KEFAMENANU- Seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) nyaris memukul seorang dokter, hanya gara-gara tak sabar menunggu permintaannya dipenuhi sang dokter.
Kejadian itu terjadi, saat Theodorus Tahoni, Anggota DPRD Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur ingin meminta formalin kepada dr Fauji Saut Sahata Nadea di RSUD TTU. Tapi, kebetulan dr Fauji sedang menangani seorang pasien yang sedang mengalami sesak nafas.
Theodorus, yang disuruh bersabar dan mengantre, tidak terima. Menurutnya, seorang anggota dewan harus diprioritaskan.
"Theo tahoni tidak mau bersabar sementara dokter Fauji masih menangani pasien gawat darurat, karena sudah menunggu tak sampai lima menit, Theo Tahoni lalu marah marah," ungkap Robert Tjeunfin, Kepala Tata Usaha, RSUD TTU di Kefamenanu, Sabtu, (27/7/2013).
Robert menambahkan, sikap yang dipertontonkan anggota Dewan terhormat itu tidak sepatut ditunjukan pada dokter yang notabene adalah dokter Internship yang diperbantukan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk rumah sakit itu. "Mereka sangat membantu, meskipun tidak dibiayai oleh pemda, mereka hanya dapat insentif dari kementrian, apa jadinya kalau para dokter yang datang untuk membantu masyarakat secara gratis di sini lalu anggota DPRD bersikap seperti itu," kata Robert.
Sementara itu, dr Fauji Saut Sahata Nadea yang dihubungi, mengakui dirinya bekerja mendahulukan pasien yang kondisinya gawat sekali, sementara permintaan formalin dari Bapak Theo tahoni yang mengaku sebagai anggota DPRD tersebut baru akan dipenuhi setelah dirinya melayani anak yang mengalami gangguan pernapasan itu.
"Dia tidak mau bersabar dan meminta saya segera penuhi permintaan dia, karena terlambat itu maka bapak itu marah dan memaki bahkan ancam mau pukul saya sambil memberitahu kalau dirinya anggota DPRD," kata Fauji. (Sefnat Besie/Sindo TV/ugo)
Sumber: http://news.okezone.com/read/2013/07...s-pukul-dokter
Komen:
Klo pramugari yg digebok kq lebih heboh britanya drpd dokter ya....
Kejadian itu terjadi, saat Theodorus Tahoni, Anggota DPRD Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur ingin meminta formalin kepada dr Fauji Saut Sahata Nadea di RSUD TTU. Tapi, kebetulan dr Fauji sedang menangani seorang pasien yang sedang mengalami sesak nafas.
Theodorus, yang disuruh bersabar dan mengantre, tidak terima. Menurutnya, seorang anggota dewan harus diprioritaskan.
"Theo tahoni tidak mau bersabar sementara dokter Fauji masih menangani pasien gawat darurat, karena sudah menunggu tak sampai lima menit, Theo Tahoni lalu marah marah," ungkap Robert Tjeunfin, Kepala Tata Usaha, RSUD TTU di Kefamenanu, Sabtu, (27/7/2013).
Robert menambahkan, sikap yang dipertontonkan anggota Dewan terhormat itu tidak sepatut ditunjukan pada dokter yang notabene adalah dokter Internship yang diperbantukan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk rumah sakit itu. "Mereka sangat membantu, meskipun tidak dibiayai oleh pemda, mereka hanya dapat insentif dari kementrian, apa jadinya kalau para dokter yang datang untuk membantu masyarakat secara gratis di sini lalu anggota DPRD bersikap seperti itu," kata Robert.
Sementara itu, dr Fauji Saut Sahata Nadea yang dihubungi, mengakui dirinya bekerja mendahulukan pasien yang kondisinya gawat sekali, sementara permintaan formalin dari Bapak Theo tahoni yang mengaku sebagai anggota DPRD tersebut baru akan dipenuhi setelah dirinya melayani anak yang mengalami gangguan pernapasan itu.
"Dia tidak mau bersabar dan meminta saya segera penuhi permintaan dia, karena terlambat itu maka bapak itu marah dan memaki bahkan ancam mau pukul saya sambil memberitahu kalau dirinya anggota DPRD," kata Fauji. (Sefnat Besie/Sindo TV/ugo)
Sumber: http://news.okezone.com/read/2013/07...s-pukul-dokter
Komen:
Klo pramugari yg digebok kq lebih heboh britanya drpd dokter ya....