Puluhan kendaraan berat militer Rusia terlihat telah berkumpul di dekat perbatasan dengan Ukraina. Kesaksian ini disampaikan oleh penjaga perbatasan Ukraina yang sedang bertugas memeriksa iring-iringan bantuan kemanusiaan Rusia.
"Penjaga perbatasan Ukraina di sana telah melihat jumlah kendaraan berat militer yang cukup banyak," kata juru bicara penjaga perbatasan, Andriy Demchenko, seperti dilansir Reuters, Jumat, 15 Agustus 2014. Militer Ukraina mengatakan pemeriksaan muatan truk bantuan kemanusiaan Rusia dimulai pada Jumat pagi, namun dia tidak bisa memastikan kapan pemeriksaan itu akan selesai.
Pada Kamis kemarin, iring-iringan 280 truk berhenti di lapangan terbuka dekat Kota Kamensk-Shakhtinsky, Rusia, sekitar 20 kilometer dari perbatasan Izvaryne, yang dikuasai kelompok separatis pro-Rusia. Iring-iringan truk tersebut diklaim Rusia membawa bantuan kemanusiaan untuk wilayah Ukraina timur yang dilanda perang.
Kiev khawatir bantuan kemanusiaan itu menjadi kedok bagi militer Rusia untuk melakukan invasi, dan berkeras pasukan mereka harus memeriksa muatan truk konvoi Rusia sebelum melintasi perbatasan.
Tapi Moskow membantah adanya motif tersembunyi dari pengiriman bantuan kemanusiaan itu dan memperbolehkan penjaga perbatasan Ukraina memasuki Rusia untuk melihat muatan truk di perbatasan menuju Izvaryne.
Selain truk, seorang wartawan Reuters di tempat kejadian melihat selusin kendaraan lapis baja pengangkut personel bersenjata (APC) bergerak tidak jauh dari konvoi. Wartawan Reuters lain melihat dua lusin APC bergerak di dekat perbatasan dengan Ukraina pada Kamis malam.
"Pergerakan ke dalam otoritas Ukraina terjadi setiap hari dengan tujuan memprovokasi. Tidak diragukan lagi. Kemarin malam, beberapa kendaraan yang dilengkapi senjata telah menyeberang. Kami akan memerika jumlah kendaraan dan orang yang ada di dalamnya," kata juru bicara militer Ukraina, Oleksiy Dmytrashkivsky.
Pemerintah Kiev dan NATO khawatir Rusia, yang diyakini telah mengumpulkan lebih dari 40 ribu pasukan di dekat perbatasan, menginvasi Ukraina. Rusia menegaskan, pasukan tersebut berkumpul hanya untuk latihan militer dan tidak ada rencana invasi. Pernyataan Rusia juga menegaskan, tidak ada dukungan senjata ataupun pendanaan bagi pemberontak di Ukraina timur.
Badan-badan kemanusiaan mengatakan warga di wilayah Luhansk dan Donestk, yang dikuasai kelompok separatis pro-Rusia, mulai dilanda kekurangan air dan makanan serta tak dialiri listrik setelah empat bulan terjebak konflik. Perserikatan Bangsa-Bangsa bahkan menyebutkan jumlah korban tewas lebih dari 2.000 orang.
Rusia mengatakan iring-iringan bantuan itu membawa 2.000 ton air, makanan bayi, dan bantuan lain untuk warga di dua wilayah tersebut. Tudingan pemerintah Ukraina dan Barat dibantah keras, dengan menyatakan Rusia sama sekali tidak akan melakukan invasi militer.
Kiev sendiri mengatakan, jika bantuan kemanusiaan memasuki wilayah mereka tanpa ada persetujuan resmi otoritas, pemerintah Ukraina akan melihat tindakan tersebut sebagai serangan ilegal.
SUMBER
tanggapannya agan dan mbaknya gimana nih ?
gila bantuan kemanusiaan di anggap serangan ilegal, pemerintahnya seharusnya melihat masyarakatnya juga bukan
Dikutip dari: http://adf.ly/rBWhr


