Jumat, 29 Agustus 2014 22:00:00
Merdeka.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku mendapat desakan luar biasa dari berbagai pihak agar segera menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Desakan itu makin menguat belakangan ini menjelang berakhirnya masa jabatan sebagai presiden.
"Tekanan ataupun desakan kepada pemerintah yang saya pimpin untuk menaikkan BBM ini boleh di kata luar biasa. Paling tidak dari kalangan partai politik tertentu, dari media konvensional tertentu, dan juga sejumlah pihak itu," kata SBY dalam wawancaranya yang diunggah di Youtube, Jumat (29/8).
SBY mengatakan, pada tahun 2004 sebelum resmi menjabat sebagai presiden tidak pernah mendesak kepada pemerintah agar menaikkan harga BBM. Padahal saat itu kondisi perekonomian berbeda jauh dengan saat ini.
"Saya ingin memahami mengapa saya dipaksa betul untuk segera menaikkan BBM. Alasannya agar dapat menurunkan defisit, lah kalau itu kami sudah melakukan langkah-langkah untuk itu, tahun lalu," jelasnya.
Untuk menurunkan defisit anggaran, SBY menjelaskan, dirinya sudah melakukan langkah-langkah pencegahan. Salah satunya adalah menaikkan tarif listrik.
"Sekali lagi BBM sudah kami naikkan, tahun ini kami menaikkan harga listrik, bahan bakar gas, pemotongan anggaran kan itu juga dalam rangka mengurangi defisit," ujarnya.
SBY menceritakan, pemerintah punya pengalaman saat hendak menaikkan harga BBM pernah ditolak oleh DPR. "Sejumlah fraksi bahkan sejak awal tidak pernah setuju kalau saya menaikkan harga BBM. Alasannya kami menolak usulan pemerintah karena kalau BBM dinaikkan inflasi naik, kemiskinan membengkak," katanya.
SBY mengaku heran mengapa di saat berakhirnya masa tugas sebagai presiden malah didesak untuk menaikkan BBM. Dia khawatir kenaikan BBM malah akan memberatkan masyarakat kecil.
"Tidakkah meningkatkan kemiskinan. Tidakkah membebani masyarakat kita. Oleh karena itu saya punya pandangan yang berbeda, kalau harus saya naikkan lagi BBM tahun ini, beban rakyat terlalu berat kasihan mereka," ujarnya.
Namun jika dalam beberapa pekan harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan drastis, maka dengan terpaksa pemerintah saat ini akan menaikkan harga BBM. "Harga minyak mentah dunia meroket misalnya, dan kalau tidak saya naikkan BBM, APBN kita jebol, pasti dengan terpaksa saya akan naikkan," ujarnya.
"Tapi situasinya justru sebaliknya, harga minyak mentah cenderung turun sehingga logika atau alasan untuk menaikkan lagi BBM, apalagi listrik dan gas juga kita naikkan itu tidak kuat. Itulah pandangan pemerintah sekarang. Saya menghormati pandangan yang lain tapi juga harus mendengarkan mengapa kami memilih untuk tahun ini tidak dulu menaikkan harga BBM," imbuhnya.
(mdk/has)
http://m.merdeka.com/peristiwa/sby-d...uar-biasa.html
Sumbernya media panastak ya, jd gak usah protes masalah sumber
Komentar TS:
Liciknya PDIP, partainya Jokowi, yg dulu ngaku membela rakyat kecil dan terang2an menolak kenaikan BBM, sekarang malah mendesak SBY menaikkan harga BBM, agar saat Jokowi naik jd presiden punya alasan; yg menaikkan harga BBM kan SBY
Smoga SBY tdk menaikkan harga BBM, agar umur Jokowi jd presiden gak lama
Dan ane yakin itu, krn 47% rakyat Indonesia siap menggoyang jk Jokowi msh plonga-plongo saat jd presiden
Link: http://adf.ly/raSU5