Mahalnya gas elpiji warga pilih kembali gunakan kayu bakar
MUNGKID (KRjogja.com) - Sulitnya mendapatkan gas 3 kg, kini warga di berbagai kecamatan di Kabupaten Magelang, beramai-ramai kembali menggunakan kayu bakar. Jikapun ada, harga yang ditawarkan ke pembeli pun cukup tinggi. Bahkan ada yang dijual mencapai Rp 20 ribu per tabung. Hal ini sudah berlangsung beberapa bulan lalu. Warga tidak mengetahui pasti penyebabnya.
"Ini sudah berlangsung beberapa bulan yang lalu. Gas tiga kilogram sulit didapatkan. Kami sendiri tidak tahu penyebabnya," kata Siti, salah satu warga Dusun Kranjang Lor, Desa Sidosari, Kecamatan Salaman, Jumat (09/01/2015).
Ibu rumah tangga itu mengaku sudah berkeliling beberapa penjual gas 3 kg. Namun demikian, hasilnya nihil. Perempuan 43 tahun itu masih saja kesulitan mendapatkan gas yang sering disebut gas melon itu.
Untuk mendapatkan gas 3 kg, warga harus menunggu sekitar satu minggu. Jikapun nanti ada, warga masih harus mengantre untuk mendapatkannya. "Jika datang Rabu, maka bisa saja mendapatkannya Rabu minggu depan. Susah pokoknya," ujarnya.
Dengan kondisi demikian, dia terpaksa harus beralih bahan bakar untuk memasak. Yakni menggunakan bahan bakar kayu. Mengingat untuk mendapatkan gas 3 kg sulit. Selain itu, harganya pun melambung. "Harganya kalau ada itu sekitar Rp 18 ribu sampai Rp 20 ribu. Tidak tentu. Saya kini beralih mengunakan kayu bakar," ungkapnya.
Selain di Kecamatan Salaman, kelangkaan gas 3 kg juga dirasakan Prayoga warga Desa Wonogiri, Kecamatan Kajoran. Dia harus berkeliling ke kecamatan lain untuk mendapatkan gas melon. Tidak hanya satu toko, tetapi beberapa tokopun dia kunjungi. "Tapi gas 3 kg sering kosong. Pembeli harus kecele, jika pun ada harganya itu mahal. Bisa mencapai Rp 21 ribu ," imbuhnya. (Bag)
sumber (krjogja.com)
kemajuan.
di tempat lain
Gas Melon Langka, Warga Pilih Kayu Bakar
BANYUMAS - Kenaikan harga Elpiji 12 kilogram (kg) juga dibarengi dengan kelangkaan Elpiji 3 kg. Salah satunya di Banyumas Jawa Tengah, kelangkaan Elpiji 3 kg sudah terjasi sejak dua minggu terakhir.
Akibatnya, beberapa warga terpaksa menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar. Masyarakat Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah kini semakin sulit mencari Elpiji isi 3 kg.
Di sejumlah pangkalan, seperti Kecamatan Purwokerto, Kecamatan Ajibarang, Kecamatan Kalibagor dan beberapa lokasi lainnya Elpiji 3 kg saat ini kosong.
Menurut Ety Supriati (50) salah satu pemilik pangkalan gas Elpiji 3 kg di desa Ajibarang Kecamatan Ajibarang mengatakan, saat ini pangkalan miliknya sering kosong. Padahal, warga saat ini banyak yang membutuhkan Elpiji 3 kg karena harga Elipiji 12 kg sudah tidak terjangkau.
"Saat ini stok sedang habis, padahal warga sini banyak yang menanyakan gas 3 kg," ujar Ety Supriatinya, Minggu (4/1/2015).
Sementara itu, Tuminah (63) salah seorang warga Desa Kracak Ajibarang mengatakan, dirinya kini menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar karena kesulitan mencari gas Elpiji 3 kg.
"Mau bagaimana lagi, gas susah dicari, terpaksa ya pakai kayu bakar," ujar Tuminah.
Kelangkaan Elpiji 3 kg sangat disesalkan warga, terutama karena gas melon bersubsidi ini sudah menjadi andalan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari.
Masyarakat sendiri mengaku bingung, kenapa di saat harga Elpiji 12 kg melambung tinggi justru Elpiji isi 3 kilogram langka. Warga berharap pemerintah dan PT Pertamina (Persero) bisa melakukan operasi pasar terhadap langkanya Elpiji 3 kg.
(rzk)
sumber (economy.okezone.com)
Pedagang Sulit Mencari Gas Melon
WARTA KOTA, JAKARTA -Langkanya gas tiga kilogram turut menjadi kendala bagi para pedagang makanan. Seperti Nurhayati (21) yang membuka rumah makan Jawa Timur. Nur mengaku sejak Senin (5/1) dirinya kesulitan mendapatkan gas tiga kilogram.
"Biasanya agen tempat saya beli selalu ada tapi ini susah ya. Kemarin saya beli tapi enggak ada, akhirnya saya taruh tabung kosong nanti akan dikabari mereka kalau sudah ada gasnya," kata Nurhayati kepada Warta Kota, Selasa (6/1).
Nur mengatakan, informasi yang diterimanya dari pemilik agen, gas yang ingin dibelinya baru akan ada dua sampai tiga hari setelah dirinya meletakan gas kosong di agen. Meski sulit mendapatkan gas tiga kilogram, Nur mengaku tak sampai menutup warung makan miliknya.
"Sembari nunggu, saya cari-cari juga ke toko lain tapi kan harganya beda. Kalau ditempat saya beli, harga yang diberikan itu ya harga distributor Rp 16.000 kalau beli di toko lain saya dikenakan harga eceran Rp 18.000," ujarnya.
Sebelumnya, Nur mengaku dirinya sudah mendapatkan informasi dari pemilik agen bahwa gas tiga kilogram yang biasa digunakannya akan mengalami kelangkaan.
"Langkanya memang dari hari Senin tapi sudah di telepon agen pas hari Sabtu (3/1)" kata Nur.
sumber (wartakota.tribunnews.com)
Link: http://adf.ly/w3m3T
MUNGKID (KRjogja.com) - Sulitnya mendapatkan gas 3 kg, kini warga di berbagai kecamatan di Kabupaten Magelang, beramai-ramai kembali menggunakan kayu bakar. Jikapun ada, harga yang ditawarkan ke pembeli pun cukup tinggi. Bahkan ada yang dijual mencapai Rp 20 ribu per tabung. Hal ini sudah berlangsung beberapa bulan lalu. Warga tidak mengetahui pasti penyebabnya.
"Ini sudah berlangsung beberapa bulan yang lalu. Gas tiga kilogram sulit didapatkan. Kami sendiri tidak tahu penyebabnya," kata Siti, salah satu warga Dusun Kranjang Lor, Desa Sidosari, Kecamatan Salaman, Jumat (09/01/2015).
Ibu rumah tangga itu mengaku sudah berkeliling beberapa penjual gas 3 kg. Namun demikian, hasilnya nihil. Perempuan 43 tahun itu masih saja kesulitan mendapatkan gas yang sering disebut gas melon itu.
Untuk mendapatkan gas 3 kg, warga harus menunggu sekitar satu minggu. Jikapun nanti ada, warga masih harus mengantre untuk mendapatkannya. "Jika datang Rabu, maka bisa saja mendapatkannya Rabu minggu depan. Susah pokoknya," ujarnya.
Dengan kondisi demikian, dia terpaksa harus beralih bahan bakar untuk memasak. Yakni menggunakan bahan bakar kayu. Mengingat untuk mendapatkan gas 3 kg sulit. Selain itu, harganya pun melambung. "Harganya kalau ada itu sekitar Rp 18 ribu sampai Rp 20 ribu. Tidak tentu. Saya kini beralih mengunakan kayu bakar," ungkapnya.
Selain di Kecamatan Salaman, kelangkaan gas 3 kg juga dirasakan Prayoga warga Desa Wonogiri, Kecamatan Kajoran. Dia harus berkeliling ke kecamatan lain untuk mendapatkan gas melon. Tidak hanya satu toko, tetapi beberapa tokopun dia kunjungi. "Tapi gas 3 kg sering kosong. Pembeli harus kecele, jika pun ada harganya itu mahal. Bisa mencapai Rp 21 ribu ," imbuhnya. (Bag)
sumber (krjogja.com)
kemajuan.
di tempat lain
Gas Melon Langka, Warga Pilih Kayu Bakar
BANYUMAS - Kenaikan harga Elpiji 12 kilogram (kg) juga dibarengi dengan kelangkaan Elpiji 3 kg. Salah satunya di Banyumas Jawa Tengah, kelangkaan Elpiji 3 kg sudah terjasi sejak dua minggu terakhir.
Akibatnya, beberapa warga terpaksa menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar. Masyarakat Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah kini semakin sulit mencari Elpiji isi 3 kg.
Di sejumlah pangkalan, seperti Kecamatan Purwokerto, Kecamatan Ajibarang, Kecamatan Kalibagor dan beberapa lokasi lainnya Elpiji 3 kg saat ini kosong.
Menurut Ety Supriati (50) salah satu pemilik pangkalan gas Elpiji 3 kg di desa Ajibarang Kecamatan Ajibarang mengatakan, saat ini pangkalan miliknya sering kosong. Padahal, warga saat ini banyak yang membutuhkan Elpiji 3 kg karena harga Elipiji 12 kg sudah tidak terjangkau.
"Saat ini stok sedang habis, padahal warga sini banyak yang menanyakan gas 3 kg," ujar Ety Supriatinya, Minggu (4/1/2015).
Sementara itu, Tuminah (63) salah seorang warga Desa Kracak Ajibarang mengatakan, dirinya kini menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar karena kesulitan mencari gas Elpiji 3 kg.
"Mau bagaimana lagi, gas susah dicari, terpaksa ya pakai kayu bakar," ujar Tuminah.
Kelangkaan Elpiji 3 kg sangat disesalkan warga, terutama karena gas melon bersubsidi ini sudah menjadi andalan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari.
Masyarakat sendiri mengaku bingung, kenapa di saat harga Elpiji 12 kg melambung tinggi justru Elpiji isi 3 kilogram langka. Warga berharap pemerintah dan PT Pertamina (Persero) bisa melakukan operasi pasar terhadap langkanya Elpiji 3 kg.
(rzk)
sumber (economy.okezone.com)
Pedagang Sulit Mencari Gas Melon
WARTA KOTA, JAKARTA -Langkanya gas tiga kilogram turut menjadi kendala bagi para pedagang makanan. Seperti Nurhayati (21) yang membuka rumah makan Jawa Timur. Nur mengaku sejak Senin (5/1) dirinya kesulitan mendapatkan gas tiga kilogram.
"Biasanya agen tempat saya beli selalu ada tapi ini susah ya. Kemarin saya beli tapi enggak ada, akhirnya saya taruh tabung kosong nanti akan dikabari mereka kalau sudah ada gasnya," kata Nurhayati kepada Warta Kota, Selasa (6/1).
Nur mengatakan, informasi yang diterimanya dari pemilik agen, gas yang ingin dibelinya baru akan ada dua sampai tiga hari setelah dirinya meletakan gas kosong di agen. Meski sulit mendapatkan gas tiga kilogram, Nur mengaku tak sampai menutup warung makan miliknya.
"Sembari nunggu, saya cari-cari juga ke toko lain tapi kan harganya beda. Kalau ditempat saya beli, harga yang diberikan itu ya harga distributor Rp 16.000 kalau beli di toko lain saya dikenakan harga eceran Rp 18.000," ujarnya.
Sebelumnya, Nur mengaku dirinya sudah mendapatkan informasi dari pemilik agen bahwa gas tiga kilogram yang biasa digunakannya akan mengalami kelangkaan.
"Langkanya memang dari hari Senin tapi sudah di telepon agen pas hari Sabtu (3/1)" kata Nur.
sumber (wartakota.tribunnews.com)
Link: http://adf.ly/w3m3T