Quote:
Metrotvnews.com, Jakarta: Pemerintah bersama Japan International Cooperation Agency (JICA) pada Selasa (28/1) ini memulai studi kelayakan (feasibility study/FS) pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, Jawa Barat yang cetak birunya mirip kereta Shinkansen Jepang.
Pemerintah Jepang memberikan dana hibah sebesar US$15 juta atau kira-kira setara Rp183 miliar untuk studi kelayakan. Keseluruhan proyek yang nantinya akan dilelang dengan skema kerja sama pemerintah swasta (KPS) bernilai Rp56 triliun.
Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bidang Sarana dan Prasarana Dedy S Priatna usai rapat di kantor Menko Perekonomian kemarin menjelaskan, proyek tersebut rencananya akan berujung di Surabaya, Jawa Timur.
Namun, tahap pertama akan dikerjakan sampai Bandung. Studi kelayakan untuk kereta cepat sampai Bandung pun akan memakan waktu dua tahun.
"JICA melakukan FS ini dua tahap. Harusnya satu tahap saja, tapi karena ada pergantian Presiden," ujar Dedy. "Saya tidak setuju dua tahun kelamaan, jadi saya minta dibuat 18 bulan."
Jarak Jakarta-Bandung yang kira-kira 160 km, dengan adanya kereta cepat 300 km perjam bisa ditempuh dalam 37 menit.
Jika seluruh persiapan dan pengerjaan proyek berjalan lancar, seharusnya kereta itu sudah bisa mengubungkan ibukota negara dengan ibukota Jabar itu pada 2020. Rencananya kereta itu akan dibangun di bawah tanah.
sumber
semoga tahun 2020 bisa terlaksana
Metrotvnews.com, Jakarta: Pemerintah bersama Japan International Cooperation Agency (JICA) pada Selasa (28/1) ini memulai studi kelayakan (feasibility study/FS) pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, Jawa Barat yang cetak birunya mirip kereta Shinkansen Jepang.
Pemerintah Jepang memberikan dana hibah sebesar US$15 juta atau kira-kira setara Rp183 miliar untuk studi kelayakan. Keseluruhan proyek yang nantinya akan dilelang dengan skema kerja sama pemerintah swasta (KPS) bernilai Rp56 triliun.
Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bidang Sarana dan Prasarana Dedy S Priatna usai rapat di kantor Menko Perekonomian kemarin menjelaskan, proyek tersebut rencananya akan berujung di Surabaya, Jawa Timur.
Namun, tahap pertama akan dikerjakan sampai Bandung. Studi kelayakan untuk kereta cepat sampai Bandung pun akan memakan waktu dua tahun.
"JICA melakukan FS ini dua tahap. Harusnya satu tahap saja, tapi karena ada pergantian Presiden," ujar Dedy. "Saya tidak setuju dua tahun kelamaan, jadi saya minta dibuat 18 bulan."
Jarak Jakarta-Bandung yang kira-kira 160 km, dengan adanya kereta cepat 300 km perjam bisa ditempuh dalam 37 menit.
Jika seluruh persiapan dan pengerjaan proyek berjalan lancar, seharusnya kereta itu sudah bisa mengubungkan ibukota negara dengan ibukota Jabar itu pada 2020. Rencananya kereta itu akan dibangun di bawah tanah.
sumber
semoga tahun 2020 bisa terlaksana