Kasak Kusuk Soal Anak Mantan Kepala BIN jadi Komisaris Telkomsel
Sumber Suci PayungPayungan
Merdeka.com - Hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Telekomunikasi Seluler atau lebih dikenal Telkomsel, menjadi pergunjingan di internal perusahaan. Penyebabnya, munculnya nama Diaz Hendropriyono di deretan komisaris Telkomsel.
Anak mantan kepala BIN A.M Hendropriyono ini merupakan tim sukses pasangan Jokowi-JK pada pilpres lalu. Diaz tercatat sebagai Ketua Umum Kawan Jokowi dan situs Gerak Cepat Jokowi-JK.
Diaz melenggang menjadi komisaris setelah pemegang saham Telkomsel, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk dan Singapore Telecomunications Ltd memberikan restu. Diaz disebut-sebut sebagai orang tepat untuk duduk di kursi komisaris.
"Keputusan pemegang saham orang yang tepat menuju digital company" ujar VP Corporate Communication Telkomsel Adita Irawati kepada merdeka.com.
Adita meyakini, jajaran direksi dan komisaris yang terpilih adalah 'dream team' yang bakal membuat kinerja Telkomsel lebih moncer. Namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut soal proses penunjukan direksi dan komisaris Telkomsel.
Merdeka.com mencatat kasak kusuk di balik penunjukan Diaz sebagai komisaris BUMN, mulai dari internal perusahaan sampai pengakuan Menteri BUMN. Berikut paparannya.
Nama Diaz Diusulkan Banyak Pihak
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengakui, pemerintah ikut andil 'memberikan' kursi komisaris pada putra mantan Kepala BIN AM Hendropriyono ini.
Rini mengaku sudah mempertimbangkan banyak hal sebelum memutuskan mengangkat Diaz sebagai komisaris perusahaan bidang telekomunikasi itu. Nama Diaz diusulkan oleh beberapa pihak yang tidak secara spesifik disebutkan oleh Rini.
"Kami memutuskan Diaz, memang ada pertimbangannya. Diusulkan beberapa pihak dari background beliau," ujar Rini di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (31/12).
Komisaris Tak Harus Dari Core Business Perusahaan
Menteri BUMN Rini Soemarno memberi penjelasan untuk menjawab pergunjingan di internal Telkomsel terkait penunjukan Diaz Hendropriyono. Dia menjelaskan, orang yang dipilih untuk duduk di kursi komisaris perusahaan BUMN tidak harus berasal dari sektor yang jadi lini bisnis utama perusahaan yang bersangkutan.
"Tidak harus dari core bisnis, mungkin bisa di bidang ekonominya lebih kuat dibanding bidang lainnya," ujar Rini di kantornya, Jakarta, Rabu (31/12).
Menurut Rini, komisaris yang berasal dari bidang lain di luar core bisnis perusahaan justru akan memberi warna tersendiri. Dia juga meyakini, kombinasi ini untuk memperkuat bisnis perusahaan BUMN.
"Kami memang mengkombinasikan, Itu yang diperhatikan. Sering kali juga kombinasi ahli di bidang hukum, ada kemampuan pemasaran juga," katanya
Kemampuan di Telekomunikasi dipertanyakan
Penunjukan Diaz Hendropriyono mulai ramai dipergunjingkan di internal Telkomsel. Sumber merdeka.com di internal Telkomsel menuturkan, keputusan RUPS tersebut menimbulkan tanda tanya besar.
Terutama soal kapasitas Diaz di bisnis sektor telekomunikasi. "Ya jelas mempertanyakan kemampuannya di bidang telekomunikasi," ujar sumber merdeka.com yang enggan disebut namanya.
Karyawan tidak mempertanyakan secara langsung kepada jajaran direksi dan pemegang saham perihal alasan penunjukan Diaz menjadi komisaris. Rekam jejak Diaz di bidang telekomunikasi pun dipertanyakan. "Kita tidak tahu pengalamannya selama ini," ucapnya.
Mentri Rini Kenal Diaz
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno sudah membeberkan cerita di balik kemunculan nama dan penunjukan Diaz Hendropriyono sebagai komisaris PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel). Rini tidak segan mengakui bahwa dia mengenal sosok Diaz.
Dalam pandangan Rini, anak mantan Kepala BIN tersebut cukup profesional. Bahkan, Rini juga memuji sosok Diaz.
"Saya mengenal langsung dengan dia secara profesional. (Diaz) Bisa berkomunikasi dengan partner Telkomsel," ujar Rini di kantor BUMN, Jakarta, Rabu (31/12).
buat panasbung .. dulu jaman SBY, Komisaris bank Mandiri salah satunya si Rudi Rubiandini (SKK Migas) yang gak ngerti apa2 soal perbankan .. ketangkep KPK pula ..
buat panastak .. dari pada si Diaz .. mending gw aja jadi Komisaris .. empat kali setahun mampir ke kantor .. dapat gaji minimal 50 juta .. Hehehe
Link: http://adf.ly/vkaEN
Sumber Suci PayungPayungan
Merdeka.com - Hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Telekomunikasi Seluler atau lebih dikenal Telkomsel, menjadi pergunjingan di internal perusahaan. Penyebabnya, munculnya nama Diaz Hendropriyono di deretan komisaris Telkomsel.
Anak mantan kepala BIN A.M Hendropriyono ini merupakan tim sukses pasangan Jokowi-JK pada pilpres lalu. Diaz tercatat sebagai Ketua Umum Kawan Jokowi dan situs Gerak Cepat Jokowi-JK.
Diaz melenggang menjadi komisaris setelah pemegang saham Telkomsel, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk dan Singapore Telecomunications Ltd memberikan restu. Diaz disebut-sebut sebagai orang tepat untuk duduk di kursi komisaris.
"Keputusan pemegang saham orang yang tepat menuju digital company" ujar VP Corporate Communication Telkomsel Adita Irawati kepada merdeka.com.
Adita meyakini, jajaran direksi dan komisaris yang terpilih adalah 'dream team' yang bakal membuat kinerja Telkomsel lebih moncer. Namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut soal proses penunjukan direksi dan komisaris Telkomsel.
Merdeka.com mencatat kasak kusuk di balik penunjukan Diaz sebagai komisaris BUMN, mulai dari internal perusahaan sampai pengakuan Menteri BUMN. Berikut paparannya.
Nama Diaz Diusulkan Banyak Pihak
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengakui, pemerintah ikut andil 'memberikan' kursi komisaris pada putra mantan Kepala BIN AM Hendropriyono ini.
Rini mengaku sudah mempertimbangkan banyak hal sebelum memutuskan mengangkat Diaz sebagai komisaris perusahaan bidang telekomunikasi itu. Nama Diaz diusulkan oleh beberapa pihak yang tidak secara spesifik disebutkan oleh Rini.
"Kami memutuskan Diaz, memang ada pertimbangannya. Diusulkan beberapa pihak dari background beliau," ujar Rini di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (31/12).
Komisaris Tak Harus Dari Core Business Perusahaan
Menteri BUMN Rini Soemarno memberi penjelasan untuk menjawab pergunjingan di internal Telkomsel terkait penunjukan Diaz Hendropriyono. Dia menjelaskan, orang yang dipilih untuk duduk di kursi komisaris perusahaan BUMN tidak harus berasal dari sektor yang jadi lini bisnis utama perusahaan yang bersangkutan.
"Tidak harus dari core bisnis, mungkin bisa di bidang ekonominya lebih kuat dibanding bidang lainnya," ujar Rini di kantornya, Jakarta, Rabu (31/12).
Menurut Rini, komisaris yang berasal dari bidang lain di luar core bisnis perusahaan justru akan memberi warna tersendiri. Dia juga meyakini, kombinasi ini untuk memperkuat bisnis perusahaan BUMN.
"Kami memang mengkombinasikan, Itu yang diperhatikan. Sering kali juga kombinasi ahli di bidang hukum, ada kemampuan pemasaran juga," katanya
Kemampuan di Telekomunikasi dipertanyakan
Penunjukan Diaz Hendropriyono mulai ramai dipergunjingkan di internal Telkomsel. Sumber merdeka.com di internal Telkomsel menuturkan, keputusan RUPS tersebut menimbulkan tanda tanya besar.
Terutama soal kapasitas Diaz di bisnis sektor telekomunikasi. "Ya jelas mempertanyakan kemampuannya di bidang telekomunikasi," ujar sumber merdeka.com yang enggan disebut namanya.
Karyawan tidak mempertanyakan secara langsung kepada jajaran direksi dan pemegang saham perihal alasan penunjukan Diaz menjadi komisaris. Rekam jejak Diaz di bidang telekomunikasi pun dipertanyakan. "Kita tidak tahu pengalamannya selama ini," ucapnya.
Mentri Rini Kenal Diaz
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno sudah membeberkan cerita di balik kemunculan nama dan penunjukan Diaz Hendropriyono sebagai komisaris PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel). Rini tidak segan mengakui bahwa dia mengenal sosok Diaz.
Dalam pandangan Rini, anak mantan Kepala BIN tersebut cukup profesional. Bahkan, Rini juga memuji sosok Diaz.
"Saya mengenal langsung dengan dia secara profesional. (Diaz) Bisa berkomunikasi dengan partner Telkomsel," ujar Rini di kantor BUMN, Jakarta, Rabu (31/12).
buat panasbung .. dulu jaman SBY, Komisaris bank Mandiri salah satunya si Rudi Rubiandini (SKK Migas) yang gak ngerti apa2 soal perbankan .. ketangkep KPK pula ..
buat panastak .. dari pada si Diaz .. mending gw aja jadi Komisaris .. empat kali setahun mampir ke kantor .. dapat gaji minimal 50 juta .. Hehehe
Link: http://adf.ly/vkaEN