DPR Minta PSSI dan Menpora Jangan Perbesar Konflik
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia melakukan rapat dengar pendapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis, 15 Januari 2015. Dalam pertemuan itu, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin dan Sekjen PSSI Joko Diryono menyampaikan sejumlah kinerja dan target yang hendak dicapai.
Usai pemaparan keduanya usai, pembicaraan pun mulai mengarah ke isu yang sedang hangat antara PSSI dengan Tim Sembilan bentukan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Anggota dewan Jefirstson R. Riwu Kore mengingatkan agar kedua belah pihak tidak mengulangi konflik. "Saya minta jangan sampai pecah (ada dualisme) lagi. Sulit menyatukan perpecahan yang pernah terjadi sebelumnya," kata politikus asal Partai Demokrat ini.
Sejumlah anggota Komisi Olahraga lainnya pun melontarkan hal serupa. Mereka mempertanyakan eksistensi Tim Sembilan. Dewan meminta kepada PSSI agar tidak melawan pembentukan Tim Sembilan dengan membentuk tim lainnya.
Kemarin, PSSI sendiri mengeluarkan nama-nama Tim Adhoc Sinergi. Tim ini disebut-sebut yang akan menanggapi Tim Sembilan. Namun Djohar langsung membantah. Menurut Djohar, pembentukan Tim Adhoc adalah untuk melakukan tugas yang tidak bisa dijalanan oleh anggota komite eksekutif PSSI.
Ketua Komisi Olahraga Teuku Riefky Harsya pun meminta kepada PSSI agar tidak terpancing dengan keberadaan Tim Sembilan. Ia meminta kepada pengurus PSSI agar segera menggelar pertemuan dan menjalin komunikasi lebih erat. "Hadapi dengan kepala dingin. Jangan perbesar konflik," ucap anggota dewan dari Partai Golkar.
Djohar menjelaskan sudah jauh hari PSSI mengajak pertemuan dengan Kemenpora untuk membahas perkembangan sepak bola. Namun hingga kini belum ada respon dari Menteri Imam Nahrawi. "Kami siap bertemu kapan pun," kata dia.
Tim Sembilan sendiri senelumnya mengatakan belum menjadwalkan pertemuan dengan PSSI. Menurut anggota Tim Sembilan Gatot Dewa Broto, bulan ini pihaknya baru mengundang sejumlah lembaga untuk mengumpulkan masalah.
SUMBER
Link: http://adf.ly/wGgpC
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia melakukan rapat dengar pendapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis, 15 Januari 2015. Dalam pertemuan itu, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin dan Sekjen PSSI Joko Diryono menyampaikan sejumlah kinerja dan target yang hendak dicapai.
Usai pemaparan keduanya usai, pembicaraan pun mulai mengarah ke isu yang sedang hangat antara PSSI dengan Tim Sembilan bentukan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Anggota dewan Jefirstson R. Riwu Kore mengingatkan agar kedua belah pihak tidak mengulangi konflik. "Saya minta jangan sampai pecah (ada dualisme) lagi. Sulit menyatukan perpecahan yang pernah terjadi sebelumnya," kata politikus asal Partai Demokrat ini.
Sejumlah anggota Komisi Olahraga lainnya pun melontarkan hal serupa. Mereka mempertanyakan eksistensi Tim Sembilan. Dewan meminta kepada PSSI agar tidak melawan pembentukan Tim Sembilan dengan membentuk tim lainnya.
Kemarin, PSSI sendiri mengeluarkan nama-nama Tim Adhoc Sinergi. Tim ini disebut-sebut yang akan menanggapi Tim Sembilan. Namun Djohar langsung membantah. Menurut Djohar, pembentukan Tim Adhoc adalah untuk melakukan tugas yang tidak bisa dijalanan oleh anggota komite eksekutif PSSI.
Ketua Komisi Olahraga Teuku Riefky Harsya pun meminta kepada PSSI agar tidak terpancing dengan keberadaan Tim Sembilan. Ia meminta kepada pengurus PSSI agar segera menggelar pertemuan dan menjalin komunikasi lebih erat. "Hadapi dengan kepala dingin. Jangan perbesar konflik," ucap anggota dewan dari Partai Golkar.
Djohar menjelaskan sudah jauh hari PSSI mengajak pertemuan dengan Kemenpora untuk membahas perkembangan sepak bola. Namun hingga kini belum ada respon dari Menteri Imam Nahrawi. "Kami siap bertemu kapan pun," kata dia.
Tim Sembilan sendiri senelumnya mengatakan belum menjadwalkan pertemuan dengan PSSI. Menurut anggota Tim Sembilan Gatot Dewa Broto, bulan ini pihaknya baru mengundang sejumlah lembaga untuk mengumpulkan masalah.
SUMBER
Link: http://adf.ly/wGgpC