Gamal Albinsaid, Dokter yang Dibayar dengan Sampah
PortalKBR.com, Selama ini kalau kita berobat ke dokter atau ke rumah sakit pasti membayarnya dengan uang. Namun, di Kecamatan Lowokwaru, Malang, Jawa Timur orang-orang cukup membayarnya dengan sampah. Wah, kok bisa ya? Seorang dokter muda bernama Gamal Albinsaid dan teman-temanya di Fakultas Kedokteran di Universitas Brawijaya Malang lah yang membuatnya menjadi mungkin. Nah, karena itulah Kakak dari KBR68H berbincang dengan Mas Gamal Albinsaid, pendiri klinik kesehatan berbasis asuransi sampah. Yuk kita simak obrolan mereka.
Ceritain dong Programnya Mas Gamal itu seperti apa?
Program ini berawal dari 3 tahun yang lalu, saya dengan teman dan guru saya mencoba mengembangkan sebuah klinik. Dimana kita mengetahui klinik ini, ketika kita membuat sebuah pelayanan kesehatan kita membicarakan dua hal yaitu pelayanan itu sendiri dan pembiayaan. Dan, kebanyakan masyarakat itu tidak menggunakan akses kesehatan karena masalah biaya. Berangkat dari masalah tersebut, saya dan teman-teman berusaha mengembangkan sebuah sistem asuransi. Asuransi mikro yang berbasis masyarakat, dimana dengan sistem asuransi tersebut kita bertujuan supaya akses kesehatan itu bisa sampai kepada masyarakat. Akhirnya kita membuat sistem asuransi klinik kesehatan dengan sampah.
Apa sih yang melatarbelakangi Mas Gamal dan teman-teman untuk bergerak seperti ini?
Saya yakin, ketika Tuhan memberikan sebuah karunia dan kita tidak gunakan karunia itu untuk ridhoNya, maka mungkin Tuhan akan mengganti dengan orang-orang yang lebih baik, sehingga kami merasa sebagai tenaga kesehatan kami memiliki tanggung jawab profesi. Lalu dengan itu kami ingin lewat tangan-tangan kami, kami bisa menjadikan kesehatan sebagai bentuk ibadah kami kepada Tuhan, sehingga berangkat dari situ kami berusaha mengembangkan sebuah program, yang dengan effort minimal dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya. Terus kenapa kita memilih sampah? Karena pasti semua orang punya sampah. Dan sampah itu bukan sesuatu yang berharga bagi sebagian orang, bahkan mereka harus mengeluarkan uang untuk membersihkan sampah di rumahnya. Sampah itu ada dua, yang organik dan non-organik. Yang organik kami gunakan keranjang Sakti Tagakura. Dimana, sampah itu ketika disimpan dalam waktu dua minggu dia menjadi pupuk lalu kita jual. Dan sampah yang non organik kami kerjasama dengan pengepul, sehingga sistem asuransi kami mencoba dengan sebuah RW di Malang. Dengan, sistem asuransi tersebut, satu RW itu banyak yang menggunakan akses klinik kami.
Berarti cara membayar pakai sampah itu yah?
Iya. Jadi warga setor sampah dengan standar yang telah kami tentukan setiap minggu. Dan ketika mereka pun tidak sakit, dana-dana itu akan kita kumpulkan menjadi dana sehat. Disamping kita berorientasi pada sistem asuransi sampah, kita juga mengembangkan sistem kesehatan holistik. Jadi, biasanya orang berpikir dokter itu bertugas untuk menyembuhkan orang sakit. Tapi, bagi saya tidak. Tugas dokter itu membuat orang yang sehat jadi lebih sehat, mencegah orang yang sehat tidak sakit. Klinik kami juga bergerak dibidang itu, sehingga dana sehat yang terkumpul dari sampah itu bukan hanya untuk mengobati yang sakit, tapi juga untuk penyuluhan, untuk membagikan buku, pemeriksaan gratis dan sebagainya kepada warga sehingga jumlah yang sakit turun.
Apa nilai yang sudah bisa terlihat dari program ini?
Akses kesehatan ya. Jadi warga yang sebelumnya dia harus ke dokter bayar 30 sampai 50 ribu, dengan program sampah, dia tidak terbebani. Jadi, dengan program seperti ini halangan masyarakat untuk mengakses masyarakat itu menjadi hilang.
Sumber :: PortalKBR.com
Dokter Gamal Albinsaid
Saluuutttt buat ente dok...
PortalKBR.com, Selama ini kalau kita berobat ke dokter atau ke rumah sakit pasti membayarnya dengan uang. Namun, di Kecamatan Lowokwaru, Malang, Jawa Timur orang-orang cukup membayarnya dengan sampah. Wah, kok bisa ya? Seorang dokter muda bernama Gamal Albinsaid dan teman-temanya di Fakultas Kedokteran di Universitas Brawijaya Malang lah yang membuatnya menjadi mungkin. Nah, karena itulah Kakak dari KBR68H berbincang dengan Mas Gamal Albinsaid, pendiri klinik kesehatan berbasis asuransi sampah. Yuk kita simak obrolan mereka.
Ceritain dong Programnya Mas Gamal itu seperti apa?
Program ini berawal dari 3 tahun yang lalu, saya dengan teman dan guru saya mencoba mengembangkan sebuah klinik. Dimana kita mengetahui klinik ini, ketika kita membuat sebuah pelayanan kesehatan kita membicarakan dua hal yaitu pelayanan itu sendiri dan pembiayaan. Dan, kebanyakan masyarakat itu tidak menggunakan akses kesehatan karena masalah biaya. Berangkat dari masalah tersebut, saya dan teman-teman berusaha mengembangkan sebuah sistem asuransi. Asuransi mikro yang berbasis masyarakat, dimana dengan sistem asuransi tersebut kita bertujuan supaya akses kesehatan itu bisa sampai kepada masyarakat. Akhirnya kita membuat sistem asuransi klinik kesehatan dengan sampah.
Apa sih yang melatarbelakangi Mas Gamal dan teman-teman untuk bergerak seperti ini?
Saya yakin, ketika Tuhan memberikan sebuah karunia dan kita tidak gunakan karunia itu untuk ridhoNya, maka mungkin Tuhan akan mengganti dengan orang-orang yang lebih baik, sehingga kami merasa sebagai tenaga kesehatan kami memiliki tanggung jawab profesi. Lalu dengan itu kami ingin lewat tangan-tangan kami, kami bisa menjadikan kesehatan sebagai bentuk ibadah kami kepada Tuhan, sehingga berangkat dari situ kami berusaha mengembangkan sebuah program, yang dengan effort minimal dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya. Terus kenapa kita memilih sampah? Karena pasti semua orang punya sampah. Dan sampah itu bukan sesuatu yang berharga bagi sebagian orang, bahkan mereka harus mengeluarkan uang untuk membersihkan sampah di rumahnya. Sampah itu ada dua, yang organik dan non-organik. Yang organik kami gunakan keranjang Sakti Tagakura. Dimana, sampah itu ketika disimpan dalam waktu dua minggu dia menjadi pupuk lalu kita jual. Dan sampah yang non organik kami kerjasama dengan pengepul, sehingga sistem asuransi kami mencoba dengan sebuah RW di Malang. Dengan, sistem asuransi tersebut, satu RW itu banyak yang menggunakan akses klinik kami.
Berarti cara membayar pakai sampah itu yah?
Iya. Jadi warga setor sampah dengan standar yang telah kami tentukan setiap minggu. Dan ketika mereka pun tidak sakit, dana-dana itu akan kita kumpulkan menjadi dana sehat. Disamping kita berorientasi pada sistem asuransi sampah, kita juga mengembangkan sistem kesehatan holistik. Jadi, biasanya orang berpikir dokter itu bertugas untuk menyembuhkan orang sakit. Tapi, bagi saya tidak. Tugas dokter itu membuat orang yang sehat jadi lebih sehat, mencegah orang yang sehat tidak sakit. Klinik kami juga bergerak dibidang itu, sehingga dana sehat yang terkumpul dari sampah itu bukan hanya untuk mengobati yang sakit, tapi juga untuk penyuluhan, untuk membagikan buku, pemeriksaan gratis dan sebagainya kepada warga sehingga jumlah yang sakit turun.
Apa nilai yang sudah bisa terlihat dari program ini?
Akses kesehatan ya. Jadi warga yang sebelumnya dia harus ke dokter bayar 30 sampai 50 ribu, dengan program sampah, dia tidak terbebani. Jadi, dengan program seperti ini halangan masyarakat untuk mengakses masyarakat itu menjadi hilang.
Sumber :: PortalKBR.com
Dokter Gamal Albinsaid
Saluuutttt buat ente dok...