SURABAYA, KOMPAS.com - Pelaku pelemparan batu ke dua wisma di lokalisasi Dolly, Nanang Arokhman (22), mengaku diutus "hamba Allah" untuk melakukan aksi teror tersebut, Selasa (17/6/2014) pagi.
Mendengar pengakuan itu, polisi mencurigai Nanang mengalami gangguan jiwa. "Kami masih periksakan di psikolog, apakah pernyataan itu benar atau, dibuat-buat, kami masih kembangkan," kata Kepala Polrestabes Surabaya, Kombes Polisi Setija Junianta.
Warga Kecamatan Lakarsantri Surabaya, pelempar batu di kaca wisma Wisma Putri Ayu II dan wisma Sumber Rejo itu kini masih diperiksa intensif di Satreskrim Polrestabes Surabaya.
Sementara lokasi pelemparan, sampai saat ini masih diberi garis polisi, setelah beberapa petugas rampung melakukan oleh tempat kejadian perkara, siang tadi. Kata Setija, sebelum melakukan aksi pecah kaca, Nanang berada di lokasi Dolly dengan menggunakan sepeda motor Honda Revo bernomor polisi L 5306 WW, tepatnya sekitar pukul 09.00 wib.
"Dia (Nanang) sampai lokasi mengambil batu dan memecah kaca kedua wisma, dan kemudian turun untuk berjalan kaki untuk hendak merusak mobil pemilik wisma," kata Setija.
Informasi yang dihimpun polisi dari warga, saat melakukan perusakan, Nanang juga berteriak-teriak kalau dirinya tidak takut mati. Sebab, aksinya membahayakan, maka langsung diamankan warga dan diserahkan ke polisi.
Dihubungi terpisah, pekerja Dolly mendesak polisi untuk segera menangkap otak pelemparan wisma Dolly. Mereka juga meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaan karena dimungkinkan akan banyak aksi teror menjelang penutupan besok.
"Saya yakin ada pihak yang sengaja menekan dengan aksi teror," kata koordinator Front Pekerja Dolly, Pokemon.
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
gang dolly ditutup
Sumber
it just info maaf mengganggu