya.

Pembangunan sistem transmisi kelistrikan ini mirip dengan skema pembangunan dan investasi ruas tol. BUMN karya membangun sistem transmisi. Nanti setelah sistem jaringan selesai dibangun maka PLN akan membayar biaya melewati jaringan atau mirip seperti tiket tol.

"Kira-kira memproduksi listrik di Sumatera bagian Selatan Rp 800 per watt. Kalau Pekanbaru Rp 2.000 per watt. Lebih baik produksi listrik di Sumatera bagian Selatan. Biaya kirim listrik nggak sampai Rp 1.200. Itulah ongkos tol. Apalagi biaya produksi listrik di Medan Rp 4.500. Selisih harga bisa untuk biaya listrik jalan tol yang bebas hambatan," jelasnya.


Alasan Dahlan Ngotot Minta BUMN Bikin Jaringan Listrik Sumatera
Feby Dwi Sutianto - detikfinance
Jumat, 07/03/2014 11:34 WIB

Jakarta -Menteri BUMN Dahlan Iskan mengaku gregetan dengan kondisi listrik di wilayah Sumatera bagian utara. Akhirnya ia meminta BUMN karya untuk keroyokan membantu PT PLN (Persero).

Dahlan ingin BUMN membangun sistem transmisi kelistrikan baru senilai Rp 60 triliun dari Sumatera bagian selatan yang surplus listrik ke arah Sumatera bagian utara yang defisit listrik.

Mantan bos PLN ini menjelaskan sebelum rencana konsorsium BUMN membangun sistem transmisi ini, PLN telah memiliki program pembangunan transmisi listrik lintas Sumatera. Namun pembangunan yang dicanangkan sejak 2008 ini berjalan lambat dan belum selesai hingga kini.

"Rencana itu sebenarnya sudah ada bahkan sudah 15 tahun lalu, proyeknya sudah ada. Proyek sudah dimulai sejak 2008, sampai hari ini proyek itu belum selesai dan tidak tahu sampai kapan akan selesai. Bayangkan proyek tahun 2008 karena melewati hutan, yang perizinannya sulitnya bukan main," kata Dahlan saat ditemui di Kantor Pusat Pertani, Jakarta, Jumat (7/3/2014).

Menurut Dahlan, krisis listrik di Sumatera sebetulnya tidak perlu terjadi andaikata proyek transmisi yang dimulai tahun 2008 sudah selesai dibangun.

"Seandainya proyek itu bisa selesai dalam waktu 3 tahun maka sebetulnya wilayah utara Sumatera itu bisa teratasi listriknya karena listrik selatan bisa di aliri ke utara, sekarang nggak bisa. Jadi sejak 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 sudah 6 tahun dan belum tahu kapan selesai," jelasnya.

Selain itu, wilayah Sumatera bagian selatan yang surplus energi ternyata dimanfaatkan untuk memasok energi ke luar negeri. Dengan kondisi itu, ia menegaskan lebih baik memanfaatkan sumber daya energi yang melimpah di wilayah Sumatera bagian selatan untuk digunakan sebagai bahan baku pembangkit listrik yang bisa mengaliri provinsi di Sumatera.

"Memproduksi listrik di Sumsel lebih murah daripada memproduksi listrik di Sumut atau Pekanbaru. Mengapa Sumsel lumbung energi, dari ada lumbung energi listriki di luar negeri mendingan lumbung energi melistriki seluruh Sumatra," jelasnya.

Rencananya pembangun sistem transmisi baru ini dimulai pada Agustus 2014. Proyek perusahaan pelat merah yang menelan biaya Rp 60 triliun ini, tidak memakai dana APBN. Proses pembangunan sistem ini membutuhkan waktu 2,5 tahun. Harapannya setelah jaringan tersambung maka sistem tersebut mampu dialiri listrik hingga 2.000 mega watt.

"Kita putuskan membangun sistem tranmisi 500 kilovolt (KV) di sepanjang Sumatera sama dengan sistem di Jawa dari Paiton-Suralaya. Itu sistemnya 500 KV dengan demikian bisa mengalirkan listrik dalam jumlah yang besar. Bisa 2.000 Mega Watt dialirkan," tegasnya.
(feb/dru)
sumur
=========
Listrik sumatera sedikit banyak akan teratasi dengan suksesnya proyek ini
Jangan lagi terpaksa ada pemborosan karena pemakaian BBM untuk pembangkit listrik.
btw ngapain tuh ijin buat transmisi listrik lewat hutan aja turunnya lama
lebih enak buat hph sawit?

Kalau Jokowi + Dahlan
gimana bro?
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive