Quote:Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Danang Parikesit menyatakan kecepatan kendaraan pada saat jam sibuk masih di bawah 20 kilometer per jam. Padahal idealnya, pada saat jam-jam sibuk kecepatannya antara 20-30 kilometer perjam.
Oleh karenanya, Danang melanjutkan, untuk mengatasi permasalahan transportasi di wilayah Jabodetabek diperlukan setting parameter yang benar. "Termasuk permasalahan laju kendaraan pada saat jam sibuk," ujar Danang, Kamis, 29 Agustus 2013.
Selain itu, untuk membenahi masalah transportasi di Jabodetabek diperlukan menata panggung. Permasalahan di Jakarta tak lepas dari daerah penyangga seperti Bodetabek. "Jakarta tak bisa berdiri sendiri maka harus ada sinergi yang baik dengan daerah penyangga."
Terakhir, Danang menambahkan, kompleksitas masalah transportasi Jakarta harus melihat penataan strategi. Penataan strategi diperlukan karena pembiayaan masalah transportasi tak semuanya dibebankan kepada pemerintah daerah tapi pemerintah pusat pun harus turut andil.
Wakil Menteri Perhubungan, Kementerian Perhubungan Bambang Susantono menginginkan pembangunan transportasi di Jakarta harus memperhatikan masalah berkurangnya angkutan umum. "Kami menginginkan kebijakan agar masyarakat beralih ke angkutan umum," ucapnya.
Menurut Bambang, saat ini perbandingan antara kapasitas jalan dan jumlah kendaraan sudah tak lagi berimbang. "Maka kita harus fokus pada pada pembangunan transpotasi umum."
sumber: TEMPO
masalah kemacetan memang menjadi masalah yang paling utama dan paling dikeluhkan oleh warga Jakarta berikut ada cara untuk menanganinya
5 Cara Atasi Masalah Transportasi di Jabodetabek
Quote:Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam mengatasi masalah transportasi di Jabodetabek. Pertama, sistem angkutan massal berbasis rel merupakan tulang punggung mengatasi masalah transportasi. "Jika ada satu kota yang memerlukan jalur rel, maka harus segera dibangun," katanya.
Kedua, Bambang melanjutkan, kendaraan pribadi mesti ditahan di daerah perbatasan atau penyangga. Setiap hari tak kurang ada 25 juta orang melakukan perjalanan ke Jakarta. Ada sekitar 18 juta pergerakan di dalam kota DKI Jakarta dan sekitar 7 juta menggunakan komuter.
Ketiga, perlu ditingkatkan pembangunan jalan untuk angkutan umum. Pembangunan transportasi di Jakarta harus memperhatikan masalah berkurangnya angkutan umum. �Kami menginginkan kebijakan agar masyarakat beralih ke angkutan umum," ucapnya.
Keempat, ia menambahkan, pembangunan stasiun yang terintegrasi dengan kawasan properti. Kawasan properti dan trasportasi di negara maju saling terkait.
Terakhir, minibus dan angkutan umum itu juga elemen penting. Sehingga angkutan harus dikembangkan. Sebab meskipun ada subway, kereta, dan monorail ada kapasitas angkutnya masih di bawah 10 juta. "Maka harus fokus juga terhadap angkutan umum."
Namun, Bambang menilai dari sisi teknis dan rencana sangat mudah. Tapi yang paling sulit ketika masuk kepada kebijakan politiknya.
sumber: TEMPO
saat ini pak Jokowi dan pak Ahok sedang berusaha untuk mengubah Jakarta, walaupun penuh pro dan kontra setidaknya mari kita bantu mereka, tanpa peran masyarakat juga ga akan jalan