Sesama jemaat gereja HKBP Nomensen Jalan Rumah Sakit atau Jalan Asrama Brayan Bengkel, Medan bentrok, Minggu (28/7/2013) pagi tadi. Bentrokan yang berujung aksi penganiayaan tersebut dipicu 400-an jemaat yang hendak melakukan kebaktian, diusir paksa oleh pendukung Pendeta Pantas Panggabean.
Salah seorang korban, K Sihombing mengaku, awalnya mereka datang ke gereja tersebut hanya melakukan kebaktian seperti Minggu biasanya. Namun karena 400-an jemaat tersebut sudah dipecat sang pendeta, dengan kekuasaan yang dimiliki pemimpin gereja tersebut, seluruh jemaat yang hadir diusir paksa dari dalam gereja bahkan dengan tindakan pemukulan.
"Kami datang cuma untuk kebaktian. Tapi kenapa kami diusir dan dipukuli. Padahal Kamis lalu (25/7/2013), kami sudah memberitahukan akan kebaktian hari ini," terang K Sihombing kepada MedanBagus.Com.
K Sihombing sendiri (foto-red) menjadi korban pemukulan. Bibir bagian bawahnya pecah terkena bogem mentah jemaat pengikuti Pendeta Pantas Panggabean.
Sementara korban pemukulan lainnya, Amir Siregar mengatakan, Pendeta Pantas Panggabean diberikan kepercayaan pengurus HKBP pusat untuk membimbing tiap jemaat kepada kebaikan, namun mengapa seolah menjadi penguasa tunggal yang tidak terima dengan jemaat gereja HKBP Nomensen Jalan Asrama Brayan Bengkel memberikan pendapatnya.
"Kami tidak setuju kalau dia (Pdt Pantas Panggabean-red) jadi pendeta kami. Kami juga berhak memasuki rumah ibadah ini, karena ini milik bersama. Kenapa kami di usir dan dipukuli," ungkapnya geram.
Kasus pemukulan tersebut sudah dilaporkan ke Polsekta Medan Timur. Sementara Pendeta Pantas Panggabean yang dituding sebagai pemicu kerusuhan belum bersedia dikonfirmasi terkait kejadian ini. [ded]
Sumber
Baru tahu ada pendeta memecat jemaatnya
Semoga cepet kelar aja dah kasusnya (atau hilang ditelan masa ), malu sama tetangga