Quote:
Fenomena tanah retak di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, semakin besar dan bertambah jumlahnya, mencapai panjang 250 meter dengan kedalaman lebih dari 1 meter. Karena takut, warga pun memilih untuk mengungsi. Sementara Pemerintah Kabupaten Jepara masih berkonsentrasi menangani banjir.
Menurut Ngaesah, warga Desa Kepok, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, ia memilih berada di pengungsian karena kondisi rumahnya makin mengkhawatirkan.
"Pemerintah Kabupaten Jepara, Camat, perangkat desa, dan aparat kepolisian dari sektor Bangsri hanya sekali meninjau lokasi retakan. Ke sininya hanya sekali pas waktu pertama retak. Sampai sekarang belum ada kabar atau menengok lagi," keluh Ngaesah, Jumat (31/1/2014).
Retaknya tanah yang semula hanya skala kecil itu kini semakin lebar dan dalam. Bahkan rumah anak Ngaesah yang belum selesai dibangun dan berada tepat di samping rumahnya kini sudah roboh separuhnya. Retakan tanah juga mengancam rumah warga lainnya.
"Dulu kami hanya disuruh mengungsi, tapi sampai sekarang belum ada penjelasan lagi mengenai kondisi tanah. Saya kan jadi bingung. Katanya juga mau akan dapat bantuan tapi tidak tahu kapan," tutur Ngaesah.
Tak cuma itu. Retakan tanah juga telah menimbun sumur miliknya. Setiap kali hujan turun, retakan tanah semakin bertambah.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara Lulus Suprayetno menyampaikan, saat ini pihaknya masih berkonsentrasi pada korban banjir.
"Saat ini kami masih menangani korban banjir karena datanya mau dilaporkan ke pusat. Kami tahu ancaman tanah longsor memang lebih berbahaya, tapi kami masih menunggu tim ahli untuk meneliti kondisi tanah lebih lanjut," pungkas Lulus.
SUMBER
busettt ... mengerikan juga tuh ya retakan tanahnya
Fenomena tanah retak di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, semakin besar dan bertambah jumlahnya, mencapai panjang 250 meter dengan kedalaman lebih dari 1 meter. Karena takut, warga pun memilih untuk mengungsi. Sementara Pemerintah Kabupaten Jepara masih berkonsentrasi menangani banjir.
Menurut Ngaesah, warga Desa Kepok, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, ia memilih berada di pengungsian karena kondisi rumahnya makin mengkhawatirkan.
"Pemerintah Kabupaten Jepara, Camat, perangkat desa, dan aparat kepolisian dari sektor Bangsri hanya sekali meninjau lokasi retakan. Ke sininya hanya sekali pas waktu pertama retak. Sampai sekarang belum ada kabar atau menengok lagi," keluh Ngaesah, Jumat (31/1/2014).
Retaknya tanah yang semula hanya skala kecil itu kini semakin lebar dan dalam. Bahkan rumah anak Ngaesah yang belum selesai dibangun dan berada tepat di samping rumahnya kini sudah roboh separuhnya. Retakan tanah juga mengancam rumah warga lainnya.
"Dulu kami hanya disuruh mengungsi, tapi sampai sekarang belum ada penjelasan lagi mengenai kondisi tanah. Saya kan jadi bingung. Katanya juga mau akan dapat bantuan tapi tidak tahu kapan," tutur Ngaesah.
Tak cuma itu. Retakan tanah juga telah menimbun sumur miliknya. Setiap kali hujan turun, retakan tanah semakin bertambah.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara Lulus Suprayetno menyampaikan, saat ini pihaknya masih berkonsentrasi pada korban banjir.
"Saat ini kami masih menangani korban banjir karena datanya mau dilaporkan ke pusat. Kami tahu ancaman tanah longsor memang lebih berbahaya, tapi kami masih menunggu tim ahli untuk meneliti kondisi tanah lebih lanjut," pungkas Lulus.
SUMBER
busettt ... mengerikan juga tuh ya retakan tanahnya