Mantan pesaing Joko Widodo dalam pemilihan Presiden 2014, Prabowo Subianto diyakini tidak punya kepentingan dalam konflik yang melanda pemerintahan Joko Widodo- Jusuf Kalla belakangan ini.
Politisi partai Golkar, Nurul Arifin berpendapat bahwa Prabowo tak suka mencampuri urusan orang lain. " Beliau memilih diam, hanya mengamati saja"jelas Nurul dalam diskusi evaluasi 100 hari pemerintahan Joko Widodo- Jusuf Kalla di Jakarta, Senin (26/1/2015).
Nurul berpendapat KMP mendukung pemerintahan Jokowi. "Jangan seperti di Thailand, kudeta terus terjadi."
Mantan wakil ketua KPK, Bibit Samad Riyanto menilai Jokowi harus membenahi mental aparatnya. Bibit mengaku ia pernah mendapat keluhan dari pengusaha bahwa ia dipungli oleh aparatnya. " Mau urus ijin usaha harus bayar berkali-kali lipat. Supaya cepat keluar ijin. Tapi ketika saya hendak selidiki, pengusaha ini malah takut tak dapat proyek, "jelasnya.
Karena itu Bibit menilai pelayanan terpadu satu pintu dalam mengurus ijin usaha adalah langkah tepat.
Selanjutnya yang perlu dibenahi adalah penegakkan hukum, gaji aparat diperhatikan, serta sinkronisasi antar aparat negara khususnya penegak hukum.
Sementara politisi Golkar, Hajrianto Tohari berpendapat, Jokowi masih awam politik. Presiden tidak kenal siapa orang-orang disekelilingnya. " karena itu ia harus belajar. Jangan lagi terjebak seperti saat pemilihan Jaksa Agung".
Hajrianto berpendapat Jokowi harus melakukan hal ini agar tetap langgeng sampai 5 tahun kedepan.
Ahli komunikasi politik pasca sarjana universitas Paramadina, Putut Wijanarko menilai Jokowi dan aparatnya harus mengkomunikasikan hasil kerjanya pada rakyat, "karena mereka adalah pejabat publik" jelas Putut.
Sumber
bakalan rame dan seru level dewa nih
Link: http://adf.ly/wi9oX