Undangan Bersilat di Istana
Bulan depan Jokowi mengundang Prabowo dan tim pencak silatnya ke Istana. Polisi masih terus kasak-kusuk.
Setelah capek diarahkan, ditekan, dipaksa, dan bahkan diancam oleh sekondan serta kawan-kawan partai koalisi yang mendukungnya, Presiden Joko Widodo membuat manuver kejutan. Sore ini Jokowi bertemu bekas rivalnya dalam Pemilu Presiden lalu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subiyanto, di Istana Bogor. Menurut seorang kepercayaan Jokowi, semua gara-gara para pemimpin partai-partai koalisi pendukungnya, Koalisi Indonesia Hebat, memaksakan pengangkatan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri.
Selain mengejutkan, pertemuan Jokowi - Prabowo ini juga bisa membuat para pemimpin partai yang semula mendukung Jokowi beraksi keras. Maklumlah, pertemuan ini --dan juga pertemuan-pertemuan dengan tokoh-tokoh partai anggota Koalisi Merah Putih lainnya-- mengindikasikan rencana Jokowi untuk lompat pagar, menggandeng Koalisi Merah Putih, dan meninggalkan Koalisi Indonesia Hebat. "Beberapa pertemuan sudah diatur," kata sumber saya.
Dalam pertemuan tadi Prabowo mengatakan bahwa pertemuan ini adalah kunjungan balasannya kepada Jokowi yang telah berkunjung ke rumahnya menjelang pelantikan sebagai Presiden. Prabowo juga mengaku menyampaikan komitmennya untuk mendukung usaha pemerintah untuk membangun bangsa menjaga keutuhan bangsa dan memerangi kemiskinan.
Bekas Danjen Kopassus itu juga menjelaskan bahwa dirinya melaporkan kepada Presiden bahwa ia baru saja dipilih kembali sebagai Presiden Federasi Pencak Silat Dunia, dan Indonesia kembali menjadi juara umum. "Saya mohon agar beliau menerima federasi pencak silat, dan Ikatan Pencak Silat Indonesia. Beliau berkenan untuk memberi waktu," ujarnya.
Inikah bentuk undangan Jokowi kepada Prabowo untuk ikut tampil di pentas persilatan lembaga eksekutif yang dipimpinnya? Sebab, dalam penjelasannya kepada wartawan, Jokowi pun mengatakan, "Beliau menyampaikan memberikan dukungan penuh kepada pemerintahan yang sekarang." Apalagi, kata Jokowi, Prabowo juga mengatakan bahwa pencak silat seluruh Indonesia pada bulan Februari nanti akan bertemu dengannya di Istana Negara.
Soal pencak silat ini cukup menarik. Kita pun patut menduga bahwa Prabowo dan Jokowi sudah mulai saling menguraikan jurus-jurus andalan agar bisa dimainkan bersama dalam menghadapi tekanan dan serangan tokoh dan partai-partai penekan Jokowi. Jangan-jangan, duel terbuka pun akan terjadi pada bulan depan. Menanggapi berbagai dugaan itu, politisi Gerindra Fadli Zon, mengaku belum mendapat penjelasan dari Prabowo tentang hasil pertemuan tadi. "Kita tunggu saja," ujarnya via telepon.
Manuver Jokowi kali ini diduga merupakan ancang-ancang lompat pagar. Manuver ini tidak mudah dan cukup berisiko, karena sejak awal pekan ini para petinggi partai anggota Koalisi Indonesia Hebat telah mengancam akan memakzulkan Joko Widodo, jika bersikeras tak mau mengangkat Budi Gunawan. Sementara sebaliknya, jika Jokowi mengikuti kemauan tokoh-tokoh partai pendukungnya, rakyat yang dimotori para bekas relawan pendukung Jokowi sendiri, bertekad akan memakzulkan bekas pengusaha kayu itu.
Tampaknya, pertempuran masih akan panjang. Sebab, selain manuver-manuver di panggung politik, Mabes Polri pun sudah pasang kuda-kuda untuk mengantisipasi berbagai rencana, termasuk isu tentang rencana pengkotakan Mabes Polri di bawah Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Hukum dan HAM pasca kisruh pencalonan Komjen Budi Gunawan. Menurut seorang sumber di Mabes Polri, untuk mengantisipasi opini publik yang berkembang, para perwira penerangan disiapkan untuk selalu standby, dan proaktif memberikan penjelasan kepada Media.
Penetrasi atau counter berita dari luar institusi Polri juga akan lebih ditingkatkan. Misalnya, soal teknis penangkapan Bambang Widjojanto yang menurut mereka telah didramatisir oleh media, khususnya tentang pemborgolan Wakil Ketua KPK itu, akan terus dicounter. Mereka juga berencana mengarahkan dialog interaktif di media elektronik, terutama di radio-radio tertentu, dengan penanggap yang sudah dikondisikan.
Intelejen polisi juga akan dilibatkan secara aktif untuk meminimalisir dan memantau kegiatan-kegiatan yang bersifat negatif, khususnya yang berkaitan dengan Polri. Sementara itu, direncanakan pula, bahwa dalam beberapa hari ke depan, isu "Penangkapan Teroris" akan "dimainkan" lagi, dengan kemasan yang lebih bombastis. "Diharapkan isu ini bisa mengalihkan perhatian media dan masyarakat," ujar sumber di Mabes Polri itu. Kemarin ratusan anggota brimob, telah dikerahkan untuk menangkap buronan teroris Santoso di Poso.
Inilah sekelumit cerita di dunia persilatan kita.
===
Apa komentar anda?
#ancangancanglompatpagar
Sumur
Akankah Panastak dan Panasbung akan bersatu? Atau hanya ada satu Panas sekarang, yaitu Panasbung karena Jokowi akan menjadi Bagian dari itu sekarang
Link: http://adf.ly/wqq1P
Bulan depan Jokowi mengundang Prabowo dan tim pencak silatnya ke Istana. Polisi masih terus kasak-kusuk.
Setelah capek diarahkan, ditekan, dipaksa, dan bahkan diancam oleh sekondan serta kawan-kawan partai koalisi yang mendukungnya, Presiden Joko Widodo membuat manuver kejutan. Sore ini Jokowi bertemu bekas rivalnya dalam Pemilu Presiden lalu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subiyanto, di Istana Bogor. Menurut seorang kepercayaan Jokowi, semua gara-gara para pemimpin partai-partai koalisi pendukungnya, Koalisi Indonesia Hebat, memaksakan pengangkatan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri.
Selain mengejutkan, pertemuan Jokowi - Prabowo ini juga bisa membuat para pemimpin partai yang semula mendukung Jokowi beraksi keras. Maklumlah, pertemuan ini --dan juga pertemuan-pertemuan dengan tokoh-tokoh partai anggota Koalisi Merah Putih lainnya-- mengindikasikan rencana Jokowi untuk lompat pagar, menggandeng Koalisi Merah Putih, dan meninggalkan Koalisi Indonesia Hebat. "Beberapa pertemuan sudah diatur," kata sumber saya.
Dalam pertemuan tadi Prabowo mengatakan bahwa pertemuan ini adalah kunjungan balasannya kepada Jokowi yang telah berkunjung ke rumahnya menjelang pelantikan sebagai Presiden. Prabowo juga mengaku menyampaikan komitmennya untuk mendukung usaha pemerintah untuk membangun bangsa menjaga keutuhan bangsa dan memerangi kemiskinan.
Bekas Danjen Kopassus itu juga menjelaskan bahwa dirinya melaporkan kepada Presiden bahwa ia baru saja dipilih kembali sebagai Presiden Federasi Pencak Silat Dunia, dan Indonesia kembali menjadi juara umum. "Saya mohon agar beliau menerima federasi pencak silat, dan Ikatan Pencak Silat Indonesia. Beliau berkenan untuk memberi waktu," ujarnya.
Inikah bentuk undangan Jokowi kepada Prabowo untuk ikut tampil di pentas persilatan lembaga eksekutif yang dipimpinnya? Sebab, dalam penjelasannya kepada wartawan, Jokowi pun mengatakan, "Beliau menyampaikan memberikan dukungan penuh kepada pemerintahan yang sekarang." Apalagi, kata Jokowi, Prabowo juga mengatakan bahwa pencak silat seluruh Indonesia pada bulan Februari nanti akan bertemu dengannya di Istana Negara.
Soal pencak silat ini cukup menarik. Kita pun patut menduga bahwa Prabowo dan Jokowi sudah mulai saling menguraikan jurus-jurus andalan agar bisa dimainkan bersama dalam menghadapi tekanan dan serangan tokoh dan partai-partai penekan Jokowi. Jangan-jangan, duel terbuka pun akan terjadi pada bulan depan. Menanggapi berbagai dugaan itu, politisi Gerindra Fadli Zon, mengaku belum mendapat penjelasan dari Prabowo tentang hasil pertemuan tadi. "Kita tunggu saja," ujarnya via telepon.
Manuver Jokowi kali ini diduga merupakan ancang-ancang lompat pagar. Manuver ini tidak mudah dan cukup berisiko, karena sejak awal pekan ini para petinggi partai anggota Koalisi Indonesia Hebat telah mengancam akan memakzulkan Joko Widodo, jika bersikeras tak mau mengangkat Budi Gunawan. Sementara sebaliknya, jika Jokowi mengikuti kemauan tokoh-tokoh partai pendukungnya, rakyat yang dimotori para bekas relawan pendukung Jokowi sendiri, bertekad akan memakzulkan bekas pengusaha kayu itu.
Tampaknya, pertempuran masih akan panjang. Sebab, selain manuver-manuver di panggung politik, Mabes Polri pun sudah pasang kuda-kuda untuk mengantisipasi berbagai rencana, termasuk isu tentang rencana pengkotakan Mabes Polri di bawah Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Hukum dan HAM pasca kisruh pencalonan Komjen Budi Gunawan. Menurut seorang sumber di Mabes Polri, untuk mengantisipasi opini publik yang berkembang, para perwira penerangan disiapkan untuk selalu standby, dan proaktif memberikan penjelasan kepada Media.
Penetrasi atau counter berita dari luar institusi Polri juga akan lebih ditingkatkan. Misalnya, soal teknis penangkapan Bambang Widjojanto yang menurut mereka telah didramatisir oleh media, khususnya tentang pemborgolan Wakil Ketua KPK itu, akan terus dicounter. Mereka juga berencana mengarahkan dialog interaktif di media elektronik, terutama di radio-radio tertentu, dengan penanggap yang sudah dikondisikan.
Intelejen polisi juga akan dilibatkan secara aktif untuk meminimalisir dan memantau kegiatan-kegiatan yang bersifat negatif, khususnya yang berkaitan dengan Polri. Sementara itu, direncanakan pula, bahwa dalam beberapa hari ke depan, isu "Penangkapan Teroris" akan "dimainkan" lagi, dengan kemasan yang lebih bombastis. "Diharapkan isu ini bisa mengalihkan perhatian media dan masyarakat," ujar sumber di Mabes Polri itu. Kemarin ratusan anggota brimob, telah dikerahkan untuk menangkap buronan teroris Santoso di Poso.
Inilah sekelumit cerita di dunia persilatan kita.
===
Apa komentar anda?
#ancangancanglompatpagar
Sumur
Akankah Panastak dan Panasbung akan bersatu? Atau hanya ada satu Panas sekarang, yaitu Panasbung karena Jokowi akan menjadi Bagian dari itu sekarang
Link: http://adf.ly/wqq1P