Sebab ELT AirAsia QZ 8501 Tak Terdeteksi Radar Basarnas
Sekilas tentang Emergency Locator Transmitter
Emergency Locator Transmitter atau ada jg yg menyebut Emergency Locator Beacon Aircraft (ELBA) adalah perangkat suar penentu lokasi untuk pesawat. Istilah ELBA ini diberikan oleh International Civil Aviation Organization (ICAO) atau Organisasi Penerbangan Sipil Internasional. Apapun namanya, fungsi alat ini sama, yakni memancarkan sinyal radio agar lokasinya pesawat/kapal yg mengalami kecelakaan bisa diketahui oleh sistem deteksi yang ada.
Dalam catatannya di pilot web (18/9/2003), Michael Atkinson menuturkan bahwa dorongan bagi pembuatan sistem pemberitahuan darurat ini muncul tahun 1970 ketika pesawat yang ditumpangi dua anggota Kongres AS hilang di Alaska. Meskipun telah dilakukan upaya pencarian besar-besaran, tak ada jejak pesawat maupun penumpangnya yang ditemukan. Sebagai buntutnya, Kongres pun lalu menuntut bahwa semua pesawat di AS membawa ELT. Alat ini dirancang untuk bisa aktif begitu terjadi crash dan memancarkan sinyal yang memberitahukan posisi diri (homing).
Frekuensi yg dipilih utk ELT adalah 121,5 MHz utk darurat penerbangan sipil, dan 243 MHz untuk penerbangan militer, yg masuk sebagai frekuensi UHF darurat penerbangan.
Namun, sistem yang dimaksudkan murni untuk pewartaan keadaan darurat ini memperlihatkan keterbatasan: frekuensi sipil sesak dan dirancang pertama-tama untuk transmisi suara.
Lalu, karena suar berdaya rendah, sinyalnya acap terlindas transmisi suara yang tinggi. Saa itu belum ada cara untuk mengenali dari arah mana datangnya sinyal tersebut (selain melalui cara homing) dan yg lebih penting lagi ada stasiun yg cukup dekat dan siap mendengarkan sinyal tersebut.
Keterbatasan ini berlangsung selama bbrp tahun, membuat manfaatnya kurang dirasakan. Dari sini muncul ide untuk memanfaatkan sistem berbasis satelit. Akhirnya frekuensi suar darurat pun dialokasikan untuk sistem ini, yakni 406 MHz. Sistem bercakupan global ini mampu secara unik mengenali setiap suar. Pada generasi berikut, Inmarsat atau International Maritime Satellite mengoperasikan suar berfrekuensi 1,6 GHz.
Disadur dari sini (id.wikipedia.org)
Terkait referensi di atas, timbul pertanyaan mengapa ELT Air Asia QZ8501 tdk terdeteksi radar Basarnas? (news.detik.com) Timbul dugaan apakah ELT tsb rusak sehingga sampai saat ini Basarnas masih bergerak mencari titik lokasi yg diperkirakan berada di perairan Belitung dengan titik koordinat 03.22.46 LS, 108.50.07 BT
Menurut Kepala Basarnas Jakarta, Sutrisno, di Kantor Otoritas Bandara Soetta, Cengkareng (28/12/2014) seharusnya ELT bunyi kalau ada benturan krn posisinya ada di dlm pesawat. Kalau terjadi benturan pd pesawat atau masuk dlm air.
Jika pesawat mendarat halus maka ELT tidak berbunyi. Atau jika pilot melakukan kalibrasi ulang terhadap sistem yang menyatu dengan satelit yang terhubung ke markas Basarnas tersebut.
"Kalau mendarat dgn halus di air tidak bunyi, kecuali kalau alat itu rusak. Kalau nggak bunyi ya Basarnas tidak tahu posisinya sekarang di mana," ungkapnya.
Dari keterangan itu, rusak atau tidaknya. ELT menurut bbrp sumber bisa diaktifkan secara manual dari cockpit, sehingga apabila dugaan pendaratan darurat yg dilakukan oleh pilot tidak mengaktifkan ELT secara otomatis dikarenakan impact sangat kecil hanya bbrp G saja
(menurut bbrp sumber ELT baru akan bekerja jika impact lebih dari 2G, cmiiw ya ga)
Musibah ini serasa meningatkan kita kembali bbrp peristiwa kecelakaan pesawat yg baru saja kita perbincangkan seperti peristiwa Malaysian Air MH 370 (08 Maret 2014) dan Boeing 737 Adam Air (2007).
Kecelakaan bisa terjadi kapan saja, yang terpenting persiapan dan pemeriksaan kelaikan pesawat dan instrumen pendukung juga perlu dilakukan secara melekat. Jangan sampai tudingan human error selalu menjadi kambing hitam para pilot.
Semoga pihak terkait, Basarnas, KNKT, TNI, BPPT dan seluruh komponen pendukung pencarian Air Bus A320 Air Asia QZ 8501 bisa berjalan lancar dan kepastian kabar seluruh crew dan penumpang bisa disampaikan kpd publik.
Kepada keluarga yg terkait dgn musibah ini agar senantiasa tabah, kuat dan senantiasa mendapat perlindungan Allah SWT.
Link: http://adf.ly/vcgz0
Sekilas tentang Emergency Locator Transmitter
Emergency Locator Transmitter atau ada jg yg menyebut Emergency Locator Beacon Aircraft (ELBA) adalah perangkat suar penentu lokasi untuk pesawat. Istilah ELBA ini diberikan oleh International Civil Aviation Organization (ICAO) atau Organisasi Penerbangan Sipil Internasional. Apapun namanya, fungsi alat ini sama, yakni memancarkan sinyal radio agar lokasinya pesawat/kapal yg mengalami kecelakaan bisa diketahui oleh sistem deteksi yang ada.
Dalam catatannya di pilot web (18/9/2003), Michael Atkinson menuturkan bahwa dorongan bagi pembuatan sistem pemberitahuan darurat ini muncul tahun 1970 ketika pesawat yang ditumpangi dua anggota Kongres AS hilang di Alaska. Meskipun telah dilakukan upaya pencarian besar-besaran, tak ada jejak pesawat maupun penumpangnya yang ditemukan. Sebagai buntutnya, Kongres pun lalu menuntut bahwa semua pesawat di AS membawa ELT. Alat ini dirancang untuk bisa aktif begitu terjadi crash dan memancarkan sinyal yang memberitahukan posisi diri (homing).
Frekuensi yg dipilih utk ELT adalah 121,5 MHz utk darurat penerbangan sipil, dan 243 MHz untuk penerbangan militer, yg masuk sebagai frekuensi UHF darurat penerbangan.
Namun, sistem yang dimaksudkan murni untuk pewartaan keadaan darurat ini memperlihatkan keterbatasan: frekuensi sipil sesak dan dirancang pertama-tama untuk transmisi suara.
Lalu, karena suar berdaya rendah, sinyalnya acap terlindas transmisi suara yang tinggi. Saa itu belum ada cara untuk mengenali dari arah mana datangnya sinyal tersebut (selain melalui cara homing) dan yg lebih penting lagi ada stasiun yg cukup dekat dan siap mendengarkan sinyal tersebut.
Keterbatasan ini berlangsung selama bbrp tahun, membuat manfaatnya kurang dirasakan. Dari sini muncul ide untuk memanfaatkan sistem berbasis satelit. Akhirnya frekuensi suar darurat pun dialokasikan untuk sistem ini, yakni 406 MHz. Sistem bercakupan global ini mampu secara unik mengenali setiap suar. Pada generasi berikut, Inmarsat atau International Maritime Satellite mengoperasikan suar berfrekuensi 1,6 GHz.
Disadur dari sini (id.wikipedia.org)
Terkait referensi di atas, timbul pertanyaan mengapa ELT Air Asia QZ8501 tdk terdeteksi radar Basarnas? (news.detik.com) Timbul dugaan apakah ELT tsb rusak sehingga sampai saat ini Basarnas masih bergerak mencari titik lokasi yg diperkirakan berada di perairan Belitung dengan titik koordinat 03.22.46 LS, 108.50.07 BT
Menurut Kepala Basarnas Jakarta, Sutrisno, di Kantor Otoritas Bandara Soetta, Cengkareng (28/12/2014) seharusnya ELT bunyi kalau ada benturan krn posisinya ada di dlm pesawat. Kalau terjadi benturan pd pesawat atau masuk dlm air.
Jika pesawat mendarat halus maka ELT tidak berbunyi. Atau jika pilot melakukan kalibrasi ulang terhadap sistem yang menyatu dengan satelit yang terhubung ke markas Basarnas tersebut.
"Kalau mendarat dgn halus di air tidak bunyi, kecuali kalau alat itu rusak. Kalau nggak bunyi ya Basarnas tidak tahu posisinya sekarang di mana," ungkapnya.
Dari keterangan itu, rusak atau tidaknya. ELT menurut bbrp sumber bisa diaktifkan secara manual dari cockpit, sehingga apabila dugaan pendaratan darurat yg dilakukan oleh pilot tidak mengaktifkan ELT secara otomatis dikarenakan impact sangat kecil hanya bbrp G saja
(menurut bbrp sumber ELT baru akan bekerja jika impact lebih dari 2G, cmiiw ya ga)
Musibah ini serasa meningatkan kita kembali bbrp peristiwa kecelakaan pesawat yg baru saja kita perbincangkan seperti peristiwa Malaysian Air MH 370 (08 Maret 2014) dan Boeing 737 Adam Air (2007).
Kecelakaan bisa terjadi kapan saja, yang terpenting persiapan dan pemeriksaan kelaikan pesawat dan instrumen pendukung juga perlu dilakukan secara melekat. Jangan sampai tudingan human error selalu menjadi kambing hitam para pilot.
Semoga pihak terkait, Basarnas, KNKT, TNI, BPPT dan seluruh komponen pendukung pencarian Air Bus A320 Air Asia QZ 8501 bisa berjalan lancar dan kepastian kabar seluruh crew dan penumpang bisa disampaikan kpd publik.
Kepada keluarga yg terkait dgn musibah ini agar senantiasa tabah, kuat dan senantiasa mendapat perlindungan Allah SWT.
Link: http://adf.ly/vcgz0