1 Agustus 2014 | 06:59
RIMANEWS - Beberapa pihak menilai penyelenggaraan Pemilihan Presiden 9 Juli 2014 lalu berlangsung tidak adil dan sarat dengan kecurangan. Hal tersebut juga disampaikan oleh Putri presiden Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri bahwa ada 21 juta suara yang digelembungkan.
Menurutnya jutaan suara yang digelembungkan oleh pihak-pihak tertentu dan merugikan pasangan Prabowo-Hata merupakan bentuk ketidakadilan. Penggelembungan yang menjadi sumber ketidakadilan tersebut, Lanjut Rachmawati, berlangsung dari hulu hingga ke hilir, mulai dari daerah hingga ke tingkat pusat.
"Pemilu kemarin banyak kecurangan, bukti yang dibawa tim Prabowo-Hatta ke MK adalah buktinya, terdapat 21 juta suara yang telah digelembungkan," kata Rachmawati kepada wartawan di Jakarta, Kamis (31/7)
Ia semakin yakin akan adanya kecurangan tersebut terjadi setelah mendengar pernyataan ketua dewan kehormatan penyelenggaraan pemilihan presiden (DKPP), Jimly Ashiddiqie.
"DKPP sudah bilang, Pak Jimly bilang cukup bukti adanya pelanggaran oleh KPU, sehingga sidang di MK akan saya kawal, agar keadilan dapat ditegakan, bukan adil yang wani piro tapi adil yang benar benar adil," jelas Rachmawati.
Hal tersebut tampak dari banyaknya pengaduan dari pasangan Prabowo-Hatta yang tidak ditanggapi oleh Komisis Pemilihan Umum (KPU).
"Saya punya satu pikiran ke depan bukan tentang Prabowo atau Jokowi tapi yang lebih besar yaitu menyelamatkan kepentingan bangsa dan negara, terutama banyaknya kecurangan kecurangan terjadi pada pilpres kemarin," jelas Rachmawati.
http://nasional.rimanews.com/politik...Digelembungkan
------------------------------
Pemilu di Indonesia yang paling bersih itu, dalam catatan sejarah, hanya terjadi di Pemilu 1955. Setelah itu, umumnya penuh kecurangan dan rekayasa, apalagi zaman Orde Baru dulu ...
Link: http://adf.ly/qlStF