SUMBER
Quote:NEFOSNEWS, Jakarta � Rusia menekan Ukraina secara tidak langsung agar segera menyelesaikan konflik internal mereka. Moskow tak akan memberikan bantuan finansial sebelum negara tetangganya itu mempunyai pemerintahan yang jelas.
�Saya akan minta pemerintah (Rusia) untuk memenuhi perjanjian keuangan (dengan Ukraina) dengan sepenuhnya. Tapi mari kita tunggu dulu formasi pemerintahan Ukraina. Saya minta kalian semua, bahkan dalam keadaan seperti sekarang, untuk tidak kehilangan kontak dengan kawan-kawan Ukraina kita,� jelas Presiden Vladimir Putin kepada televisi negara Rusia, Rabu (30/1/2014) waktu setempat.
Sudah lebih dari dua bulan keadaan Ukraina kacau. Semua bermula saat Presiden Victor Yanukovich gagal membangun kerjasama dengan Uni-Eropa. Sekarang, negara yang pernah menjadi salah satu penyumbang terbesar kekuatan Uni Soviet itu, tengah berada pada ambang kebangkrutan. Kegiatan ekonomi bisa dibilang nyaris lumpuh karena tingginya gelombang protes dan kekerasan yang berpusat di Kiev.
Mengetahui hal tersebut, Rusia sendiri berjanji akan memberikan bantuan berkala yang totalnya sebesar AS$ 15 miliar, atau sekitar Rp 183 triliun. Dana yang semestinya akan turun dalam waktu dekat ini adalah sebesar $ 2 miliar. Itulah bantuan yang sedang ditahan oleh Putin.
Gelombang protes ini bahkan telah memaksa Mykola Azarov turun dari kursi perdana menteri pada hari Selasa (28/1/2014) waktu setempat. Dia memilih mundur dari jabatannya dengan alasan untuk menyenangkan hati para pemrotes jalanan, dengan harapan segala bentuk demonstrasi dan kekerasan akan segera berakhir di negaranya. Tetapi sejauh ini harapannya belum terkabul.
Leonid Kravchuk, presiden pertama Ukraina pasca Uni Soviet mengatakan, Ukraina sudah terpecah dua. Ada kelompok pro-barat yang ingin agar negaranya bekerjasama dengan Uni-Eropa, ada kelompok pro-Rusia. �Kita di ambang perang saudara. Tak ada sebutan lain, ini revolusi. Protes-protes itu bertujuan untuk mengganti kekuasaan,� katanya di depan parlemen, Rabu (29/1/2014).
Bantuan dari pihak Rusia memang sangat dibutuhkan Ukraina. Bantuan yang disindir oleh pihak barat sebagai �hadiah� atas kegagalan kerjasama Ukraina dengan Uni-Eropa itu bisa melunasi sebagian besar hutang negara tahun ini.
UniCredit menghitung jika Ukraina butuh $ 3,8 miliar hanya untuk tiga bulan pertama tahun ini saja, termasuk hutang gas bumi kepada Rusia sebesar $ 2,29 miliar. Pada bulan April hingga Juni, kebutuhan naik sampai $ 5,5 miliar, dimana $ 1 miliar di antaranya untuk membayar obligasi yang sudah jatuh tempo. Total pengeluaran tahun ini menurut UniCredit diperkirakan mencapai angka $ 17,44 miliar.
Dengan hanya Rusia yang siap menggelontorkan bantuan cepat, posisi Yanukovich berada di atas angin. Pihak oposisi yang cenderung berpihak ke barat harus menemukan solusi finansial jika ingin memperkuat dukungan rakyatnya. (marchel sugiharyanto)