BANDUNG - Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 nanti, Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawangsa meminta agar masyarakat Indonesia tidak perlu takut dengan persaingan kerja dan pangsa pasar.
Menurutnya, tenaga kerja asing tidak begitu tertarik bekerja di Indonesia, karena pendapatan di Indonesia lebih kecil dibanding di negara asalnya. Hal tersebut Khofifah sampaikan saat memberikan sambutan, pada pembukaan Rakernas ke-I Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (APJI).
"Tidak perlu khawatir dengan pangsa pasar, karena salary di Indonesia tidak menggiurkan bagi mereka, karena kalau dibandingkan negara tetangga, masih lebih besar pendapatan di Malaysia," katanya di Hotel Savoy Homan, Jalan Asia Afrika, Bandung, Rabu (10/12/2014).
Penyebabnya, menurut Khofifah, karena masih rendahnya sertifikasi tenaga kerja di Indonesia. Sehingga, tidak sedikit masyarakat yang kurang menghargai beragam profesi. Tambahnya, keadaan ini tentu saja berdampak pada minimnya bayaran yang diberikan pada tenaga kerja.
"Ini harus menjadi bagian dari perhatian kita semua. Seperti tukang potong pohon atau tukang batu, dianggap profesi rendah, karena tidak tersertifikasi. Andai misalnya kita masuk ke suatu negara yang profesi kerjanya sudah tersertifikasi, kita akan tahu harga profesi," paparnya.
Di akhir Khofifah menegaskan, sertifikasi bagi seluruh pekerjaan menjadi kebutuhan utama menghadapi MEA 2015 mendatang.
"Ketika kita menyebut MEA 2015, maka standar sertifikasi jadi sangat penting, oleh karena itu, kami berharap lembaga sertifikasi profesi apapun, baik pusat dan daerah harus digerakan, supaya kompetensi tergerakan," tandasnya.
sumber (economy.okezone.com)
kalo pekerja asing masuk sini, level manager ke atas biasanya, kalo yg kuli ane blm pernah liat,, ada juga kuli kita yg menyerbu luar negeri
Link: http://adf.ly/vdoVn
Menurutnya, tenaga kerja asing tidak begitu tertarik bekerja di Indonesia, karena pendapatan di Indonesia lebih kecil dibanding di negara asalnya. Hal tersebut Khofifah sampaikan saat memberikan sambutan, pada pembukaan Rakernas ke-I Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (APJI).
"Tidak perlu khawatir dengan pangsa pasar, karena salary di Indonesia tidak menggiurkan bagi mereka, karena kalau dibandingkan negara tetangga, masih lebih besar pendapatan di Malaysia," katanya di Hotel Savoy Homan, Jalan Asia Afrika, Bandung, Rabu (10/12/2014).
Penyebabnya, menurut Khofifah, karena masih rendahnya sertifikasi tenaga kerja di Indonesia. Sehingga, tidak sedikit masyarakat yang kurang menghargai beragam profesi. Tambahnya, keadaan ini tentu saja berdampak pada minimnya bayaran yang diberikan pada tenaga kerja.
"Ini harus menjadi bagian dari perhatian kita semua. Seperti tukang potong pohon atau tukang batu, dianggap profesi rendah, karena tidak tersertifikasi. Andai misalnya kita masuk ke suatu negara yang profesi kerjanya sudah tersertifikasi, kita akan tahu harga profesi," paparnya.
Di akhir Khofifah menegaskan, sertifikasi bagi seluruh pekerjaan menjadi kebutuhan utama menghadapi MEA 2015 mendatang.
"Ketika kita menyebut MEA 2015, maka standar sertifikasi jadi sangat penting, oleh karena itu, kami berharap lembaga sertifikasi profesi apapun, baik pusat dan daerah harus digerakan, supaya kompetensi tergerakan," tandasnya.
sumber (economy.okezone.com)
kalo pekerja asing masuk sini, level manager ke atas biasanya, kalo yg kuli ane blm pernah liat,, ada juga kuli kita yg menyerbu luar negeri
Link: http://adf.ly/vdoVn