SITUS BERITA TERBARU

[NGERI] cara permainan intelijen jenderal (purn) pendukung capres menyeret TNI-Polri

Wednesday, June 11, 2014

Rakyat Indonesia wajib mewaspadai upaya jenderal purnawirawan yang kini aktif mendukung dua kandidat calon presiden dan calon wakil presiden pada pilpres 9 Juli mendatang.

Aliansi Ormas dan LSM (AOM) Jawa Timur menduga ada permainan intelijen di kedua kubu pasangan calon Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta. â??Perang intelijen ini melibatkan dua kekuatan dari mantan jenderal (purn) yang dikhawatirkan bakal menyeret petinggi TNI-Polri aktif,â?? demikian ungkap Bambang Smit, ketua AOM Jatim di Jalan Tanggulangin 14, Surabaya, Rabu (11/6/2014).

Sebetulnya kata Bambang, para jenderal purnawirawan ini bebas mendukung salah satu calon pasangan karena mereka memiliki hak sipil. Namun mengingat suhu politik yang kian memanas, akibatnya keadaan ini justru dimanfaatkan oleh mantan jenderal untuk saling menghasut.

Dari mulai isu HAM, Babinsa hingga bocornya dokumen negara ke publik terkait surat pemecatan Prabowo, dinilai sebagai bentuk arogansi pendukung capres. Bahkan berbagai cara tidak lazim dilakukan guna merusak suhu politik jelang pilpres.

Paling parah, kata Smit, jenderal purnawirawan di kedua kubu pasangan memakai taktik intelijen untuk mempengaruhi TNI-Polri agar masuk dalam lingkaran mereka. â??Dengan semangat jiwa korsa dan senioritas, mereka berupaya menyeret petinggi TNI-Polri masuk ke politik praktis,â?? kata Smit.

Kendati demikian, pihaknya tetap yakin sampai detik ini TNI-Polri masih netral. â??Kami masih yakin TNI-Polri masih netral sebab dalam undang-undang sudah diatur dengan jelas mengenai keterlibatan TNI-Polri dalam politik praktis,â?? urainya.

AOM juga melihat kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi jika kedua kubu pendukung tetap ngotot untuk saling menjatuhkan, di antaranya chaos. â??Kalau sampai ini terjadi, maka biang keladinya para mantan jenderal itu. Tangkap saja mereka. Waspadai pergerakan mereka. Sebab saat ini upaya mereka sudah gila-gilaan,â?? ujar Smit.

Smit menilai permainan intelijen yang kotor dilakukan untuk menarik TNI agar terlibat dalam mendukung calon pasangan. Sudah barang tentu tujuan para jenderal purnawirawan untuk kepentingan pribadi jika capres jagoannya menang pilpres.

â??Indikasinya jelas, mereka ingin masuk pemerintahan dan mencari aman. Sebab para jenderal itu juga pernah terlibat kasus HAM,â?? paparnya.

Di kubu Jokowi-JK, lanjut Smit, ada dua kasus yang melibatkan HAM yakni Reformasi 98 dan pembunuhan Munir. â??Di dua kubu ini ada jendral yang terlibat, siapa lagi kalau bukan Jendral (Purn) TNI, Wiranto dan Mantan BIN AM Hendropriyono,â?? ujar Smit.

Sedangkan, di kubu Prabowo-Hatta, ada Muchdi PR, salah satu Direktur BIN juga dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang hingga kini belum menampakkan hidungnya. Muchdi bahkan diduga terlibat pembunuhan Munir.

Dari kekuatan politik kedua kubu, bukan tidak mungkin mereka kemudian mencari kesalahan para calon pasangan. â??Pikiran kotor para purnawirawan itu untuk merusak suara agar mencapai posisi subyektif,â?? katanya mengimbau.

Karena itu AOM Jawa Timur mengingatkan kepada masyarakat untuk memberi kesempatan kedua calon pasangan Prabowo dan Jokowi untuk maju sebagai presiden, mengingat keduanya merupakan putra terbaik bangsa.

â??Keduanya putra-putra terbaik bangsa, kita beri kesempatan. Biarkan mereka menyampaikan visi dan misi. Kemudian pilih yang menurut rakyat baik. Gunakan kemerdekaan berdaulat. Dan jangan terpancing dengan situasi politik yang tidak menguntungkan,â?? pesan Smit.

Di akhir diskusinya, Smit menghimbau kepada para jenderal purnawirawan pendukung calon pasangan untuk berhenti mendiskreditkan TNI-Polri. Dan jika ada oknum TNI-Polri terlibat politik praktis, silahkan melapor ke institusi yang ada. â??AOM Jatim juga siap memberi advokasi dan memfasilitasi laporan,â?? pungkasnya.

sumber: http://www.siagaindonesia.com/2014/0...ndukung-capres
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive