SITUS BERITA TERBARU

Krak! Ini Kisah Petugas Evakuasi Korban Air Asia

Friday, January 9, 2015
Endah, 24 tahun, memilih berdiri di belakang rekan-rekannya. Anggota Satuan Polisi Pamong Praja Pangkalan Bun itu tegang saat kunci gembok kontainer di depannya dibuka petugas. "Ya Allah, ini, kan, malam Jumat," kata Endah, Kamis sore, 8 Januari 2015. (Baca: Moeldoko Pimpin Evakuasi Ekor Air Asia)

Bukan tanpa alasan Endah merasa takut. Sebab, di dalam kontainer cold storage room alias kulkas itu terdapat satu jenazah korban kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501 yang dibekukan. Jenazah yang bermalam di kontainer es di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Aminuddin, Pangkalan Bun, itu akan dikeluarkan untuk diterbangkan ke Surabaya. (Baca: Evakuasi Air Asia, TNI AU Punya Senjata Rahasia)

"Krak!" pintu kontainer perlahan-lahan terbuka. Bagai membuka pintu kulkas freezer, semburan uap es yang menyeruak ke berbagai arah membuat penglihatan terhalang. Sebanyak 18 petugas yang siaga di depan kontainer tak bergerak. Sebagian dari mereka, termasuk Endah, penasaran ingin melihat isinya. (Baca: Air Asia Tak Mutlak Salah, Kemenhub Lalai?)

Endah mungkin tak terkesan. Saat kabut es menipis, di depannya hanya terlihat kotak besar yang kosong dan satu kantong jenazah tertutup berwarna hitam. "Sudah? Begini saja?" tanyanya.

Empat petugas kemudian masuk sambil membawa peti. Empat petugas itu keluar dan diganti empat orang lain yang bertugas memasukkan jenazah ke peti. "Ingat, pintu harus sambil ditutup. Bapak-bapak, silakan bekerja cepat," ujar Iman Syariah, petugas instalasi gawat darurat, sambil menutup daun pintu kontainer.

Empat menit kemudian, 16.02 WIB, suara ketukan terdengar dari dalam kontainer. Pintu dibuka lagi dan peti bernomor 040 itu siap diangkut ke pesawat yang sudah menunggu di Bandara Iskandar.

Bagaimana rasanya berada di dalam kontainer pembeku itu? Muhsin, Wakil Kepala Ruang Meranti RSUD Sultan Aminuddin, menceritakannya kepada Tempo. Petugas yang sudah 20 tahun mengurus jenazah itu mengaku kedinginan saat di dalam kontainer. "Wah, dingin sekali. Untung, sarung tangan saya tebal, jadi tak langsung gemetaran," tuturnya setelah bertugas.

Saat memegangi jenazah, Muhsin sudah yakin bisa bekerja cepat. "Tubuh jenazah kecil. Ini laki-laki, kemungkinan berusia belasan tahun," katanya.

sumber 

jaga kamar mayat malam-malam walaupun berempat tetap bikin merinding


Link: http://adf.ly/w2w6L
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive