SICOM-Meski Pemilihan Presiden (Pilpres) kurang dari sebulan lagi, tidak urung rakyat masih memiliki waktu untuk menentukan pilihanya yang tepat. Dari penelusuran, elektabilitas capres nomor urut 1 Prabowo-Hatta maupun pasangan nomor urut 2 Jokowi-JK boleh dibilang tidak begitu terpaut jauh bahkan pada titik tertentu imbang.
Akan tetapi seiring dengan pergerakan waktu tingkat populernya kedua capres dimata rakyat terlihat fluktuatif. Pasca debat capres yang perdana disiarkan langsung televisi swasta hasilnya sangat mempengaruhi preferensi pemilih baik kalangan menengah atas maupun pada lapisan bawah demikian juga bagi pemilih pemula. Kali ini sesuai jaring suara bawah di tingkat local Ngawi patut dijadikan pembelajaran politik yang mengedepankan fakta daripada yang mengarah janji belaka.
Seperti yang dikatakan Harmanto salah satu pedagang kelontong asal Kecamatan Jogorogo dirinya mengaku lebih simpati terhadap sosok Jokowi-JK daripada pasangan lainya. â??Sejak awal saya sudah tertarik pada pasangan Jokowi-Kalla, terlebih Jokowi ini merupakan figure yang apa adanya atau biasa dikatakan lebih merakyat,â?? terangnya, Selasa (10/06).
Sedikit ulasnya, Jokowi sebagai tokoh pemimpin yang mudah mengenali segala permasalahan rakyat dari segi apapun tidak terkecuali masalah yang mengarah ke SARA. Dengan besutan Jokowi mampu mengurai akar permasalahan yang berakhir sebuah solusi terbaik buat semua kalangan walaupun tidak jarang menimbulkan kontra dari pihak tertentu.
â??Intinya gini, Jokowi jangan cuma dilihat dari sisi blusukanya yang seakan hanya sekedar mencari popularitas, namun yang perlu kita ingat dibalik apa dia itu blusukan dan lebih meyakinkan saya untuk memilih Jokowi karena debatnya semalam itu yang lebih efektif dalam pemaparanya,â?? jelas Harmanto.
Lain halnya dengan Luky Catur Nugroho seorang remaja tanggung yang baru menyelesaikan bangku sekolahnya setingkat SMA di Kota Ngawi. Dia menjelaskan moment Pilpres 2014 merupakan pertama kalinya dirinya ikut serta dalam menentukan sikap politik untuk menentukan siapa pemimpin kedepanya.
â??Bingung juga untuk menjatuhkan pilihan pada pilpres nanti, tetapi bagi saya siapa yang menjadi trending topic saat ini kan Jokowi maka bolehlah untuk dipilih lepas dari partai apapun yang mengusungnya,â?? beber Luky.
Singkatnya, Jokowi mempunyai profil yang berbeda daripada Prabowo. Tetapi bukan berati Prabowo tidak mempunyai akses ke kalangan muda terutama pemilih pemula. â??Prabowo ini dikenal orang yang tegas dan ngotot dengan prinsipnya makanya dengan sikap seperti itu bisa dijadikan referensi bagi yang muda, tentunya sosok kedua capres tersebut yang perlu kita ingat pasti ada plus minusnya,â?? kupas Luky.
Sementara Agus Fathony pengamat politik dari Komunitas Sawo Ijo Ngawi menerangkan debat capres yang baru pertama kalinya digelar lebih menguntungkan kalangan menengah atas. Dasarnya, kalangan tersebut lebih konsumtif terhadap isu public yang dibawa masing-masing kandidat.
â??Mengapa demikian bagi kalangan bawah sangat sulit mencerna isu public yang sering kali menggunakan tata bahasa yang sulit dipahami mereka bukan berati kita mengkerdilkan mereka,â?? katanya.
Atong demikian sapaan karab dari Agus Fathony, kedua kandidat masih punya waktu untuk memoles penampilanya kembali terutama pada materi debat. Dalam penampilanya dari kedua capres, Prabowo-Hatta lebih unggul soal penampilan terlebih retorika yang dibawanya.
Sebaliknya, Jokowi banyak diuntungkan dari materi debat berisikan program pemerintah yang terukur. Atong menilai setiap jawaban yang disampaikan oleh pasangan Prabowo-Hatta terkesan normatif, sedangkan jawaban yang disampaikan pasangan Jokowi-Kalla dinilai lebih solutif. Pr
sumber : http://www.siagaindonesia.com/2014/0...g-sosok-jokowi