Quote: Ini Modus Culas Oknum Berseragam Peras TKI di Bandara Soekarno-Hatta
Jakarta - TKI pulang dari luar negeri membawa devisa bukannya disambut malah dikerjai oknum berseragam di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten. Rupa-rupa cara para oknum berseragam ini mengakali uang TKI, mulai dari cara halus sampai intimidasi.
Pada Sabtu (26/7/2014) dini hari KPK bersama UKP4, dan Bareskrim Polri melakukan sidak ke Bandara Soekarno Hatta. Diperoleh fakta dugaan pemerasan pada TKI dan bahkan warga negara asing. 18 Orang diamankan yang terdiri dari oknum TNI, Polri, dan BNP2TKI.
Bagaimana modus oknum berseragam melakukan pemerasan?
"Berdasarkan hasil pemantauan yang telah dilakukan secara intens oleh KPK sebelum pelaksanaan sidak, ditemukan sejumlah persoalan," kata Juru Bicara KPK Johan Budi dalam keterangannya, Sabtu (26/7/2014).
Johan menjelaskan, sejumlah modus dilakukan para pemeras itu, yakni; Indikasi keterlibatan aparat bersama-sama dengan oknum BNP2TKI, porter, cleaning service, dan petugas bandara dalam mengarahkan TKI kepada calo/preman untuk proses kepulangan; Paksaan untuk menggunakan jasa money changer dengan nilai yang lebih rendah; Serta pemerasan oleh calo
dan preman kepada TKI dan penjemputnya dengan estimasi nilai:
a. Penukaran kurs asing ke dalam rupiah yang berpotensi merugikan hingga Rp1 juta per TKI.
b. Biaya pelepasan kepada keluarga apabila TKI ingin melakukan kepulangan mandiri (dijemput)
c. Paksaan membayar ongkos tambahan hingga Rp2 juta terhadap TKI di tengah perjalanan. TKI diancam jika ongkos tersebut tidak dibayar maka akan diturunkan di tengah jalan.
d. Ditemukan juga porter yang mengutip biaya Rp50 ribu/kilo.
"Mengacu pada data BNP2TKI, data kedatangan TKI pada tahun 2010 sebanyak 539.169 orang, tahun 2011 sebanyak 494.266 orang, tahun 2012 sebanyak 393.720 orang dan tahun 2013 sebanyak 260.093. Dikaitkan dengan modus pemerasan terhadap TKI di atas, pembenahan terhadap penempatan TKI merupakan hal yang sangat penting dilakukan," tegas Johan.
detikNews
Quote: Sidak ke Bandara Soetta, KPK Tahan 18 Orang, Ada Oknum TNI dan Polri
Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar sidak ke kantor PT Angkasa Pura II Terminal II Bandara Seokarno-Hatta (Soetta), Tangerang terkait dengan penanganan TKI. Dalam sidak itu, KPK menahhan 18 orang, termasuk di antaranya oknum TNI dan Polri.
"Jumlah 18 orang (ditahan), ditambah 1 korban, WNA, ada oknum TNI yang diduga 1 berasal dari TNI AD, Polri 2 orang," ujar Ketua KPK Abraham Samad saat jumpa pers di Bandara Soetta, Tangerang, Sabtu (26/7/2014) dini hari.
Dari ke 18 orang yang ditahan, ada juga beberapa di antaranya calo dan preaman. "Selebihnya preman dan calo yang meresahkan dan buat TKI menderita. Itu yang kita lakukan," katanya.
Abraham Samad mengatakan, sidak tersebut dilakukan karena adanya aduan dari masyarakat mengenai pemerasan terhadap para TKI yang baru tiba di Indonesia. Tujuan pihaknya melakukan sidak untuk memperbaiki proses tata kelola TKI. Karena banyak permasalahan, terutama pemerasan terhadap TKI.
"Kita saksikan malam ini. Kita kerjasama dengan Mabes Polri dan Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), sidak terhadap proses pemulangan TKI. Maksudnya lebih pada kedekatan uji pelayanan, bukan semata-mata penegakan, tapi dalam proses kami temukan beberapa pelanggaran hukum. Oleh karena itu tentu akan ditindak lanjut oleh teman-teman Mabes Polri," ujar Samad.
"Jika dibiarkan maka impactnya ada pada TKI di luar negeri. Mereka setengah mati cari duit, tapi ketika pulang tidak diperlakukan sebagaimana mestinya, diperas dan intimidasi," kata Samad.
"KPK prihatin dengan keadaan ini, makanya lakukan sidak," tambah Samad lagi.
sumber
Quote: Jangan Ada Lagi TKI yang Diperas Preman Berseragam di Bandara Soetta
Jakarta - Anda pernah melihat para TKI dari Hong Kong atau Timur Tengah kala turun di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Cengkareng, Banten? Biasanya tak sedikit diantara mereka karena ketidaktahuan dan keluguannya dimanfaatkan oknum-oknum berseragam. Para TKI ini dengan alasan didata kemudian malah dijadikan objek pemerasan.
Dan itu bukan isapan jempol, tengok saja sidak yang dilakukan UKP4, KPK, dan Bareskrim Polri di Bandara Soekarno-Hatta. 18 Oknum berseragam dari Polri, TNI, dan BNP2TKI diamankan karena melakukan praktik nista pemerasan pada TKI dan warga asing.
"Sangat mungkin ada pihak-pihak lain yang terlibat dari hasil pemeriksaan kedelapan belas orang tersebut," kata Kepala Deputi UKP4 Mas Achmad Santosa dalam keterangannya, Sabtu (26/7/2014).
Praktik premanisme yang terorganisir dan didiamkan diduga terjadi di bandara bertaraf internasional itu. Mungkin saja, praktik itu sudah terjadi bertahun-tahun, dan coba bayangkan berapa uang TKI yang dikeruk para preman itu.
Direktur Migrant Care Anis Hidayah yang concern akan nasib TKI meminta agar para pelaku dan oknum-oknum bekingnya diberantas habis. Jangan sampai hanya satu atau dua bulan saja praktik ini hilang, tapi kemudian muncul lagi dan lebih buas menerkam TKI.
"Bagaimana memastikan agar semua itu dibongkar," tegas Anis.
Kuat dugaan para preman berseragam itu berkomplot. Mereka bekerja rapi bak mafia. "Mereka terorganisir," tutur Anis.
Diharapkan dengan sidak yang juga dihadiri Staf ahli UKP4 Yunus Husein, Ketua KPK Abraham Samad, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, Adnan Pandu Praja, dan Zulkarnaen, serta Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Suhardi Aliyus bisa menuntaskan pungli dan premanisme di Bandara Soekarno-Hatta. Jangan lagi TKI menjadi korban di negeri sendiri.
sumber
Quote: Silahkan di share biar rakyat & TKI Indonesia terhindar dari pemerasan yang di lakukan oleh onkum banci berseragam di negeri sendiri
Jakarta - TKI pulang dari luar negeri membawa devisa bukannya disambut malah dikerjai oknum berseragam di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten. Rupa-rupa cara para oknum berseragam ini mengakali uang TKI, mulai dari cara halus sampai intimidasi.
Pada Sabtu (26/7/2014) dini hari KPK bersama UKP4, dan Bareskrim Polri melakukan sidak ke Bandara Soekarno Hatta. Diperoleh fakta dugaan pemerasan pada TKI dan bahkan warga negara asing. 18 Orang diamankan yang terdiri dari oknum TNI, Polri, dan BNP2TKI.
Bagaimana modus oknum berseragam melakukan pemerasan?
"Berdasarkan hasil pemantauan yang telah dilakukan secara intens oleh KPK sebelum pelaksanaan sidak, ditemukan sejumlah persoalan," kata Juru Bicara KPK Johan Budi dalam keterangannya, Sabtu (26/7/2014).
Johan menjelaskan, sejumlah modus dilakukan para pemeras itu, yakni; Indikasi keterlibatan aparat bersama-sama dengan oknum BNP2TKI, porter, cleaning service, dan petugas bandara dalam mengarahkan TKI kepada calo/preman untuk proses kepulangan; Paksaan untuk menggunakan jasa money changer dengan nilai yang lebih rendah; Serta pemerasan oleh calo
dan preman kepada TKI dan penjemputnya dengan estimasi nilai:
a. Penukaran kurs asing ke dalam rupiah yang berpotensi merugikan hingga Rp1 juta per TKI.
b. Biaya pelepasan kepada keluarga apabila TKI ingin melakukan kepulangan mandiri (dijemput)
c. Paksaan membayar ongkos tambahan hingga Rp2 juta terhadap TKI di tengah perjalanan. TKI diancam jika ongkos tersebut tidak dibayar maka akan diturunkan di tengah jalan.
d. Ditemukan juga porter yang mengutip biaya Rp50 ribu/kilo.
"Mengacu pada data BNP2TKI, data kedatangan TKI pada tahun 2010 sebanyak 539.169 orang, tahun 2011 sebanyak 494.266 orang, tahun 2012 sebanyak 393.720 orang dan tahun 2013 sebanyak 260.093. Dikaitkan dengan modus pemerasan terhadap TKI di atas, pembenahan terhadap penempatan TKI merupakan hal yang sangat penting dilakukan," tegas Johan.
detikNews
Quote: Sidak ke Bandara Soetta, KPK Tahan 18 Orang, Ada Oknum TNI dan Polri
Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar sidak ke kantor PT Angkasa Pura II Terminal II Bandara Seokarno-Hatta (Soetta), Tangerang terkait dengan penanganan TKI. Dalam sidak itu, KPK menahhan 18 orang, termasuk di antaranya oknum TNI dan Polri.
"Jumlah 18 orang (ditahan), ditambah 1 korban, WNA, ada oknum TNI yang diduga 1 berasal dari TNI AD, Polri 2 orang," ujar Ketua KPK Abraham Samad saat jumpa pers di Bandara Soetta, Tangerang, Sabtu (26/7/2014) dini hari.
Dari ke 18 orang yang ditahan, ada juga beberapa di antaranya calo dan preaman. "Selebihnya preman dan calo yang meresahkan dan buat TKI menderita. Itu yang kita lakukan," katanya.
Abraham Samad mengatakan, sidak tersebut dilakukan karena adanya aduan dari masyarakat mengenai pemerasan terhadap para TKI yang baru tiba di Indonesia. Tujuan pihaknya melakukan sidak untuk memperbaiki proses tata kelola TKI. Karena banyak permasalahan, terutama pemerasan terhadap TKI.
"Kita saksikan malam ini. Kita kerjasama dengan Mabes Polri dan Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), sidak terhadap proses pemulangan TKI. Maksudnya lebih pada kedekatan uji pelayanan, bukan semata-mata penegakan, tapi dalam proses kami temukan beberapa pelanggaran hukum. Oleh karena itu tentu akan ditindak lanjut oleh teman-teman Mabes Polri," ujar Samad.
"Jika dibiarkan maka impactnya ada pada TKI di luar negeri. Mereka setengah mati cari duit, tapi ketika pulang tidak diperlakukan sebagaimana mestinya, diperas dan intimidasi," kata Samad.
"KPK prihatin dengan keadaan ini, makanya lakukan sidak," tambah Samad lagi.
sumber
Quote: Jangan Ada Lagi TKI yang Diperas Preman Berseragam di Bandara Soetta
Jakarta - Anda pernah melihat para TKI dari Hong Kong atau Timur Tengah kala turun di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Cengkareng, Banten? Biasanya tak sedikit diantara mereka karena ketidaktahuan dan keluguannya dimanfaatkan oknum-oknum berseragam. Para TKI ini dengan alasan didata kemudian malah dijadikan objek pemerasan.
Dan itu bukan isapan jempol, tengok saja sidak yang dilakukan UKP4, KPK, dan Bareskrim Polri di Bandara Soekarno-Hatta. 18 Oknum berseragam dari Polri, TNI, dan BNP2TKI diamankan karena melakukan praktik nista pemerasan pada TKI dan warga asing.
"Sangat mungkin ada pihak-pihak lain yang terlibat dari hasil pemeriksaan kedelapan belas orang tersebut," kata Kepala Deputi UKP4 Mas Achmad Santosa dalam keterangannya, Sabtu (26/7/2014).
Praktik premanisme yang terorganisir dan didiamkan diduga terjadi di bandara bertaraf internasional itu. Mungkin saja, praktik itu sudah terjadi bertahun-tahun, dan coba bayangkan berapa uang TKI yang dikeruk para preman itu.
Direktur Migrant Care Anis Hidayah yang concern akan nasib TKI meminta agar para pelaku dan oknum-oknum bekingnya diberantas habis. Jangan sampai hanya satu atau dua bulan saja praktik ini hilang, tapi kemudian muncul lagi dan lebih buas menerkam TKI.
"Bagaimana memastikan agar semua itu dibongkar," tegas Anis.
Kuat dugaan para preman berseragam itu berkomplot. Mereka bekerja rapi bak mafia. "Mereka terorganisir," tutur Anis.
Diharapkan dengan sidak yang juga dihadiri Staf ahli UKP4 Yunus Husein, Ketua KPK Abraham Samad, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, Adnan Pandu Praja, dan Zulkarnaen, serta Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Suhardi Aliyus bisa menuntaskan pungli dan premanisme di Bandara Soekarno-Hatta. Jangan lagi TKI menjadi korban di negeri sendiri.
sumber
Quote: Silahkan di share biar rakyat & TKI Indonesia terhindar dari pemerasan yang di lakukan oleh onkum banci berseragam di negeri sendiri