TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengisyaratkan akan menghapus Ron 88 atau premium. "Kami beri waktu dua tahun kepada Pertamina," ujarnya saat mengumumkan harga baru BBM, Jakarta, 31 Desember 2014.
Pernyataan Sudirman ini sejalan dengan rekomendasi Badan Tata Kelola Migas di bawah naungan Faisal Basri. "Sudah dibicarakan dan kami menyambut baik rekomendasi itu," katanya. (Baca: Harga Baru Premium dan Solar)
Menurut Said, penghapusan Ron 88 akan memberikan banyak manfaat. Mutu bahan bakar, ujar Said, akan menjadi lebih baik. Karena itu, Said mendesak Pertamina untuk membenahi kilang dan produksinya agar bisa memproduksi bahan bakar di atas Ron 88.
Ke depannya, Pertamina hanya akan memproduksi bahan bakar Ron 92 dan lebih. Pun dengan tidak adanya subsidi kecuali untuk solar. "(Khusus) Solar tetap disubsidi karena digunakan untuk industri," kata Said. (Baca: Nasib Prtral Kini)
Said mengatakan akan mempertimbangkan rekomendasi dari tim tata kelola negara. "Seluruh rekomendasi akan dilihat dari kesiapan Pertamina," katanya.
Pada hari ini, pemerintah menetapkan harga baru bahan bakar bersubsidi. Harga premium dipatok Rp 7,600 dari Rp 8,500. Harga solar naik dari Rp 6,500 menjadi Rp 7.250.
Pemerintah memutuskan akan menghapus subsidi untuk premium. "Untuk solar diberi subsidi Rp 1 ribu," katanya. Di luar solar, harga akan menyesuaikan dengan perkembangan harga minyak dunia dan perkembangan kurs rupiah selama dua bulan terakhir. "Setiap bulan akan dievaluasi," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil.
http://www.tempo.co/read/news/2014/1...medium=twitter
Link: http://adf.ly/vjHXF