BANDA ACEH - Umat Islam di Aceh diserukan agar tidak merayakan pergantian malam dari tahun 2014 ke tahun baru 2015 karena momentum tersebut bukan tahun baru umat Islam. Apalagi jika merayakannya dengan berhura-hura.
Hal itu diungkapkan secara terpisah oleh Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal SE, Kepala Dinas Syariat Islam (Kadis SI) Gayo Lues H Awaluddin M SAg, dan Kepala Kantor Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah (Satpol PP & WH) Aceh Barat, Drs T Samsul Alam MA kepada Serambi, Senin (29/12) kemarin.
Wali Kota Illiza kemarin melakukan pertemuan dengan Kapolda Aceh di Mapolda Aceh dan manajemen Harian Serambi Indonesia. Pertemuan tersebut untuk melakukan koordinasi terkait pengamanan malam tahun baru 2015. "Kita sudah keluarkan kebijakan supaya tidak ada kegiatan apa pun pada malam tahun baru," kata Illiza.
Menurutnya, perayaan malam tahun baru merupakan bagian dari peringatan yang dilakukan umat Nasrani. Illiza mengatakan, apabila perayaan tersebut tidak diawasi secara ketat, maka ditakutkan akan banyak hal yang terjadi di luar dugaan semua pihak.
"Sebelumnya kita sudah keluarkan seruan agar tidak boleh merayakan malam tahun baru. Mungkin keputusan tersebut memang terdengar tidak nyaman bagi generasi muda, tapi perlu kita sampaikan sekarang agar syariat Islam bisa tegak dengan baik," kata Illiza.
Ia juga menyampaikan agar tak ada perayaan apa pun pada malam tahun baru Masehi 2015. Termasuk kegiatan keagamaan, seperti zikir atau pengajian. "Bukan tidak boleh melakukan zikir ataupun pengajian. Tapi tidak pada malam tahun baru," tutupnya.
Sementara itu, warga di Kabupaten Gayo Lues (Galus) diminta, agar tidak merayakan pergantian dan penyambutan tahun baru dengan hura-hura atau secara berlebihan.
Kepala Dinas Syariat Islam (Kadis SI) Galus, H Awaluddin M SAg, kepada Serambi, Senin (29/12) mengatakan, dalam rangka pergantian maupun penyambutan tahun baru Masehi dari 2014 ke 2015 masyarakat diimbau tak perlu merayakan secara berlebihan, apalagi dengan kegiatan hura-hura.
"Bila perlu pergantian tahun itu, diisi dengan kegiatan keagamaan maupun pengajian lainnya, karenanya di Negeri Seribu Bukit Galus itu mayoritas penduduknya islam, bahkan tidak perlu dirayakan dengan meriah maupun berlebihan seperti di daerah lain," sebut Awaluddin.
Dia mengatakan, terutama untuk kalangan anak muda-mudi tidak perlu melakukan kegiatan berlebihan pada malam pergantian tahun baru nantinya, apalagi kegiatan yang sifatnya hura-hura dan b ertentangan dengan syariat islam seperti berkumpul ketempat wisata dan melakukan meminum-minuman keras. "Sambutlah tahun baru itu seperti biasanya, bahkan bila perlu lakukan kegiatan keagamaan dalam menyongsong pergantian tahun itu," ujar Kadis SI Galus.
Tak Hura-hura
Satpol PP-WH Aceh Barat juga mengimbau warga di wilayah itu agar tidak hura-hura menjelang tahun baru Masehi. "Tim Satpol PP/WH tetap melakukan patroli pada malam tahun baru. Kita meminta tidak hura-hura, apalagi berbuat hal yang dilarang," kata Kepala Kantor Satpol PP/WH Aceh Barat, Drs T Samsul Alam MA kepada Serambi, Senin (29/12).
Ia tambahkan, hura-hura dan peringatan tahun baru Masehi bukan budaya Islam dan yang dibenarkan diperingati hanyalah tahun baru Islam. Karena itu, Pemkab Aceh Barat berharap pada pergantian baru berbuat yang wajar saja dan tidak berlebihan. Bahkan Satpol PP/WH melarang membunyikan terompet dan mercon pada malam pergantian tahun Masehi 2014 ke tahun 2015.
Kontras750 Polisi amankan
Sebanyak 750 personil polisi dari Polda Aceh akan dikerahkan untuk mengamankan perayaan Natal dan malam tahun baru 2015 di seluruh kabupaten/kota di Aceh. Pengamanan tersebut dilakukan dalam rangkaian Operasi Lilin tahun 2014.
Kapolda Aceh Irjen Pol Husein Hamidi mengatakan, setiap tahun pihaknya selalu melakukan operasi lilin. "Karena di Aceh ada juga umat nasrani, maka Polri wajib melakukan pengamanan," katanya usai melakukan pertemuan dengan Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal di Mapolda Aceh, Senin (29/12).
Husein menjelaskan, pasukannya akan melakukan pengamanan di tempat-tempat ibadah umat nasrani. Dia menyebutkan, saat ini ada sekitar 57 gereja yang tersebar di seluruh Aceh. "Kita persilahkan mereka (umat nasrani) merayakan (natal dan tahun baru 2015)," ujarnya.
Meski demikian, Husein melarang keras umat Islam untuk ikut terlibat dalam perayaan tersebut. Operasi lilin tersbeut, juga bertujuan untuk melakukan razia terhadap kemungkinan adanya peredaran narkoba, miras, dan karaoke liar. "Jika ini masih terjadi, kita tetap menindaklanjuti dan untuk Banda Aceh sudah saya sampaikan kepada Kapolres Banda Aceh untuk mengantisipasi hal ini," ujarnya. (una/mz/c40/riz)
sumber varokah : sumber (aceh.tribunnews.com)
-------
Di himbau buat para panasbung,ISIS Fansboy supaya secepatnya pindah ke Aceh sebelum tahun baru,biar varokah
Daripada disini lihat paha ayam + bisa murtad
Komen #21 dapet cendol +2
Link: http://adf.ly/vhzM0
Hal itu diungkapkan secara terpisah oleh Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal SE, Kepala Dinas Syariat Islam (Kadis SI) Gayo Lues H Awaluddin M SAg, dan Kepala Kantor Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah (Satpol PP & WH) Aceh Barat, Drs T Samsul Alam MA kepada Serambi, Senin (29/12) kemarin.
Wali Kota Illiza kemarin melakukan pertemuan dengan Kapolda Aceh di Mapolda Aceh dan manajemen Harian Serambi Indonesia. Pertemuan tersebut untuk melakukan koordinasi terkait pengamanan malam tahun baru 2015. "Kita sudah keluarkan kebijakan supaya tidak ada kegiatan apa pun pada malam tahun baru," kata Illiza.
Menurutnya, perayaan malam tahun baru merupakan bagian dari peringatan yang dilakukan umat Nasrani. Illiza mengatakan, apabila perayaan tersebut tidak diawasi secara ketat, maka ditakutkan akan banyak hal yang terjadi di luar dugaan semua pihak.
"Sebelumnya kita sudah keluarkan seruan agar tidak boleh merayakan malam tahun baru. Mungkin keputusan tersebut memang terdengar tidak nyaman bagi generasi muda, tapi perlu kita sampaikan sekarang agar syariat Islam bisa tegak dengan baik," kata Illiza.
Ia juga menyampaikan agar tak ada perayaan apa pun pada malam tahun baru Masehi 2015. Termasuk kegiatan keagamaan, seperti zikir atau pengajian. "Bukan tidak boleh melakukan zikir ataupun pengajian. Tapi tidak pada malam tahun baru," tutupnya.
Sementara itu, warga di Kabupaten Gayo Lues (Galus) diminta, agar tidak merayakan pergantian dan penyambutan tahun baru dengan hura-hura atau secara berlebihan.
Kepala Dinas Syariat Islam (Kadis SI) Galus, H Awaluddin M SAg, kepada Serambi, Senin (29/12) mengatakan, dalam rangka pergantian maupun penyambutan tahun baru Masehi dari 2014 ke 2015 masyarakat diimbau tak perlu merayakan secara berlebihan, apalagi dengan kegiatan hura-hura.
"Bila perlu pergantian tahun itu, diisi dengan kegiatan keagamaan maupun pengajian lainnya, karenanya di Negeri Seribu Bukit Galus itu mayoritas penduduknya islam, bahkan tidak perlu dirayakan dengan meriah maupun berlebihan seperti di daerah lain," sebut Awaluddin.
Dia mengatakan, terutama untuk kalangan anak muda-mudi tidak perlu melakukan kegiatan berlebihan pada malam pergantian tahun baru nantinya, apalagi kegiatan yang sifatnya hura-hura dan b ertentangan dengan syariat islam seperti berkumpul ketempat wisata dan melakukan meminum-minuman keras. "Sambutlah tahun baru itu seperti biasanya, bahkan bila perlu lakukan kegiatan keagamaan dalam menyongsong pergantian tahun itu," ujar Kadis SI Galus.
Tak Hura-hura
Satpol PP-WH Aceh Barat juga mengimbau warga di wilayah itu agar tidak hura-hura menjelang tahun baru Masehi. "Tim Satpol PP/WH tetap melakukan patroli pada malam tahun baru. Kita meminta tidak hura-hura, apalagi berbuat hal yang dilarang," kata Kepala Kantor Satpol PP/WH Aceh Barat, Drs T Samsul Alam MA kepada Serambi, Senin (29/12).
Ia tambahkan, hura-hura dan peringatan tahun baru Masehi bukan budaya Islam dan yang dibenarkan diperingati hanyalah tahun baru Islam. Karena itu, Pemkab Aceh Barat berharap pada pergantian baru berbuat yang wajar saja dan tidak berlebihan. Bahkan Satpol PP/WH melarang membunyikan terompet dan mercon pada malam pergantian tahun Masehi 2014 ke tahun 2015.
Kontras750 Polisi amankan
Sebanyak 750 personil polisi dari Polda Aceh akan dikerahkan untuk mengamankan perayaan Natal dan malam tahun baru 2015 di seluruh kabupaten/kota di Aceh. Pengamanan tersebut dilakukan dalam rangkaian Operasi Lilin tahun 2014.
Kapolda Aceh Irjen Pol Husein Hamidi mengatakan, setiap tahun pihaknya selalu melakukan operasi lilin. "Karena di Aceh ada juga umat nasrani, maka Polri wajib melakukan pengamanan," katanya usai melakukan pertemuan dengan Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal di Mapolda Aceh, Senin (29/12).
Husein menjelaskan, pasukannya akan melakukan pengamanan di tempat-tempat ibadah umat nasrani. Dia menyebutkan, saat ini ada sekitar 57 gereja yang tersebar di seluruh Aceh. "Kita persilahkan mereka (umat nasrani) merayakan (natal dan tahun baru 2015)," ujarnya.
Meski demikian, Husein melarang keras umat Islam untuk ikut terlibat dalam perayaan tersebut. Operasi lilin tersbeut, juga bertujuan untuk melakukan razia terhadap kemungkinan adanya peredaran narkoba, miras, dan karaoke liar. "Jika ini masih terjadi, kita tetap menindaklanjuti dan untuk Banda Aceh sudah saya sampaikan kepada Kapolres Banda Aceh untuk mengantisipasi hal ini," ujarnya. (una/mz/c40/riz)
sumber varokah : sumber (aceh.tribunnews.com)
-------
Di himbau buat para panasbung,ISIS Fansboy supaya secepatnya pindah ke Aceh sebelum tahun baru,biar varokah
Daripada disini lihat paha ayam + bisa murtad
Komen #21 dapet cendol +2
Link: http://adf.ly/vhzM0