Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menerima kunjungan tim dari Jerman yang mempresentasikan program sistem pengendali banjir secara on line, Kamis (1/8). Sistem itu terintegrasi secara on line untuk memantau titik-titik banjir di kawasan yang dipasangi Global Positioning System (GPS).
Seperti biasa, acara itu diunggah ke Youtube sebagai bentuk keterbukaan informasi publik. Pertama kali tim dari Jerman memaparkan cara kerja sistem itu melalui layar monitor, berikut keunggulan produk tersebut. Tim juga memasukkan gambar peta, serta cara kerja sistem tersebut.
Ahok tampak diam memerhatikan presentasi itu. Setelah pemaparan produk selesai, giliran Ahok bicara panjang lebar. Tampaknya mantan bupati Belitung Timur itu tertarik dengan produk tersebut. Sebagai wakil gubernur, dia nampak paham dengan sistem berbasis on line itu. Bahkan dia sempat bertanya soal harga.
Dia juga mewacanakan, bahwa produk itu sepertinya penting untuk memantau rumah sakit, puskesmas, hingga bus TransJakarta. Dengan bantuan sistem itu, Ahok mengatakan bakal mudah memantau sistem data di rumah sakit, termasuk kondisinya ketika banjir. Syaratnya pihak rumah sakit tidak malas mengupload data-data.
Setelah beberapa lama bicara, giliran seorang anggota perwakilan tim dari Jerman, yang dari awal duduk di sebelah kiri Ahok angkat bicara. Dia memberi informasi tentang produk itu. Menurut dia, produk ini juga telah dipakai oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Mereka memilih performance based contracting: kontrak membangun dan maintenance (mengelola).
Bila Pemprov DKI mau memakai sistem itu, bisa seperti yang dilakukan oleh Kementerian PU. Dia juga memberi contoh konstruksi rancangan sistem, dari yang murah sampai mahal. Pria berkumis itu mencontohkan, dengan kemampuan sensor tertentu, jalan provinsi bisa dipantau dengan mudah, bahkan jalan nasional sekalipun.
Mendengar paparan itu Ahok nyeletuk, "(jalan) Pantura gitu? Kalau ini (sambil menunjuk kertas rancangan bangunan yang disodorkan tim untuk memantau jalan Pantura) nunggu Pak Jokowi sudah pindah ke Merdeka Utara (maksudnya Istana Presiden) aja ya. Jadi kan kalau mau menguasai Merdeka Utara mesti menginjak Merdeka Selatan dulu," katanya langsung disambut tawa peserta rapat.
jadi, apa itu artinya Jokowi memang benar-benar berniat nyapres, Pak Ahok ?
sumber dimari