[img] Uploaded with ImageShack.us[/img]
Bangunan kokoh di Jalan Tipar Cakung RT 001/05, Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara, itu tadinya bakal dijadikan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 289. Tapi kehadiran seseorang yang mengaku pemilik lahan seenaknya menutup akses menuju sekolah berlantai empat tersebut.
Tak cuma menutup jalan masuk ke sekolah, pria itu juga mengintimidasi warga yang tinggal di sekitarnya.
"Kita takut, saya di sini cuma ngontrak, setahu saya pemilik tanah di situ namanya Haji Gubar," ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, kepada merdeka.com, Jakarta, Senin (8/7).
Dia mengatakan, sekolah itu mulai dibangun sejak 2012 lalu. Begitu pengerjaan selesai, tiba-tiba saja terlihat beberapa orang yang menjaga ketat kawasan di sekitarnya sehingga menutup akses masuk ke sekolah.
"Memang biasanya ada beberapa orang anak buahnya pak haji yang sering ngejagain sekolahnya. Kalau tak berkepentingan ya engga bisa masuk," bebernya.
Saat ditanya, siapa sebenarnya pemiliki lahan tempat sekolah itu dibangun, pria itu mengaku bingung. Sebab beberapa warga lainnya menyebut tanah itu milik seseorang, bernama Sudrajat. Namun belakangan, Haji Gubar ikut mengakui kepemilikan tanah yang masih sengketa tersebut.
Saat merdeka.com menyambangi gedung sekolah tersebut, sang penjaga dengan tegas tidak mengizinkan masuk. Penjaga bertubuh besar itu mengatakan harus melalui izin RW setempat. Dan ternyata, ketua RW adalah orang yang disebut-sebut memiliki lahan itu, yakni Haji Gubar.
"Mau ngapain mas, kalau mau masuk izin pak RW dulu, kalau engga ada tidak bisa masuk," tegur pria dengan tegas.
Dari pantauan, di akses masuk sekolah tersebut, ada satu orang bertubuh besar berjaga di pos masuk. Pintu seng setinggi dua meter juga tergembok dari dalam. Akses masuk hanya terdapat satu pintu masuk. Sampai saat ini sekolah tersebut, belum bisa diakses oleh warga umumnya.
sumber : http://www.merdeka.com/jakarta/prema...-sukapura.html
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
comment: emosi meluap di dada sehingga ane tidak bisa comment apa-apa lagi...
Bangunan kokoh di Jalan Tipar Cakung RT 001/05, Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara, itu tadinya bakal dijadikan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 289. Tapi kehadiran seseorang yang mengaku pemilik lahan seenaknya menutup akses menuju sekolah berlantai empat tersebut.
Tak cuma menutup jalan masuk ke sekolah, pria itu juga mengintimidasi warga yang tinggal di sekitarnya.
"Kita takut, saya di sini cuma ngontrak, setahu saya pemilik tanah di situ namanya Haji Gubar," ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, kepada merdeka.com, Jakarta, Senin (8/7).
Dia mengatakan, sekolah itu mulai dibangun sejak 2012 lalu. Begitu pengerjaan selesai, tiba-tiba saja terlihat beberapa orang yang menjaga ketat kawasan di sekitarnya sehingga menutup akses masuk ke sekolah.
"Memang biasanya ada beberapa orang anak buahnya pak haji yang sering ngejagain sekolahnya. Kalau tak berkepentingan ya engga bisa masuk," bebernya.
Saat ditanya, siapa sebenarnya pemiliki lahan tempat sekolah itu dibangun, pria itu mengaku bingung. Sebab beberapa warga lainnya menyebut tanah itu milik seseorang, bernama Sudrajat. Namun belakangan, Haji Gubar ikut mengakui kepemilikan tanah yang masih sengketa tersebut.
Saat merdeka.com menyambangi gedung sekolah tersebut, sang penjaga dengan tegas tidak mengizinkan masuk. Penjaga bertubuh besar itu mengatakan harus melalui izin RW setempat. Dan ternyata, ketua RW adalah orang yang disebut-sebut memiliki lahan itu, yakni Haji Gubar.
"Mau ngapain mas, kalau mau masuk izin pak RW dulu, kalau engga ada tidak bisa masuk," tegur pria dengan tegas.
Dari pantauan, di akses masuk sekolah tersebut, ada satu orang bertubuh besar berjaga di pos masuk. Pintu seng setinggi dua meter juga tergembok dari dalam. Akses masuk hanya terdapat satu pintu masuk. Sampai saat ini sekolah tersebut, belum bisa diakses oleh warga umumnya.
sumber : http://www.merdeka.com/jakarta/prema...-sukapura.html
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
comment: emosi meluap di dada sehingga ane tidak bisa comment apa-apa lagi...