Bojonegoro dan Lamongan Bersiap Menyambut Banjir
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan Lamongan, Jawa Timur, bersiap mengantisipasi banjir, menyusul mulai kerapnya hujan. "Kami siap-siap, waspada banjir," demikian keterangan juru bicara Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Hari Kristianto, dalam rilis yang diterima Tempo, Senin, 1 Desember 2014.
Di Bojonegoro ada 15 kecamatan dari jumlah total 28 kecamatan yang beberapa desanya berada di pinggir Sungai Bengawan Solo, sehingga berisiko kebanjiran. Wilayah yang rentan banjir adalah Kecamatan Margomulyo, Ngraho, Padangan, Kasiman, Purwosari, Kalitidu, Gayam, Malo, Dander, Trucuk, Kecamatan Kota, Trucuk, Kapas, Kanor dan Baureno.
Adapun di Tuban terdapat tujuh kecamatan dari 20 kecamatan yang kerap kebanjiran luapan Bengawan Solo. Daerah itu adalah Kecamatan Parengan, Soko, Rengel, Plumpang, dan Widang. Dua kecamatan yang menjadi langganan banjir bandang adalah Kecamatan Merakurak dan Semanding.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan curah hujan di daerah yang dilalui Sungai Bengawan Solo tinggi dan di atas normal. Ada kemungkinan, banjir akan datang lebih awal dibanding pada 2013.
Jika tahun lalu banjir luapan Sungai Bengawan Solo terjadi pada akhir Desember, bisa jadi pada 2014 ini berbeda. BMKG memprediksi 14 kabupaten di sekitar muara Sungai Bengawan Solo curah hujannya tinggi. "Pak Bupati Suyoto minta kami siaga."
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro telah menyiapkan pelbagai fasilitas. Hal itu antara lain dapur umum, tim penanggulangan bencana, perahu, pelatihan tenaga kesehatan, serta tim penolong jika banjir datang. BPBD telah membangun lima posko penanggulangan bencana di Kecamatan Padangan, Kecamatan Kota, Kecamatan Baureno, dan Kecamatan Temayang, serta Kecamatan Trucuk. Tiap posko bisa menampung 1.500 pengungsi.
SUMBER
Link: http://adf.ly/uqhKD
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan Lamongan, Jawa Timur, bersiap mengantisipasi banjir, menyusul mulai kerapnya hujan. "Kami siap-siap, waspada banjir," demikian keterangan juru bicara Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Hari Kristianto, dalam rilis yang diterima Tempo, Senin, 1 Desember 2014.
Di Bojonegoro ada 15 kecamatan dari jumlah total 28 kecamatan yang beberapa desanya berada di pinggir Sungai Bengawan Solo, sehingga berisiko kebanjiran. Wilayah yang rentan banjir adalah Kecamatan Margomulyo, Ngraho, Padangan, Kasiman, Purwosari, Kalitidu, Gayam, Malo, Dander, Trucuk, Kecamatan Kota, Trucuk, Kapas, Kanor dan Baureno.
Adapun di Tuban terdapat tujuh kecamatan dari 20 kecamatan yang kerap kebanjiran luapan Bengawan Solo. Daerah itu adalah Kecamatan Parengan, Soko, Rengel, Plumpang, dan Widang. Dua kecamatan yang menjadi langganan banjir bandang adalah Kecamatan Merakurak dan Semanding.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan curah hujan di daerah yang dilalui Sungai Bengawan Solo tinggi dan di atas normal. Ada kemungkinan, banjir akan datang lebih awal dibanding pada 2013.
Jika tahun lalu banjir luapan Sungai Bengawan Solo terjadi pada akhir Desember, bisa jadi pada 2014 ini berbeda. BMKG memprediksi 14 kabupaten di sekitar muara Sungai Bengawan Solo curah hujannya tinggi. "Pak Bupati Suyoto minta kami siaga."
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro telah menyiapkan pelbagai fasilitas. Hal itu antara lain dapur umum, tim penanggulangan bencana, perahu, pelatihan tenaga kesehatan, serta tim penolong jika banjir datang. BPBD telah membangun lima posko penanggulangan bencana di Kecamatan Padangan, Kecamatan Kota, Kecamatan Baureno, dan Kecamatan Temayang, serta Kecamatan Trucuk. Tiap posko bisa menampung 1.500 pengungsi.
SUMBER
Link: http://adf.ly/uqhKD