KOMPAS.com � Jakarta kembali memimpin sebagai kota dengan pertumbuhan harga hunian mewah tertinggi di dunia selama tiga kuartal berturut-turut dalam Global Cities Index yang dikeluarkan Knight Frank. Pada kuartal II 2013, peningkatan harga hunian mewah di Ibu Kota Negara Indonesia ini sebesar 27,2 persen.
Pencapaian tersebut menempatkan Jakarta unggul di atas kota-kota dunia lainnya seperti Dubai, Shanghai, St Petersburg, dan Tel Aviv. Secara keseluruhan, rerata harga hunian mewah di kota-kota utama dunia yang disurvei mengalami kenaikan sebesar 2,4 persen pada kuartal kedua tahun ini. Setelah sempat turun 0,4 persen selama kuartal pertama.
Periset Residensial Internasional, Kate Everett-Allen, mengungkapkan pencapaian indeks pada angka 27 persen ini di atas angka yang dapat dibukukan pada kuartal kedua 2009 pascakrisis keuangan. Hal tersebut sekaligus menandai pertumbuhan ini sebagai yang terkuat selama tiga tahun terakhir.
Setelah Jakarta, peringkat berikutnya adalah Dubai, Shanghai, St Petersburg, dan Tel Aviv. Keempatnya mencatat kinerja lonjakan harga selama setahun terakhir. Sementara 28 kota dunia lainnya yang masuk dalam keranjang penelitian Knight Frank mengalami peningkatan sebesar 5,6 persen hingga Juni 2013.
Bagaimana dengan kota-kota di Eropa? Serupa dengan pencapaian kuartal sebelumnya, tetap menjadi wilayah dengan kinerja terburuk. Roma, Paris, dan Madrid menempati posisi tiga terbawah dalam indeks tersebut. Menyusul penurunan harga residensial sebesar 0,9 persen. Meski demikian, penurunan tersebut tidak sebesar tahun lalu, anjlok hingga 3,4 persen.
Buruknya kinerja tersebut mendorong beberapa negara Eropa memperkenalkan kebijakan "Golden Visa" dan insentif pajak untuk menarik investor asing.
Sebaliknya, beberapa negara Asia justru mengerem laju pertumbuhan harga. Hanya saja, upaya tersebut tidak berdampak signifikan. Bahkan berbagai langkah pengetatan seperti yang dilakukan Singapura dengan melipatgandakan bea materai, tidak berpengaruh pada harga hunian mewahnya yang tetap meningkat 5,5 persen pada kuartal II.
Jakarta Ungguli Dubai dan Shanghai
Terkait :
Lagi, Jakarta Didapuk Nomor Satu Dunia
JAKARTA, KOMPAS.com � Setelah Urban Land Institute (ULI) dan PricewaterhouseCoopers (PwC) menahbiskan Jakarta sebagai arena investasi properti nomor wahid di dunia, kini giliran Knight Frank yang mengonfirmasi kota ini sebagai peringkat pertama dunia. Tak main-main, bukan sekadar peringkat teratas yang mereka sematkan pada ibu kota negara kita tercinta ini, melainkan berdasarkan riset pertumbuhan harga rumah mewah!
Jakarta mencatat kinerja mengagumkan, yakni 38,1 persen, jauh di atas kota-kota kelas dunia lainnya macam Miami, Hongkong, Singapura, London, Tokyo, bahkan New York. Dari 29 kota dunia dalam Indeks Knight Frank Global Cities, Jakarta memimpin pertumbuhan harga rumah mewah selama setahun (year on year) 2012-2013. Bahkan, apabila perhitungan persentase dilakukan hanya pada 3 bulan pertama tahun ini pun, Jakarta tetap berada pada peringkat lima besar dunia bersama Monaco, Dubai, dan Los Angeles.
Meski tetap menunjukkan peningkatan sebesar 3,6 persen pada pembukaan kuartal, secara umum, harga properti premium di 29 kota global tersebut tergelincir 0,4 persen pertumbuhannya. Sebanyak delapan kota tercatat mengalami pertumbuhan dua digit, termasuk Monaco yang dilaporkan mengalami lompatan sebesar 10 persen dalam kuartal perdana 2013 ini.
Bangkok, Miami, Dubai, dan Shanghai menemani Jakarta masuk lingkaran lima besar kota dengan kinerja terbaik. Harga properti Bangkok naik 26,1 persen dalam setahun terakhir, sementara Miami terlihat meningkat 21,1 persen. Lompatan signifikan juga dialami Dubai dengan angka 18,3 persen, dan Shanghai dilaporkan melonjak 17,4 persen.
Menurut Knight Frank, pertumbuhan harga properti perdana di Jakarta dan Bangkok tak lain karena kuatnya permintaan domestik dari kalangan kelas menengah baru yang jumlahnya juga tak kalah signifikan. Sementara itu, pertumbuhan harga properti di kota dunia lain, macam Miami, dipengaruhi oleh masyarakat Amerika Latin yang membeli properti mewah ini. Dana tersebut mengalir dari Brasil, Venezuela, dan Argentina.
Bagaimana dengan kota-kota lainnya?
Kota-kota di Eropa tetap "terbelakang" dan masih di luar gelanggang persaingan. Mereka mencatat penurunan rata-rata 2,3 persen. Sementara itu, Tokyo merupakan kota dengan performa paling buruk, anjlok 17,9 persen. Ini terjadi karena faktor "Abenomics" yang merupakan kebijakan moneter terbaru dari Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Namun begitu, kebijakan ini perlahan telah memperkuat sentimen bisnis seiring permintaan properti mewah. Serupa halnya dengan New York yang kinerjanya semakin turun hingga 9,9 persen.
sumber
Untuk ukuran kota yang fasilitas umumnya belum memadai, ini sebuah prestasi atau bukan ya
Pencapaian tersebut menempatkan Jakarta unggul di atas kota-kota dunia lainnya seperti Dubai, Shanghai, St Petersburg, dan Tel Aviv. Secara keseluruhan, rerata harga hunian mewah di kota-kota utama dunia yang disurvei mengalami kenaikan sebesar 2,4 persen pada kuartal kedua tahun ini. Setelah sempat turun 0,4 persen selama kuartal pertama.
Periset Residensial Internasional, Kate Everett-Allen, mengungkapkan pencapaian indeks pada angka 27 persen ini di atas angka yang dapat dibukukan pada kuartal kedua 2009 pascakrisis keuangan. Hal tersebut sekaligus menandai pertumbuhan ini sebagai yang terkuat selama tiga tahun terakhir.
Setelah Jakarta, peringkat berikutnya adalah Dubai, Shanghai, St Petersburg, dan Tel Aviv. Keempatnya mencatat kinerja lonjakan harga selama setahun terakhir. Sementara 28 kota dunia lainnya yang masuk dalam keranjang penelitian Knight Frank mengalami peningkatan sebesar 5,6 persen hingga Juni 2013.
Bagaimana dengan kota-kota di Eropa? Serupa dengan pencapaian kuartal sebelumnya, tetap menjadi wilayah dengan kinerja terburuk. Roma, Paris, dan Madrid menempati posisi tiga terbawah dalam indeks tersebut. Menyusul penurunan harga residensial sebesar 0,9 persen. Meski demikian, penurunan tersebut tidak sebesar tahun lalu, anjlok hingga 3,4 persen.
Buruknya kinerja tersebut mendorong beberapa negara Eropa memperkenalkan kebijakan "Golden Visa" dan insentif pajak untuk menarik investor asing.
Sebaliknya, beberapa negara Asia justru mengerem laju pertumbuhan harga. Hanya saja, upaya tersebut tidak berdampak signifikan. Bahkan berbagai langkah pengetatan seperti yang dilakukan Singapura dengan melipatgandakan bea materai, tidak berpengaruh pada harga hunian mewahnya yang tetap meningkat 5,5 persen pada kuartal II.
Jakarta Ungguli Dubai dan Shanghai
Terkait :
Lagi, Jakarta Didapuk Nomor Satu Dunia
JAKARTA, KOMPAS.com � Setelah Urban Land Institute (ULI) dan PricewaterhouseCoopers (PwC) menahbiskan Jakarta sebagai arena investasi properti nomor wahid di dunia, kini giliran Knight Frank yang mengonfirmasi kota ini sebagai peringkat pertama dunia. Tak main-main, bukan sekadar peringkat teratas yang mereka sematkan pada ibu kota negara kita tercinta ini, melainkan berdasarkan riset pertumbuhan harga rumah mewah!
Jakarta mencatat kinerja mengagumkan, yakni 38,1 persen, jauh di atas kota-kota kelas dunia lainnya macam Miami, Hongkong, Singapura, London, Tokyo, bahkan New York. Dari 29 kota dunia dalam Indeks Knight Frank Global Cities, Jakarta memimpin pertumbuhan harga rumah mewah selama setahun (year on year) 2012-2013. Bahkan, apabila perhitungan persentase dilakukan hanya pada 3 bulan pertama tahun ini pun, Jakarta tetap berada pada peringkat lima besar dunia bersama Monaco, Dubai, dan Los Angeles.
Meski tetap menunjukkan peningkatan sebesar 3,6 persen pada pembukaan kuartal, secara umum, harga properti premium di 29 kota global tersebut tergelincir 0,4 persen pertumbuhannya. Sebanyak delapan kota tercatat mengalami pertumbuhan dua digit, termasuk Monaco yang dilaporkan mengalami lompatan sebesar 10 persen dalam kuartal perdana 2013 ini.
Bangkok, Miami, Dubai, dan Shanghai menemani Jakarta masuk lingkaran lima besar kota dengan kinerja terbaik. Harga properti Bangkok naik 26,1 persen dalam setahun terakhir, sementara Miami terlihat meningkat 21,1 persen. Lompatan signifikan juga dialami Dubai dengan angka 18,3 persen, dan Shanghai dilaporkan melonjak 17,4 persen.
Menurut Knight Frank, pertumbuhan harga properti perdana di Jakarta dan Bangkok tak lain karena kuatnya permintaan domestik dari kalangan kelas menengah baru yang jumlahnya juga tak kalah signifikan. Sementara itu, pertumbuhan harga properti di kota dunia lain, macam Miami, dipengaruhi oleh masyarakat Amerika Latin yang membeli properti mewah ini. Dana tersebut mengalir dari Brasil, Venezuela, dan Argentina.
Bagaimana dengan kota-kota lainnya?
Kota-kota di Eropa tetap "terbelakang" dan masih di luar gelanggang persaingan. Mereka mencatat penurunan rata-rata 2,3 persen. Sementara itu, Tokyo merupakan kota dengan performa paling buruk, anjlok 17,9 persen. Ini terjadi karena faktor "Abenomics" yang merupakan kebijakan moneter terbaru dari Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Namun begitu, kebijakan ini perlahan telah memperkuat sentimen bisnis seiring permintaan properti mewah. Serupa halnya dengan New York yang kinerjanya semakin turun hingga 9,9 persen.
sumber
Untuk ukuran kota yang fasilitas umumnya belum memadai, ini sebuah prestasi atau bukan ya