SITUS BERITA TERBARU

(berita ucrit-ucrit) Jokowi Disarankan Ikut Kursus Kilat "Public Speaking"

Thursday, June 5, 2014


JAKARTA, KOMPAS.com â?? Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) disarankan mengasah kemampuan pidatonya. Hal itu dilontarkan karena kemampuan Jokowi di atas podium dinilai minim dan perlu ditingkatkan.

Guru Besar Retorika dan Public Speaking Universitas Persada Indonesia YAI Anwar Arifin menjelaskan, seorang presiden wajib memiliki kemampuan pidato di atas rata-rata. Hal ini sebab, kemampuan itu akan bermanfaat dalam menghadapi dunia internasional dan memberi pengarahan saat negara yang dipimpin berada dalam posisi genting.

"Jokowi harus latihan, harus kursus kilat karena presiden akan banyak berhadapan dengan pemimpin luar negeri. Ini harus jadi perhatian, apalagi saat negara ada dalam posisi genting, kemampuan public speaking seorang presiden sangat diperlukan," kata Anwar, saat dihubungi, Rabu (4/6/2014).

Dosen Luar Biasa Universitas Hasanuddin Makassar itu melanjutkan, kemampuan pidato Jokowi tertinggal jauh dari calon presiden yang menjadi pesaingnya, Prabowo Subianto. Ia menilai, Jokowi kalah telak dari Prabowo saat berpidato di acara deklarasi pemilu berintegrasi dan damai yang digelar Komisi Pemilihan Umum, di Bidakara, Jakarta, Selasa (3/6/2014).

Menurut Anwar, saat berpidato di acara tersebut, Jokowi tampak sangat gugup dan kehabisan bahan. Jokowi juga dinilainya mengakhiri pidato tanpa klimaks yang jelas, berbeda dengan cara berpidato yang ditunjukkan Prabowo.

"Dari segi retorika dan substansi, Prabowo jauh lebih menguasai. Termasuk dari gesture-nya," ucap Anwar.

Sumber

pasti komen panastak ini pengamat abal-abal.

Quote:
Tjahjo: Keluguan Pidato Jokowi Akan Dipertahankan

JAKARTA, KOMPAS.com -- Ketua tim pemenangan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) pada Pemilu Presiden 2014, Tjahjo Kumolo, menyatakan, pihaknya tak akan memberi sentuhan khusus untuk meningkatkan kemampuan Jokowi dalam berpidato. Ia lebih memilih Jokowi tampil secara orisinal, sebagai figur pekerja, dan tak banyak berbicara.

Tjahjo menegaskan, karakter yang dimiliki Jokowi akan memunculkan suatu kepemimpinan yang melayani, bukan kepemimpinan retorika yang tak memberikan dampak nyata pada perbaikan hidup masyarakat yang dipimpinnya.

"Keluguan pidato Pak Jokowi akan dipertahankan. Kami tidak akan larut dan terjebak pada opini tokoh lain yang hanya pandai berpidato, tetapi minim aplikasi," kata Tjahjo, saat dihubungi, Rabu (4/6/2014).

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan itu melanjutkan, publik juga telah mengetahui kapasitas yang dimiliki oleh Jokowi-JK. Kemauan bekerja keras dan terjun langsung ke tengah masyarakat dianggapnya lebih penting ketimbang berorasi panjang lebar di atas panggung politik.

"Jangan mengharapkan Pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla berpidato bagus dan menggebu-gebu. Karena Pak Jokowi hanya akan bekerja keras melayani dan menyerap aspirasi rakyat," tandasnya.

Banyak pihak mulai membanding-bandingkan kemampuan pidato Jokowi dengan capres yang menjadi lawannya, Prabowo Subianto. Kemampuan pidato keduanya mulai menjadi perhatian setidaknya setelah tampil dalam acara deklarasi pemilu berintegritas dan damai yang digelar Komisi Pemilihan Umum, di Bidakara, Jakarta, Selasa (4/6/2014).

Dalam kesempatan itu, Prabowo berpidato sekitar delapan menit, sedangkan Jokowi lebih singkat. Secara garis besar, Jokowi dan Prabowo berharap kampanye Pilpres 2014 dapat berjalan tertib dan damai.

Guru Besar Retorika dan Public Speaking Universitas Persada Indonesia YAI, Anwar Arifin, menyarankan Jokowi agar mengikuti kursus kilat untuk meningkatkan kemampuan pidatonya. Pasalnya, kemahiran dalam pidato wajib dimiliki semua presiden untuk menghadapi dunia global dan memberikan arahan saat negara dalam posisi genting.

Sumber



siplah, pertahankan keluguanmu mas jokowi.
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive