Tim SAR Gagal Angkat Ekor Air Asia
Direktur Operasional Badan SAR Nasional Marsekal Pertama TNI S.B. Supriyadi mengatakan belum seluruh balon (lifting bag) bisa digunakan untuk mengangkat ekor pesawat AirAsia QZ8501 dari dasar laut. Berat ekor pesawat itu diduga melebihi perkiraan karena sudah dipenuhi pasir dan air. "Perlu penambahan lifting bag," kata Supriyadi saat konferensi pers di posko utama AirAsia QZ8501, Pangkalan Bun, Jumat, 9 Januari 2015.
Saat ini tim membawa tujuh balon ke KRI Banda Aceh. Tiga balon masing-masing berkekuatan 10 ton, dua berkekuatan 35 ton, dan dua sisanya berkekuatan lima ton. Sementara perkiraan berat ekor pesawat diprediksi 70 ton
Menurut Supriyadi, para penyelam sudah menggunakan dua balon yang mampu mengangkat beban 10 ton, tapi hasilnya nihil. Rencananya besok tim akan menambah balon yang digunakan.
Supriyadi yakin ekor pesawat yang diangkat nantinya tak menyimpan black box. Kotak perekam data itu, menurut dia, sudah terlepas dan berjarak sekitar satu kilo meter dari ekor. "Untuk memastikan lokasi dan kordinat, harus ada penyelam yang mencari," kata Supriyadi
SUMBER
Link: http://adf.ly/w37he
Direktur Operasional Badan SAR Nasional Marsekal Pertama TNI S.B. Supriyadi mengatakan belum seluruh balon (lifting bag) bisa digunakan untuk mengangkat ekor pesawat AirAsia QZ8501 dari dasar laut. Berat ekor pesawat itu diduga melebihi perkiraan karena sudah dipenuhi pasir dan air. "Perlu penambahan lifting bag," kata Supriyadi saat konferensi pers di posko utama AirAsia QZ8501, Pangkalan Bun, Jumat, 9 Januari 2015.
Saat ini tim membawa tujuh balon ke KRI Banda Aceh. Tiga balon masing-masing berkekuatan 10 ton, dua berkekuatan 35 ton, dan dua sisanya berkekuatan lima ton. Sementara perkiraan berat ekor pesawat diprediksi 70 ton
Menurut Supriyadi, para penyelam sudah menggunakan dua balon yang mampu mengangkat beban 10 ton, tapi hasilnya nihil. Rencananya besok tim akan menambah balon yang digunakan.
Supriyadi yakin ekor pesawat yang diangkat nantinya tak menyimpan black box. Kotak perekam data itu, menurut dia, sudah terlepas dan berjarak sekitar satu kilo meter dari ekor. "Untuk memastikan lokasi dan kordinat, harus ada penyelam yang mencari," kata Supriyadi
SUMBER
Link: http://adf.ly/w37he