Nahas dialami RW (27). Karyawati kantoran di kawasan Mega Kuningan ini dirampok komplotan sopir taksi jahat di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Komplotan perampok itu sempat menakut-nakuti RW, hingga akhirnya mengambil HP dan uang.
"Aku naik dari kawasan Mega Kuningan, itu Jumat (28/11) pukul 23.00 WIB. Aku naik taksi warna putih (korban menyebut sebuah merek-red), itu biasa aku pakai taksinya," jelas RW, Senin (1/12/2014).
Modus yang dipakai komplotan sopir taksi perampok ini juga sama dengan pelaku perampokan lainnya. Saat RW duduk di kursi belakng, tiba-tiba sandaran kursi menekuk dan muncul seseorang dari arah bagasi.
"Tiba-tiba senderan kursinya nekuk dan keluar orang. Reflek aku langsung teriak. Dia ngerogoh kantung kaya mau ngeluarin pisau, tapi dia nggak ngeluarian cuma bilang 'siniin hand phone lo'. Dia juga minta uang, tapi aku juga nggak bawa dompet, uang cash aku cuma Rp 80 ribu. Dia minta ATM, terus taksinya berhenti di deket Mall Ambasador. Masuk lagi satu orang, dia duduk di depan. Dia ngambil tas aku dan ngerogoh-rogoh. Aku sempet dijambak, mau ngancem bunuh kalau teriak," jelas RW.
Taksi itu sempat berhenti di perjalanan selama berputar-putar meneror korban. Seorang rekan mereka diangkut. Korban dikerubuti tiga pelaku.
"Si sopirnya sempet nanya-nanya jalan yang nggak banyak polisinya ke dua orang temennya itu. Mobilnya jalan ke arah jalan-jalan kecil di kuningan. Terus taksinya berhenti di daerah Guru Mugeni, masih daerah kuningan juga. Yang duduk di depan keluar ngambil ATM, aku dibawa muter-muter dulu terus jemput lagi temannya. Dia ngasih struk pengambilan ATM-nya ke aku. Dia ngambil 1 juta dan aku disisain Rp 300 ribu," jelas RW.
Setelah mengambil uang dan 2 HP yakni BB dan iPhone, pelaku menurunkan korban di kawasan Cikini, Jakpus. Korban diturunkan di dekat komplek perumahan yang sepi.
"Si sopir nanya dituruninnya di mana sama dua temennya itu, terus mereka bilang dekat-dekat rumahnya saja di Cikini. Itu kaya komplek gitu, jadi sepi banget. Tapi untung ada satpam, aku pinjam telepon sama satpamnya dan nelepon orang rumah, terus dijemput sama om di sana. Pas nurunin aku, perampoknya ngancem kalo aku teriak, aku bakal ditembak karena mereka udah ngeluarin pistol. Mereka juga bilang udah empat kali masuk penjara," tutup RW menceritakan kisah pilunya.
RW sudah melapor ke Polsek Setiabudi Jaksel. Dia juga sudah memberikan nomor pintu taksi putih itu. Tapi tak diketahui pasti apakah taksi itu asli atau ulah para penjahat yang memalsukan taksi itu.
SUMBER
WASPADALAH PARA AGANWATI SEKALIAN
Link: http://adf.ly/uq8Yb