Indonesia Evakuasi WNI dari Libya
Quote: Indonesia dan sejumlah negara di Asia Tenggara mengevakuasi warganya dari Libyadalam kaitan dengan perkembangan situasi negeri itu yang kian memburuk. "Sebanyak 34 WNI, yakni 16 mahasiswa dan 18 tenaga kerja Indonesia telah dipulangkan via Tunisia," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa kepada Tempo, Jumat, 1 Agustus 2014.
Ke-34 WNI tersebut tiba di KBRI Tunis, Tunisia, Rabu lalu, untuk selanjutnya diberangkatkan ke Tanah Air. "Repatriasi selanjutnya masih menunggu perkembangan di lapangan," kata Marty.
Menurut Marty, jumlah WNI yang berada di Libya sekitar 186 orang. Namun tidak menutup kemungkinan jumlahnya lebih dari itu. Sampai saat ini, belum ada rencana evakuasi duta besar dan stafnya dari Tripoli.
Sementara itu, sejumlah negara ASEAN, seperti Vietnam, Thailand, dan Filipina telah memulangkan staf kedutaan dan warganya. Kedutaan Besar Vietnam berencana memulangkan lebih dari 1.550 warganya yang kini berada di Libya.
"Sebanyak 11 staf kedutaan dan keluarga bersama 206 warga Vietnam telah dipulangkan," kata Duta Besar Vietnam untuk Libya, Dao Duy Tien, seperti dikutip Vietnam News Agency.
Sekretaris Permanen Kementerian Luar Negeri Thailand Sihasak Phuangketkeow menyatakan pemerintah Thailand mempersiapkan penerbangan komersial bagi warganya yang akan meninggalkan Libya melalui Tunisia. Ada 1.400-1.500 warga Thailand di Libya.
Adapun Filipina juga bersiap mengevakuasi 13 ribu warganya dari Libya di tengah laporan pemenggalan terhadap seorang pekerja dan pemerkosaan massal terhadap seorang perawat asal Filipina.
"Tantangan terbesar kami, seperti pada 2011, adalah meyakinkan rekan-rekan kita bahwa mereka harus meninggalkan Libya secepatnya untuk mencegah bahaya situasi yang terus memburuk," kata Menteri Luar Negeri Albert del Rosario di Manila. Pemerintah Filipina telah memerintahkan evakuasi pada 20 Juli lalu, beberapa jam setelah ditemukannya jenazah pekerja asal Filipina yang diculik di Benghazi.
Amerika Serikat, Mesir, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Turki telah menutup kedutaan mereka di Tripoli dan menarik stafnya. Pemerintah Inggris, Turki, Spanyol, Yunani, dan negara-negara Balkan mendesak warga mereka meninggalkan Libya secepatnya.
SUMBER
Quote: Indonesia dan sejumlah negara di Asia Tenggara mengevakuasi warganya dari Libyadalam kaitan dengan perkembangan situasi negeri itu yang kian memburuk. "Sebanyak 34 WNI, yakni 16 mahasiswa dan 18 tenaga kerja Indonesia telah dipulangkan via Tunisia," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa kepada Tempo, Jumat, 1 Agustus 2014.
Ke-34 WNI tersebut tiba di KBRI Tunis, Tunisia, Rabu lalu, untuk selanjutnya diberangkatkan ke Tanah Air. "Repatriasi selanjutnya masih menunggu perkembangan di lapangan," kata Marty.
Menurut Marty, jumlah WNI yang berada di Libya sekitar 186 orang. Namun tidak menutup kemungkinan jumlahnya lebih dari itu. Sampai saat ini, belum ada rencana evakuasi duta besar dan stafnya dari Tripoli.
Sementara itu, sejumlah negara ASEAN, seperti Vietnam, Thailand, dan Filipina telah memulangkan staf kedutaan dan warganya. Kedutaan Besar Vietnam berencana memulangkan lebih dari 1.550 warganya yang kini berada di Libya.
"Sebanyak 11 staf kedutaan dan keluarga bersama 206 warga Vietnam telah dipulangkan," kata Duta Besar Vietnam untuk Libya, Dao Duy Tien, seperti dikutip Vietnam News Agency.
Sekretaris Permanen Kementerian Luar Negeri Thailand Sihasak Phuangketkeow menyatakan pemerintah Thailand mempersiapkan penerbangan komersial bagi warganya yang akan meninggalkan Libya melalui Tunisia. Ada 1.400-1.500 warga Thailand di Libya.
Adapun Filipina juga bersiap mengevakuasi 13 ribu warganya dari Libya di tengah laporan pemenggalan terhadap seorang pekerja dan pemerkosaan massal terhadap seorang perawat asal Filipina.
"Tantangan terbesar kami, seperti pada 2011, adalah meyakinkan rekan-rekan kita bahwa mereka harus meninggalkan Libya secepatnya untuk mencegah bahaya situasi yang terus memburuk," kata Menteri Luar Negeri Albert del Rosario di Manila. Pemerintah Filipina telah memerintahkan evakuasi pada 20 Juli lalu, beberapa jam setelah ditemukannya jenazah pekerja asal Filipina yang diculik di Benghazi.
Amerika Serikat, Mesir, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Turki telah menutup kedutaan mereka di Tripoli dan menarik stafnya. Pemerintah Inggris, Turki, Spanyol, Yunani, dan negara-negara Balkan mendesak warga mereka meninggalkan Libya secepatnya.
SUMBER
Link: http://adf.ly/qlruh