Merdeka.com - Tengoklah berita- berita di sebagian besar media sejak awal tahun ini. Sulit mencari warta menjelekkan atau memojokkan calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo alias Jokowi. Dia seolah manusia setengah dewa tanpa cacat.
Pilihan kata pun amat hati-hati. Kalau ada berita memojokkan Jokowi, dipilih diksi menghaluskan. Saking pro-Jokowi, hal tidak layak menjadi berita pun dibikin, seperti berita berjudul Terjebak Macet di Cilincing, Jokowi Kebelet Pipis. Kabar ini dilansir sebuah media online pada 11 Februari 2014.
Rupanya ini penyebabnya. "Memang benar kami memiliki wartawan binaan," kata seorang sumber dalam tubuh partai berlambang banteng itu saat dihubungi merdeka.com melalui telepon selulernya Selasa pekan lalu. Dia menambahkan wartawan-wartawan binaan itu tersebar di media cetak, elektronik, dan media online.
Dia mencontohkan Fraksi PDIP memiliki dua wartawan binaan meliput di gedung Dewan Perwakilan Rakyat. Keduanya bertugas mengumpulkan rekan-rekan seprofesi saban bakal ada jumpa pers berkaitan isu partai atau Jokowi.
Kedua orang ini, menurut dia, memperoleh bayaran dari pimpinan fraksi. Namun dia mengaku tidak tahu berapa jumlah fulus mereka terima. "Yang pasti ketika datang 2008 masih lusuh, sekarang sudah keren," ujarnya.
Untuk pemilihan legislatif dan presiden, PDIP memiliki tim siluman untuk mengawal pemberitaan positif mengenai partai besutan Megawati Soekarnoputeri itu, termasuk soal Jokowi. Dia menambahkan masalah pemenangan pasangan Jokowi-Muhammad Jusuf Kalla ditangani langsung oleh Dewan Pimpinan Pusat PDIP.
"Biasanya yang langsung disasar adalah para pemilik dan pimpinan media," ujar sumber itu. Dia menyebut nama pemilik sebuah media cetak ternama memang dikenal dekat dengan PDIP.
Tentu saja wartawan binaan PDIP ini memperoleh banyak keuntungan. "Selain berlimpah fulus, mereka juga bisa disekolahkan," tuturnya. Dia menyebut sudah banyak wartawan disekolahkan pentolan partai ke China dan dua orang ke Jerman.
Seorang wartawan media online menolak ditulis disebut identitasnya membenarkan ada wartawan-wartawan binaan PDIP. "Mereka memiliki forum diskusi sendiri," katanya.
Saat dimintai konfirmasi, juru bicara PDIP Eva Kusuma Sundari membantai partainya memelihara wartawan. Dia malah mengaku pihaknya kerap kalah dalam pemberitaan. "Gombal semua...kita kalah terus di pemberitaan gitu," ujarnya melalui pesan singkat semalam.
Dia mencontohkan saat pemilihan legislatif lalu PDIP merasa dilenyapkan oleh media. Namun sejak bergabungnya Surya Paloh, pemilik Metro TV, dalam koalisi dipimpin PDIP untuk pemilihan presiden, pemberitaan kembali berimbang. "Pemilihan presiden lumayan karena ada Metro TV saat pemilihan legislatif juga tidak pro-PDIP," tuturnya.
Hingga artikel ini dilansir, dua pentolan PDIP Pramono Anung dan Maruarar Sirait memberikan tanggapan. Ketika dihubungi lewat telepon selulernya tidak ada jawaban. Pesan singkat juga belum dibalas. Kedua orang ini disebut sumber merdeka.com termasuk yang memiliki wartawan binaan.
Hubungan ini pada prinsipnya didasari rasa saling membutuhkan. Sang wartawan perlu tambahan materi dan partai butuh polesan agar Jokowi selalu terlihat dan terdengar tanpa cacat.
[fas] Partai wong LICIK
Berita pesanan wartawan bayaran
Merdeka.com - Beginilah kelakuan wartawan-wartawan binaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Mereka saban pekan berkumpul dengan majikan mereka membahas agenda dan isu-isu mesti dipublikasikan demi mengerek popularitas partai dan calon presiden Joko Widodo alias Jokowi.
"Biasanya kumpul di kafe-kafe daerah Cilandak dan Kemang," kata seorang sumber merdeka.com dalam tubuh partai Rabu pekan lalu. Dia mengungkapkan wartawan-wartawan itu sudah dibina sejak lima tahun lalu.
Sumber ini membenarkan wartawan-wartawan itu memperoleh banyak fasilitas menggiurkan, seperti gaji bulanan dan beasiswa sekolah hingga ke luar negeri. Dia mencontohkan untuk tingkatan reporter, jurnalis-jurnalis bayaran ini bisa mengantongi Rp 1,5 juta sampai Rp 3 juta saban bulan. "Kalau untuk editor ke atas lebih dari itu," ujarnya.
Banyak pula wartawan binaan PDIP telah disekolahkan. Dia menyebut tahun lalu ada 15 pewarta berita mendapat sokongan dana untuk menuntut ilmu ke China.
Sumber lainnya membenarkan selain berlimpah fulus, wartawan binaan PDIP juga memperoleh beasiswa. Dua negara tujuan utama adalah China dan Jerman. "Sudah banyak wartawan disekolahkan pentolan partai ke China dan dua orang ke Jerman," tuturnya.
Sumber lain dalam tubuh PDIP menyatakan wartawan-wartawan bayaran itu dipelihara secara personal. "Tiap tokoh partai biasanya membina antara 5-10 wartawan," katanya. Dia menyebutkan jurnalis-jurnalis peliharaan PDIP ini juga banyak terdapat di Jawa Tengah merupakan basis pendukung mereka.
Juru bicara PDIP Eva Kusuma Sundari membantah partainya membina wartawan. Menurut dia, dalam pemilihan legislatif lalu PDIP justru ditenggelamkan lewat pemberitaan. Namun untuk pemilihan presiden bulan depan PDIP sedikit tenang lantaran memiliki Metro TV gencar memberitakan hal-hal positif seputar calon presiden Jokowi.
"Nggak bener. Kita di pemilihan legislatif dilenyapkan di pemberitaan. Pemilihan presiden lumayan karena ada Metro TV saat pemilihan legislatif juga tidak pro-PDIP," ujarnya melalui pesan singkat semalam.
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia Eko Maryadi mengatakan wartawan tipe demikian memang ada. Menurut dia, polanya ada jurnalis ikut sebagai kader dan menjadi calon legislatif dan ada juga secara diam-diam. Biasanya wartawan seperti ini akan mengkoordinir teman-temannya untuk membuat isu pesanan partai.
"AJI berpesan untuk mempertahankan independensi, asas netralitas, tetap memberitakan secara berimbang dan tidak mencampuradukkan dengan fakta jurnalistik," kata Eko saat dihubungi melalui telepon seluler kemarin sore.
AJI menuntut media tidak mendukung salah satu pasangan calon presiden. Sebab, kata Eko, media independen sejatinya akan tetap mempertahankan kredibilitas dengan karya jurnalistik berimbang. "Kalau Anda tidak memiliki kredibilitas, begitu pemilu media itu saya jamin akan tergerus," ujarnya.
[fas] #Capres_BONEKA
Tuhkan pake berita abal2 bermotif PENCITRAAN alias kamuflase bin PENIPUAN RAKYAT
Pantes media penuh berita ga penting si Joko, mulai dari si JOko kebelet pipis, jemur sepatu diblower, ganti motor 2x saat SMA dll
Baca nih panastak begooo, sadar dong
Ane bingung nih partai wong cilik apa licik
#revolusimental
#bukadulutopengmu
#capresboneka
Pilihan kata pun amat hati-hati. Kalau ada berita memojokkan Jokowi, dipilih diksi menghaluskan. Saking pro-Jokowi, hal tidak layak menjadi berita pun dibikin, seperti berita berjudul Terjebak Macet di Cilincing, Jokowi Kebelet Pipis. Kabar ini dilansir sebuah media online pada 11 Februari 2014.
Rupanya ini penyebabnya. "Memang benar kami memiliki wartawan binaan," kata seorang sumber dalam tubuh partai berlambang banteng itu saat dihubungi merdeka.com melalui telepon selulernya Selasa pekan lalu. Dia menambahkan wartawan-wartawan binaan itu tersebar di media cetak, elektronik, dan media online.
Dia mencontohkan Fraksi PDIP memiliki dua wartawan binaan meliput di gedung Dewan Perwakilan Rakyat. Keduanya bertugas mengumpulkan rekan-rekan seprofesi saban bakal ada jumpa pers berkaitan isu partai atau Jokowi.
Kedua orang ini, menurut dia, memperoleh bayaran dari pimpinan fraksi. Namun dia mengaku tidak tahu berapa jumlah fulus mereka terima. "Yang pasti ketika datang 2008 masih lusuh, sekarang sudah keren," ujarnya.
Untuk pemilihan legislatif dan presiden, PDIP memiliki tim siluman untuk mengawal pemberitaan positif mengenai partai besutan Megawati Soekarnoputeri itu, termasuk soal Jokowi. Dia menambahkan masalah pemenangan pasangan Jokowi-Muhammad Jusuf Kalla ditangani langsung oleh Dewan Pimpinan Pusat PDIP.
"Biasanya yang langsung disasar adalah para pemilik dan pimpinan media," ujar sumber itu. Dia menyebut nama pemilik sebuah media cetak ternama memang dikenal dekat dengan PDIP.
Tentu saja wartawan binaan PDIP ini memperoleh banyak keuntungan. "Selain berlimpah fulus, mereka juga bisa disekolahkan," tuturnya. Dia menyebut sudah banyak wartawan disekolahkan pentolan partai ke China dan dua orang ke Jerman.
Seorang wartawan media online menolak ditulis disebut identitasnya membenarkan ada wartawan-wartawan binaan PDIP. "Mereka memiliki forum diskusi sendiri," katanya.
Saat dimintai konfirmasi, juru bicara PDIP Eva Kusuma Sundari membantai partainya memelihara wartawan. Dia malah mengaku pihaknya kerap kalah dalam pemberitaan. "Gombal semua...kita kalah terus di pemberitaan gitu," ujarnya melalui pesan singkat semalam.
Dia mencontohkan saat pemilihan legislatif lalu PDIP merasa dilenyapkan oleh media. Namun sejak bergabungnya Surya Paloh, pemilik Metro TV, dalam koalisi dipimpin PDIP untuk pemilihan presiden, pemberitaan kembali berimbang. "Pemilihan presiden lumayan karena ada Metro TV saat pemilihan legislatif juga tidak pro-PDIP," tuturnya.
Hingga artikel ini dilansir, dua pentolan PDIP Pramono Anung dan Maruarar Sirait memberikan tanggapan. Ketika dihubungi lewat telepon selulernya tidak ada jawaban. Pesan singkat juga belum dibalas. Kedua orang ini disebut sumber merdeka.com termasuk yang memiliki wartawan binaan.
Hubungan ini pada prinsipnya didasari rasa saling membutuhkan. Sang wartawan perlu tambahan materi dan partai butuh polesan agar Jokowi selalu terlihat dan terdengar tanpa cacat.
[fas] Partai wong LICIK
Berita pesanan wartawan bayaran
Merdeka.com - Beginilah kelakuan wartawan-wartawan binaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Mereka saban pekan berkumpul dengan majikan mereka membahas agenda dan isu-isu mesti dipublikasikan demi mengerek popularitas partai dan calon presiden Joko Widodo alias Jokowi.
"Biasanya kumpul di kafe-kafe daerah Cilandak dan Kemang," kata seorang sumber merdeka.com dalam tubuh partai Rabu pekan lalu. Dia mengungkapkan wartawan-wartawan itu sudah dibina sejak lima tahun lalu.
Sumber ini membenarkan wartawan-wartawan itu memperoleh banyak fasilitas menggiurkan, seperti gaji bulanan dan beasiswa sekolah hingga ke luar negeri. Dia mencontohkan untuk tingkatan reporter, jurnalis-jurnalis bayaran ini bisa mengantongi Rp 1,5 juta sampai Rp 3 juta saban bulan. "Kalau untuk editor ke atas lebih dari itu," ujarnya.
Banyak pula wartawan binaan PDIP telah disekolahkan. Dia menyebut tahun lalu ada 15 pewarta berita mendapat sokongan dana untuk menuntut ilmu ke China.
Sumber lainnya membenarkan selain berlimpah fulus, wartawan binaan PDIP juga memperoleh beasiswa. Dua negara tujuan utama adalah China dan Jerman. "Sudah banyak wartawan disekolahkan pentolan partai ke China dan dua orang ke Jerman," tuturnya.
Sumber lain dalam tubuh PDIP menyatakan wartawan-wartawan bayaran itu dipelihara secara personal. "Tiap tokoh partai biasanya membina antara 5-10 wartawan," katanya. Dia menyebutkan jurnalis-jurnalis peliharaan PDIP ini juga banyak terdapat di Jawa Tengah merupakan basis pendukung mereka.
Juru bicara PDIP Eva Kusuma Sundari membantah partainya membina wartawan. Menurut dia, dalam pemilihan legislatif lalu PDIP justru ditenggelamkan lewat pemberitaan. Namun untuk pemilihan presiden bulan depan PDIP sedikit tenang lantaran memiliki Metro TV gencar memberitakan hal-hal positif seputar calon presiden Jokowi.
"Nggak bener. Kita di pemilihan legislatif dilenyapkan di pemberitaan. Pemilihan presiden lumayan karena ada Metro TV saat pemilihan legislatif juga tidak pro-PDIP," ujarnya melalui pesan singkat semalam.
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia Eko Maryadi mengatakan wartawan tipe demikian memang ada. Menurut dia, polanya ada jurnalis ikut sebagai kader dan menjadi calon legislatif dan ada juga secara diam-diam. Biasanya wartawan seperti ini akan mengkoordinir teman-temannya untuk membuat isu pesanan partai.
"AJI berpesan untuk mempertahankan independensi, asas netralitas, tetap memberitakan secara berimbang dan tidak mencampuradukkan dengan fakta jurnalistik," kata Eko saat dihubungi melalui telepon seluler kemarin sore.
AJI menuntut media tidak mendukung salah satu pasangan calon presiden. Sebab, kata Eko, media independen sejatinya akan tetap mempertahankan kredibilitas dengan karya jurnalistik berimbang. "Kalau Anda tidak memiliki kredibilitas, begitu pemilu media itu saya jamin akan tergerus," ujarnya.
[fas] #Capres_BONEKA
Tuhkan pake berita abal2 bermotif PENCITRAAN alias kamuflase bin PENIPUAN RAKYAT
Pantes media penuh berita ga penting si Joko, mulai dari si JOko kebelet pipis, jemur sepatu diblower, ganti motor 2x saat SMA dll
Baca nih panastak begooo, sadar dong
Ane bingung nih partai wong cilik apa licik
#revolusimental
#bukadulutopengmu
#capresboneka