Ledakan Pipa Gas Mengoyak Kota Kaohsiung
Quote: Ledakan pipa gas beruntun mengoyak-ngoyak Kaohsiung, kota terbesar kedua di Taiwan, Kamis tengah malam, 31 Juli 2014. Sedikitnya 25 orang tewas dan 267 luka-luka dalam kejadian itu.
Ledakan terjadi di Distrik Cianjhen, membuat mobil-mobil terlempar dan jalan-jalan terbelah. Aparat masih menyelidiki penyebab kebocoran gas yang menyebabkan ledakan. Beberapa laporan menyebutkan ledakan disebabkan oleh pecahnya pipa di bawah tanah.
"Pemadam kebakaran menerima telepon ihwal adanya kebocoran gas sekitar pukul 20.46, Kamis malam lalu. Terjadi serangkaian ledakan sekitar tengah malam mencakup wilayah dua-tiga kilometer persegi," kata Badan Pemadam Kebakaran Nasional Taiwan.
Tayangan media memperlihatkan kebakaran besar, kendaraan yang jungkir balik, jenazah yang tertutup puing, serta jalan terbelah menjadi dua. Para saksi mengatakan ledakan tersebut menimbulkan bola api besar yang membubung ke udara hingga setinggi 30 meter.
Perdana Menteri Taiwan Jiang Yi-huah menyebutkan sedikitnya terjadi lima ledakan. Empat petugas pemadam kebakaran yang menyelidiki kebocoran gas dilaporkan turut menjadi korban, 22 lagi cedera, dan dua masih hilang.
Sekitar 1.100 warga di sekitar lokasi ledakan diungsikan ke sekolah-sekolah, sementara tim pemadam berusaha memadamkan api dan mencari sumber kebocoran gas. Hingga Jumat pagi, sebagian besar kebakaran berhasil dipadamkan, namun ada yang masih berkobar. Pemerintah kota setempat menutup jalan sepanjang enam kilometer.
Sejumlah orang dilaporkan terjebak di bawah puing-puing. Penyebab pasti ledakan masih belum diketahui, tetapi beberapa perusahaan petrokimia memiliki pipa di sepanjang sistem pembuangan distrik. "Penyebab kebakaran hingga kini belum diketahui. Kami menduga kebocoran gas adalah propena," kata Menteri Ekonomi Taiwan Chang Chia-chu.
Propena adalah gas tidak berbau dan mudah terbakar yang digunakan untuk membuat poliester. Kaohsiung adalah salah satu pusat produksi petrokimia Taiwan.
Media setempat melaporkan sekolah-sekolah di Distrik Cianjhen dan Lingya diliburkan kemarin. Wali Kota Kaohsiung Chen Chu lewat akun Facebook-nya mengatakan penyelamatan masih dilakukan. Dia meminta masyarakat untuk mengikuti petunjuk tim penyelamat di lokasi kejadian dan tidak berdiri menonton.
"Pemerintah setempat telah meminta CPC dan Hsin Kao Gas (pemasok gas setempat) menghentikan pasokan gas," kata Chen. Ia juga meminta Presiden Taiwan Ma Ying-jeou mengkaji kembali sistem pipa petrokimia di bawah tanah Kaohsiung untuk mencegah insiden serupa terjadi pada masa mendatang.
Pemerintah Taiwan menyatakan tiga hari berkabung dan mengibarkan bendera setengah tiang. Ucapan belasungkawa membanjiri media sosial. Masyarakat membentuk kelompok sukarelawan untuk mendistribusikan makanan dan kebutuhan lain. Sejumlah perusahaan besar juga menjanjikan bantuan senilai puluhan juta dolar Taiwan untuk operasi penyelamatan.
SUMBER
Quote: Ledakan pipa gas beruntun mengoyak-ngoyak Kaohsiung, kota terbesar kedua di Taiwan, Kamis tengah malam, 31 Juli 2014. Sedikitnya 25 orang tewas dan 267 luka-luka dalam kejadian itu.
Ledakan terjadi di Distrik Cianjhen, membuat mobil-mobil terlempar dan jalan-jalan terbelah. Aparat masih menyelidiki penyebab kebocoran gas yang menyebabkan ledakan. Beberapa laporan menyebutkan ledakan disebabkan oleh pecahnya pipa di bawah tanah.
"Pemadam kebakaran menerima telepon ihwal adanya kebocoran gas sekitar pukul 20.46, Kamis malam lalu. Terjadi serangkaian ledakan sekitar tengah malam mencakup wilayah dua-tiga kilometer persegi," kata Badan Pemadam Kebakaran Nasional Taiwan.
Tayangan media memperlihatkan kebakaran besar, kendaraan yang jungkir balik, jenazah yang tertutup puing, serta jalan terbelah menjadi dua. Para saksi mengatakan ledakan tersebut menimbulkan bola api besar yang membubung ke udara hingga setinggi 30 meter.
Perdana Menteri Taiwan Jiang Yi-huah menyebutkan sedikitnya terjadi lima ledakan. Empat petugas pemadam kebakaran yang menyelidiki kebocoran gas dilaporkan turut menjadi korban, 22 lagi cedera, dan dua masih hilang.
Sekitar 1.100 warga di sekitar lokasi ledakan diungsikan ke sekolah-sekolah, sementara tim pemadam berusaha memadamkan api dan mencari sumber kebocoran gas. Hingga Jumat pagi, sebagian besar kebakaran berhasil dipadamkan, namun ada yang masih berkobar. Pemerintah kota setempat menutup jalan sepanjang enam kilometer.
Sejumlah orang dilaporkan terjebak di bawah puing-puing. Penyebab pasti ledakan masih belum diketahui, tetapi beberapa perusahaan petrokimia memiliki pipa di sepanjang sistem pembuangan distrik. "Penyebab kebakaran hingga kini belum diketahui. Kami menduga kebocoran gas adalah propena," kata Menteri Ekonomi Taiwan Chang Chia-chu.
Propena adalah gas tidak berbau dan mudah terbakar yang digunakan untuk membuat poliester. Kaohsiung adalah salah satu pusat produksi petrokimia Taiwan.
Media setempat melaporkan sekolah-sekolah di Distrik Cianjhen dan Lingya diliburkan kemarin. Wali Kota Kaohsiung Chen Chu lewat akun Facebook-nya mengatakan penyelamatan masih dilakukan. Dia meminta masyarakat untuk mengikuti petunjuk tim penyelamat di lokasi kejadian dan tidak berdiri menonton.
"Pemerintah setempat telah meminta CPC dan Hsin Kao Gas (pemasok gas setempat) menghentikan pasokan gas," kata Chen. Ia juga meminta Presiden Taiwan Ma Ying-jeou mengkaji kembali sistem pipa petrokimia di bawah tanah Kaohsiung untuk mencegah insiden serupa terjadi pada masa mendatang.
Pemerintah Taiwan menyatakan tiga hari berkabung dan mengibarkan bendera setengah tiang. Ucapan belasungkawa membanjiri media sosial. Masyarakat membentuk kelompok sukarelawan untuk mendistribusikan makanan dan kebutuhan lain. Sejumlah perusahaan besar juga menjanjikan bantuan senilai puluhan juta dolar Taiwan untuk operasi penyelamatan.
SUMBER
Link: http://adf.ly/qlruc