Kamis, 12 Juni 2014 | 12:32 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com â?? Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku sebenarnya enggan mengomentari berbagai fitnah yang diarahkan kepadanya menjelang pemilu presiden. Pasalnya, Jokowi menganggap berbagai fitnah tersebut hanya pengulangan. Sebagian fitnah itu sudah pernah muncul ketika dia maju pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
"Itu diulang-ulang aja, yang buat fitnah nggak kreatif," kata Jokowi saat bersilaturahim di Pondok Pesantren Bustanul Ulum, di Kelurahan Sumelap, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Kamis (12/6/2014).
Jokowi mengatakan, meski fitnah itu hanya pengulangan, masih ada masyarakat yang percaya. Terlebih lagi, kata dia, massa pendukung sudah resah atas kampanye hitam itu. Untuk itu, mau tidak mau dia mesti meluruskan fitnah tersebut.
Dalam kesempatan itu, Jokowi kembali meluruskan fitnah soal nama "Herbertus" dan ayahnya yang disebut lahir di Singapura. Padahal, kata Jokowi, ayahnya lahir di Desa Gondangrejo dan ibunya lahir di Gumukrejo.
"Itu nama desanya ndeso banget. Wajah saya juga wajah ndeso. Masa orang seperti ini orang Singapur," seloroh Jokowi disambut tawa para hadirin.
Jokowi juga kembali meluruskan fitnah bahwa dirinya dan Jusuf Kalla akan menghapus tunjangan guru jika terpilih dalam Pilpres 2014. Isu itu meresahkan para guru di daerah.
"Kalau percaya, kebangetan. Logikanya tidak masuk. Kok dihapuskan. Kalau ditambah, mungkin," ucap Jokowi disambut tepuk tangan warga.
Sumber
Apaan lagi ya, setelah SARA, antek zionis, mamarika, KFC, dll. Pasukan cyber Prabowo/PKS butuh ide buat black campaign lagi nih
JAKARTA, KOMPAS.com â?? Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku sebenarnya enggan mengomentari berbagai fitnah yang diarahkan kepadanya menjelang pemilu presiden. Pasalnya, Jokowi menganggap berbagai fitnah tersebut hanya pengulangan. Sebagian fitnah itu sudah pernah muncul ketika dia maju pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
"Itu diulang-ulang aja, yang buat fitnah nggak kreatif," kata Jokowi saat bersilaturahim di Pondok Pesantren Bustanul Ulum, di Kelurahan Sumelap, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Kamis (12/6/2014).
Jokowi mengatakan, meski fitnah itu hanya pengulangan, masih ada masyarakat yang percaya. Terlebih lagi, kata dia, massa pendukung sudah resah atas kampanye hitam itu. Untuk itu, mau tidak mau dia mesti meluruskan fitnah tersebut.
Dalam kesempatan itu, Jokowi kembali meluruskan fitnah soal nama "Herbertus" dan ayahnya yang disebut lahir di Singapura. Padahal, kata Jokowi, ayahnya lahir di Desa Gondangrejo dan ibunya lahir di Gumukrejo.
"Itu nama desanya ndeso banget. Wajah saya juga wajah ndeso. Masa orang seperti ini orang Singapur," seloroh Jokowi disambut tawa para hadirin.
Jokowi juga kembali meluruskan fitnah bahwa dirinya dan Jusuf Kalla akan menghapus tunjangan guru jika terpilih dalam Pilpres 2014. Isu itu meresahkan para guru di daerah.
"Kalau percaya, kebangetan. Logikanya tidak masuk. Kok dihapuskan. Kalau ditambah, mungkin," ucap Jokowi disambut tepuk tangan warga.
Sumber
Apaan lagi ya, setelah SARA, antek zionis, mamarika, KFC, dll. Pasukan cyber Prabowo/PKS butuh ide buat black campaign lagi nih
